Barcelona memasuki Liga Champions musim ini dengan harapan besar, membawa kenangan kuat dari musim lalu ketika mereka mencapai semifinal dan hanya terhenti melawan Inter Milan dalam pertandingan yang disesalkan.
Namun apa yang terjadi di Stamford Bridge melawan Chelsea mencerminkan kenyataan pahit: Barca asuhan Hansi Flick kehilangan identitas, organisasi, dan karakter mereka — dan itu merugikan mereka.
Melihat kekalahan 0-3 dari Chelsea, kita tidak hanya melihat kekalahan, tetapi juga akibat dari serangkaian masalah yang telah berlangsung sejak awal musim. Mulai dari kesalahan individu yang terus-menerus, kurangnya ketenangan di momen-momen krusial, hingga taktik Flick yang terlalu berisiko – semuanya telah memperlihatkan Barcelona yang rapuh, rapuh, dan kurang mampu melawan.
Kesalahan Pribadi: Bahan Bakar Bencana
Gol pertama Barcelona menjadi contoh nyata. Ferran Torres dan Jules Koundé — dua pemain berpengalaman — sama-sama ceroboh dalam upaya mereka. Mereka gagal menangkap umpan silang Cucurella dan bola memantul dari Koundé dan masuk ke gawang, yang membuat mereka terkejut.
Ini bukan pertama kalinya lini pertahanan Barca melakukan kesalahan seperti itu musim ini. Koundé telah mencetak tiga gol bunuh diri sejak bergabung dengan Barca, dan setiap gol tersebut berdampak serius pada mentalitas tim. Kesalahan-kesalahan mendasar dan kurangnya konsentrasi ini telah merugikan Barca, kehilangan poin, dan kehilangan kepercayaan diri.
Dalam konteks di mana Flick menuntut timnya bermain dengan intensitas tinggi, tekanan tinggi, dan pertahanan yang kuat, kesalahan kecil di lini belakang bisa membuatnya langsung mencetak gol. Kenyataan telah membuktikannya.
Araujo dan Kartu Merah yang Menentukan Pertandingan
Jika kami harus memilih momen yang paling merugikan Barcelona, itu adalah kartu kuning kedua Ronald Araujo .
Di Stamford Bridge, yang panasnya seperti oven, yang paling dibutuhkan Barca adalah ketenangan dari kapten mereka. Namun, alih-alih tetap tenang, Araujo justru melakukan pelanggaran konyol terhadap Cucurella, padahal sang bek sama sekali tidak perlu terburu-buru terlibat dalam perselisihan sengit. Wasit Vincic tanpa ragu memberikan kartu, dan sejak saat itu, Barca terpuruk dalam kekalahan telak.
Tim yang sudah kesulitan di bawah tekanan Chelsea kehilangan pemimpin pertahanan mereka dan harus bermain dengan 10 pemain sepanjang babak kedua. Sejak saat itu, pertandingan berakhir dengan kemenangan.
Hansi Flick hanya bisa berjabat tangan untuk menghibur Araujo, tetapi ia paham bahwa kesalahan ini menyebabkan seluruh rencana taktisnya runtuh dalam sekejap.
Hilangnya Identitas
Barca tidak hanya kalah dari Chelsea — mereka kalah dari diri mereka sendiri. Mereka kalah karena kekurangan ide. Mereka kalah karena kesalahan individu yang berulang. Mereka kalah karena kehilangan ketenangan dalam pertandingan yang memaksa mereka membuktikan kemampuan mereka. Dan mereka kalah karena taktik garis tinggi Flick terlalu berisiko dengan pertahanan yang tidak lagi solid seperti sebelumnya.
Tanda-tanda ini sudah terlihat sejak hasil imbang 3-3 melawan Club Brugge dan kekalahan melawan Liverpool. Namun, pertandingan melawan Chelsea adalah klimaksnya, ketika Barca tercekik baik secara taktik maupun mental.
Konsekuensi: Liga Champions Menjadi Masalah yang Sulit
Kekalahan telak 0-3 ini membuat Barcelona baru meraih 7 poin dari 5 pertandingan di Liga Champions. Hal ini membuat peluang untuk menembus 8 besar dan mendapatkan tiket langsung ke babak 16 besar semakin rapuh.
Penampilan paling impresif mereka musim ini adalah kemenangan 2-1 atas Newcastle di laga pembuka. Sejak itu, Barca jarang bermain bagus, dan hasil imbang 3-3 dengan Club Brugge dua minggu lalu kini tampak semakin berharga.
Barca selanjutnya akan menghadapi Eintracht Frankfurt pada 10 Desember – pertandingan Eropa pertama mereka di Camp Nou dalam hampir tiga tahun. Mereka kemudian akan bertandang ke Slavia Praha dan menutup babak penyisihan grup dengan pertandingan melawan FC Copenhagen.
Di atas kertas, sembilan poin mungkin diraih. Namun, itu dengan asumsi Barca bermain seperti musim lalu – ketika mereka menyapu bersih babak penyisihan grup dan hanya disingkirkan oleh Inter Milan di semifinal dalam situasi yang agak kurang beruntung.
Namun, mengingat performa mereka saat ini dan pertahanan yang terus-menerus kebobolan, tidak ada jaminan tim asuhan Flick akan memenangkan pertandingan apa pun. Akan ada pertanyaan tentang apakah ia akan mengubah pendekatan berisiko tinggi dan memperkuat pertahanannya, meskipun saat ini tampaknya hal itu mustahil.
Barca harus menemukan tingkat organisasi dan intensitas yang sama seperti musim lalu – dan melakukannya dengan cepat – atau bahkan tempat mereka di play-off (16 besar) akan terancam.
