Penyuluh Agama Islam asal Jawa Barat Shofwah (kedua dari kiri) menerima penghargaan atas upayanya meningkatkan literasi ekonomi syariah bagi masyarakat
Bandung (Kemenag) — Di sebuah desa di Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, seorang penyuluh agama bernama Shofwah Tafasir punya cara unik berdakwah. Alih-alih hanya mengajarkan ilmu fikih dan doa-doa harian, ia justru mengajak para ibu rumah tangga mengenal saham syariah.
“Banyak yang mengira investasi itu harus dengan modal besar. Padahal dengan Rp20 ribu saja, ibu-ibu bisa mulai. Saya sering bilang, ibu dasteran pun bisa financial freedom dari saham,” ujarnya sambil tersenyum.
Dari Dapur ke Bursa Saham
Upaya pemberdayaan yang dilakukan Shofwah dimulai sejak empat tahun lalu. Pada Juli 2021, Shofwa membentuk wadah dakwah ekonomi syariah, yang bernama Komunitas InvestAra.
Mereka yang lulus mentoring, menjadi bagian komunitas InvestAra, dan mendapatkan bimbingan life time atau selamanya. Komunitas investara merupakan objek penelitian untuk KTI (Karya Tulis Ilmiah).
Program yang digagas Shofwah sederhana: memberi pemahaman dasar investasi syariah, mengajarkan praktik membeli saham pertama, hingga mendampingi ibu-ibu rumah tangga belajar literasi finansial. Pendampingan dilakukan lewat grup WhatsApp, webinar, hingga pertemuan langsung bersama kelompok UMKM.
Selama dua minggu intensif, para peserta belajar dari nol. Hasilnya mengejutkan. Dari 86 responden penelitian yang ia lakukan, 85 persen benar-benar bertransformasi menjadi investor saham syariah. Sebuah capaian yang tak hanya meningkatkan literasi keuangan, tapi juga menumbuhkan rasa percaya diri para ibu rumah tangga.
“Awalnya mereka ragu. Tapi begitu mencoba, banyak yang merasa bangga bisa punya saham syariah sendiri. Dari sekadar menabung, mereka belajar menjadi investor,” kata Shofwah.
Apresiasi di PENAIS Award
Upaya konsisten Shofwah selama empat tahun akhirnya berbuah manis. Ia dinobatkan sebagai Juara Terbaik kategori Pemberdayaan Ekonomi Umat pada ajang Penerangan Agama Islam (PENAIS) Award 2025.
Penghargaan itu diserahkan dalam acara Doa Kebangsaan Lintas Iman di Masjid Pusdai, Bandung, Kamis (4/9/2025). Selain trofi, Shofwah menerima _kadedeuh_ Rp10 juta dari Gubernur Jawa Barat yang diwakili Asisten Daerah Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, H. Asep Sukmana.
Namun bagi Shofwah, penghargaan bukanlah tujuan utama. “Yang lebih penting adalah prosesnya. Saya harus menjelaskan detail program, dampak sosial, sampai menghadirkan testimoni peserta. Bagi saya, penghargaan ini milik bersama ibu-ibu yang sudah berani melangkah,” ucapnya.
Dakwah dengan Wajah Baru dan Menggerakkan
Shofwah percaya, dakwah tidak selalu harus di mimbar masjid. Bagi dia, dakwah bisa hadir di ruang-ruang baru, termasuk literasi ekonomi.
“PENAIS Award ini membuktikan dakwah bisa berwujud banyak hal. Dari dapur rumah tangga, ibu-ibu kini bisa masuk ke bursa saham. Itu juga bagian dari membangun kemandirian umat,” ungkapnya penuh semangat.
Kini, setelah didapuk sebagai Duta Pasar Modal Syariah Jawa Barat, Shofwah menaruh mimpi besar: mengajak seluruh penyuluh agama di Jawa Barat bergerak bersama.
“Kalau satu penyuluh bisa dampingi seribu orang, bayangkan jika ada 4 ribu penyuluh ikut terlibat. Masyarakat akan semakin tercerahkan, semakin berdaya lewat ekonomi syariah,” katanya.
Kisah Shofwah menjadi bukti bahwa pemberdayaan umat tidak selalu lahir dari langkah besar. Terkadang, ia dimulai dari obrolan sederhana, kelas daring via WhatsApp, hingga keberanian ibu-ibu rumah tangga mencoba hal baru.
Dari dapur hingga bursa, dari daster hingga saham, dakwah Shofwah membuka jalan bahwa Islam dan ekonomi syariah bisa menjadi sarana pemberdayaan nyata. Bukan hanya mengubah pola pikir, tetapi juga masa depan banyak keluarga kecil di pelosok negeri. (Novam/Humas Kanwil Kemenag Jabar)