Pekan terakhir Juli 2025 menjadi momen krusial bagi pasar altcoin, yang mengalami koreksi tajam hingga hampir 10%.
Kapitalisasi pasar yang semula berada di angka US$1,57 triliun kini menyusut menjadi US$1,4 triliun, memicu gelombang likuidasi besar-besaran senilai lebih dari US$840 juta hanya dalam 24 jam.
Mayoritas kerugian berasal dari posisi long trader leverage yang terlalu optimis terhadap kelanjutan tren bullish sebelumnya.
Menurut data dari Coinglass, sebanyak 314.302 posisi trader dilikuidasi, dengan total kerugian mendekati US$1 miliar. Koreksi ini menjadi pengingat bahwa pasar kripto, khususnya altcoin, memiliki karakteristik volatilitas tinggi yang menuntut strategi investasi yang disiplin dan adaptif.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menilai bahwa aksi ambil untung setelah empat pekan kenaikan berturut-turut merupakan fase konsolidasi yang sehat, bukan sinyal pembalikan tren.
“Selama Bitcoin tetap stabil dan tidak memasuki tren penurunan, altcoin masih memiliki peluang untuk pulih dalam waktu dekat,” katanya.
Koreksi ini juga terjadi di tengah pergeseran sentimen global yang menarik. Laporan dari 10x Research menunjukkan bahwa reli harga kripto belakangan ini didominasi oleh aktivitas perdagangan di jam Asia, sementara pelaku pasar di Amerika Serikat dan Eropa justru memimpin aksi profit-taking.
Fenomena ini tercermin pada Ethereum (ETH), yang mencatat kenaikan signifikan selama jam Asia namun mengalami tekanan jual saat pasar Barat dibuka. Meskipun tekanan jual meningkat, Crypto Fear & Greed Index masih menunjukkan zona “Greed”, menandakan bahwa pelaku pasar belum memasuki fase kepanikan.
Fyqieh mengingatkan bahwa altcoin secara historis memang lebih rentan terhadap fluktuasi dibandingkan Bitcoin. Dengan dominasi pasar BTC yang masih bertahan di kisaran 53%, aliran dana investor cenderung terkonsentrasi pada Bitcoin.
Dalam kondisi seperti ini, altcoin season biasanya bersifat sementara dan mudah berbalik arah jika tidak disertai penurunan dominasi BTC secara signifikan. Berdasarkan pola pergerakan sebelumnya, reli altcoin yang berkelanjutan baru terjadi saat dominasi Bitcoin menurun secara konsisten.
Di tengah dinamika pasar yang tidak menentu, strategi manajemen risiko menjadi kunci utama. Fyqieh menyarankan investor untuk tetap disiplin dan tidak terburu-buru mengambil keputusan.
Koreksi memang bisa menjadi peluang akumulasi, tetapi tetap perlu diiringi dengan analisis teknikal yang kuat dan pendekatan jangka pendek yang fleksibel.
“Jika Bitcoin gagal mencetak level tertinggi baru dan justru bergerak mendatar, dana yang sebelumnya mengalir ke altcoin bisa ditarik kembali secara agresif, memperpanjang tekanan di pasar,” ujar Fyqieh.
Dengan volatilitas yang tinggi dan dominasi Bitcoin yang masih kuat, investor altcoin perlu lebih cermat dalam membaca arah pasar. Koreksi Juli 2025 bukanlah akhir dari tren, melainkan fase transisi yang membuka ruang bagi strategi baru.
Bagi investor yang mampu mengelola risiko dan membaca momentum dengan tepat, fase ini bisa menjadi titik awal untuk membangun portofolio yang lebih tangguh di tengah ketidakpastian.