Dunia sepak bola dikejutkan dengan berita tragis bahwa striker Liverpool Diogo Jota meninggal dalam kecelakaan lalu lintas serius saat mengendarai supercar Lamborghini Huracan.
Peristiwa itu terjadi di km 65 jalur A-52, dekat kota Cernadilla (Zamora, Spanyol), menuju Benavente pada 3 Juli. Bersama Jota, adiknya, Andre Jota, pemain klub Penafiel, juga tewas. Kedua bersaudara itu dikabarkan tewas di tempat setelah mobil mereka terbakar.
Lamborghini Huracan yang dikendarai Jota dianggap sebagai salah satu mobil super paling bertenaga dan berbahaya di jalan raya. Dengan desain yang hampir menyerupai mobil balap, mobil ini hadir dalam empat versi – Sterrato, Tecnica, STO, dan EVO Spyder – yang semuanya menggunakan penggerak roda belakang, faktor yang sering menyebabkan hilangnya kendali saat menikung dengan kecepatan tinggi.
Polisi lalu lintas menduga penyebab kecelakaan adalah pecahnya ban belakang, yang menyebabkan mobil kehilangan kendali dan keluar jalur. Jika insiden terjadi saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, konsekuensi yang fatal pasti akan terjadi.
Huracan adalah simbol kecepatan merek Lamborghini. Di balik kapnya terdapat mesin V10 berkapasitas 5,3 liter, dengan kapasitas maksimum hingga 640 tenaga kuda (tergantung versinya, bisa dari 610 tenaga kuda atau lebih).
Mobil ini dilengkapi dengan transmisi kopling ganda 7-percepatan, yang memungkinkan perpindahan gigi yang sangat cepat, beserta tiga mode berkendara: Strada (untuk jalan licin), Sport (daya optimal), dan Corsa – mode bagi mereka yang ingin merasakan sensasi balapan sesungguhnya. Versi yang paling bertenaga mampu berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 3,2 detik dan mencapai kecepatan maksimum 325 km/jam – angka yang hanya terlihat di lintasan balap profesional.
Dari segi desain, Huracan menggunakan teknologi aerodinamis ALA (Aerodinamica Lamborghini Attiva), yang mengoptimalkan downforce, sehingga menghasilkan cengkeraman yang sangat baik pada kecepatan tinggi. Bodinya terbuat dari serat karbon dan material yang sangat ringan, sehingga bobotnya lebih ringan untuk meningkatkan performa.
Mobil super ini juga dikembangkan oleh Lamborghini menjadi versi balap seperti Super Trofeo EVO dan GT3 EVO2 – kuda perang yang mendominasi turnamen balap bergengsi di bawah standar teknis FIA.
Namun, kombinasi teknologi canggih dan performa ekstrem itu bisa menjadi pedang bermata dua jika pengemudi tidak mengendalikan batasnya. Di tangan pengemudi profesional, Huracan adalah senjata yang ampuh. Namun, di jalan umum, dengan kecepatan tinggi, mobil ini juga bisa menjadi mesin penghancur – dan dalam kasus ini, mobil ini telah merenggut nyawa salah satu talenta sepak bola Portugal yang paling cemerlang.
Diogo Jota – di usia 28 tahun – sedang berada di puncak kariernya. Ia adalah andalan Liverpool, wajah yang tak asing bagi tim nasional Portugal, setelah berjuang di EURO dan Piala Dunia. Kepergian Jota yang tiba-tiba tidak hanya meninggalkan kekosongan besar di hati para penggemar, tetapi juga menjadi peringatan bagi para atlet muda – mereka yang secara teratur mendekati mesin-mesin cepat yang terkadang, karena kecerobohan sesaat, dapat merenggut nyawa mereka.
Tragedi kecepatan dan kerugian yang tidak dapat diperbaiki bagi sepak bola dunia.