Mantan pelatih Liverpool, Jurgen Klopp dikabarkan telah setuju untuk mengambil alih kursi panas di AS Roma mulai musim 2025/26.
Menurut La Stampa, Jurgen Klopp telah mencapai kesepakatan untuk menjadi pelatih kepala baru AS Roma, menandai kembalinya pelatih asal Jerman itu secara mengejutkan setelah meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2023/24.
Informasi ini menggemparkan jagat sepak bola Eropa saat Klopp yang pernah menjuarai Liga Champions dan Liga Inggris bersama Liverpool disebut-sebut siap mengambil alih kursi panas di stadion Olimpico dari pelatih sementara Claudio Ranieri.
Kesepakatan itu dikonfirmasi pada pukul 22:57 tanggal 18 Mei (waktu Roma), dengan persetujuan Klopp dan presiden klub Roma Dan Friedkin.
Klopp dikabarkan akan mengambil alih klub lain tetapi rencana itu gagal pada menit terakhir. Tanpa ragu, ia langsung menerima undangan dari Roma, tim dengan tradisi panjang yang berhasrat mencapai puncak.
Tak berhenti pada pergantian pelatih kepala, Roma disebut-sebut telah merencanakan “revolusi” menyeluruh pada skuadnya. Bersama Klopp, yang dikenal dengan gaya permainan menekan yang berapi-api dan kemampuannya mengembangkan pemain muda, klub ibu kota tersebut diperkirakan akan membuat serangkaian kesepakatan transfer besar untuk membangun skuad yang mampu bersaing memperebutkan gelar di Serie A dan Eropa.
Sementara itu, Claudio Ranieri diperkirakan akan terus mendampingi tim Serigala Ibu Kota dalam peran penasihat senior, mendukung Klopp selama fase transisi dan pembangunan kembali.
Karier Jurgen Klopp
Jürgen Klopp, salah satu pelatih sepak bola paling karismatik dan berpengaruh di era modern, telah menorehkan karier gemilang yang penuh dengan prestasi luar biasa. Perjalanan kepelatihannya dimulai di Mainz 05, klub yang ia bela sebagai pemain sebelum pensiun.
Pada awal 2000-an, ia berhasil membawa Mainz promosi ke Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, sebuah pencapaian yang menunjukkan kemampuannya membangun tim dengan sumber daya terbatas. Gaya kepemimpinannya yang penuh semangat dan pendekatan taktis yang inovatif mulai menarik perhatian dunia sepak bola.
Pada 2008, Klopp melangkah ke Borussia Dortmund, klub yang saat itu tengah berjuang di papan tengah Bundesliga. Di bawah arahannya, Dortmund mengalami transformasi luar biasa. Dengan mengandalkan filosofi gegenpressing—tekanan tinggi untuk merebut bola secepat mungkin—ia membawa Dortmund meraih gelar Bundesliga pada musim 2010-2011 dan 2011-2012.
Keberhasilannya tak hanya terbatas di kompetisi domestik; pada 2013, ia mengantarkan Dortmund ke final Liga Champions, meski akhirnya kalah dari Bayern Munich. Kemampuan Klopp untuk mengembangkan pemain muda seperti Mario Götze dan Robert Lewandowski menjadi bintang dunia menjadi salah satu ciri khasnya selama di Dortmund.
Puncak karier Klopp terjadi saat ia bergabung dengan Liverpool pada 2015. Mengambil alih tim yang sedang terpuruk, ia secara bertahap membangun skuad yang kompetitif dengan gaya bermain yang intens dan menyerang. Pada 2019, ia mempersembahkan trofi Liga Champions keenam bagi Liverpool setelah mengalahkan Tottenham Hotspur di final, sebuah momen yang mengakhiri penantian panjang klub untuk kembali berjaya di Eropa.
Tak berhenti di situ, Klopp akhirnya mengantarkan Liverpool meraih gelar Liga Inggris pada musim 2019-2020, mengakhiri puasa gelar domestik selama 30 tahun. Gelar ini diraih dengan performa dominan, di mana Liverpool memimpin klasemen dengan margin poin yang sangat besar.
Selain kesuksesan di lapangan, Klopp dikenal karena kemampuannya membangun hubungan emosional dengan pemain, staf, dan suporter. Di Liverpool, ia juga memenangkan trofi seperti Piala Super UEFA, Piala Dunia Antarklub, dan Piala FA, memperkuat warisannya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia.
Meski memutuskan untuk meninggalkan Liverpool pada 2024 setelah sembilan tahun penuh drama dan keberhasilan, dampak Klopp terhadap sepak bola modern tetap abadi. Dengan pendekatan taktis yang revolusioner dan kepribadian yang menginspirasi, ia telah mengubah cara dunia memandang sepak bola.