Dalam perjalanan yang penuh liku dan determinasi tinggi, pembalap Inggris Oliver Rowland resmi mencatat sejarah baru di dunia balap mobil listrik. Bersama Tim Nissan Formula E, Rowland menutup musim 2024/2025 dengan gelar Juara Dunia—sebuah pencapaian yang merepresentasikan semangat pantang menyerah, strategi matang, dan kolaborasi solid antara pembalap dan tim.
Ketika Rowland kehilangan kursi balapnya pada pertengahan musim ke-9, banyak yang mengira kariernya di Formula E telah berakhir. Namun, langkah berani Nissan untuk membawanya kembali jelang Musim ke-10 menjadi titik balik luar biasa. Keduanya, baik Rowland maupun Nissan, memasuki musim baru dengan semangat yang sama: membuktikan bahwa kegigihan, pengalaman, dan inovasi mampu mengubah peluang menjadi kemenangan.
“Perubahan terbesar bagi saya terjadi dua tahun lalu, ketika saya memutuskan berhenti di tengah musim,” kenang Rowland beberapa hari setelah meraih gelar juara dunianya. “Saya sampai pada titik di mana saya tidak lagi menikmati balapan, kehilangan sedikit motivasi, dan berada dalam posisi yang saya tahu tidak akan membawa hasil seperti yang saya harapkan. Keputusan itu adalah risiko besar. Tapi justru karena keberanian mengambil langkah tersebut, saya menyadari bahwa ke depannya saya harus menjalani semuanya dengan benar dan memanfaatkan sepenuhnya kesempatan bersama Nissan—yang sebenarnya adalah peluang besar terakhir saya di Formula E.”
Rowland Tunjukkan Kelasnya, Buka Jalan Menuju Gelar Juara Dunia
Kepulangan Oliver Rowland ke Formula E langsung membuahkan hasil gemilang. Ia meraih podium di Diriyah, São Paulo, dan Tokyo, sebelum mengamankan kemenangan keduanya di Misano. Sayangnya, Rowland harus absen dalam dua seri di Portland akibat sakit, sehingga perebutan gelar sempat menjauh dari jangkauannya. Meski begitu, ia menutup musim dengan kemenangan di London—sebuah penegasan atas kebangkitannya dan sinyal kuat menyambut Musim ke-11.
“Tahun lalu kami tidak terlalu membebani diri dengan ekspektasi,” ungkap Rowland. “Kami belum punya mobil paling efisien dalam balapan, jadi kami menjadikannya sebagai tahun pembelajaran. Fokus kami adalah merancang kampanye terbaik, memahami apa yang dibutuhkan untuk menang di Formula E, dan belajar dari kesalahan masa lalu.”
Setelah awal musim yang mengecewakan di São Paulo akibat penalti overpower yang menghapus peluang kemenangan, Rowland membalas dengan performa luar biasa: finis pertama atau kedua di tujuh dari delapan balapan berikutnya. Ia memimpin klasemen dengan dominan. Di balik keberhasilan ini, Rowland juga menyoroti kontribusi tim.
“Yang paling kuat dari tim ini adalah semangat untuk terus berkembang,” jelasnya. “Setiap masukan diterima sebagai peluang, bukan kritik. Selalu ada keinginan untuk maju. Kami tahu kami tidak bisa menang setiap pekan, tapi kami punya pandangan realistis dan target yang sehat.”
“Manajemen Nissan langsung percaya pada saya sejak kembali,” tambah Rowland. “Meski tim engineering banyak berubah sejak periode pertama saya, Tommaso Volpe dan Dorian Boisdron berhasil membentuk tim dengan mentalitas tepat. Ada banyak faktor kecil yang harus diselaraskan, dan saya sangat menghargai kesempatan yang mereka berikan.”
Meski unggul jauh di klasemen, Rowland tidak lengah. Formula E dikenal dengan dinamika yang sulit diprediksi dan ketatnya persaingan. Sebelumnya, di Musim ke-6 dan ke-10, Rowland pernah tampil kompetitif namun belum pernah benar-benar menjadi tokoh utama dalam perebutan gelar.
“Saya masuk Formula E dengan kecepatan, tapi tidak pernah benar-benar menantang gelar juara,” katanya. “Kali ini saya bukan pengejar, tapi justru yang dikejar. Semua orang bilang, ini hanya soal waktu sebelum saya juara. Tapi bagi saya, itu tidak semudah itu.”
“Saya datang ke Shanghai dan Jakarta dengan perasaan belum selesai. Setelah Jakarta, barulah saya merasa lebih tenang karena unggul 69 poin dari Pascal Wehrlein. Tapi satu akhir pekan buruk bisa mengubah semuanya. Start ketiga di Berlin sempat menenangkan, tapi kesalahan kecil dari saya dan hasil kuat dari Pascal cukup mengecewakan.”
“Minggu pagi sebelum balapan di Berlin, saya merasa aneh. Banyak emosi bercampur dalam diri saya, hingga rasanya ingin menangis. Saya tahu saya harus tampil baik untuk mempertahankan keunggulan. Tapi seperti biasanya di Formula E, hasilnya malah sebaliknya!”
Dari Titik Terendah Menuju Puncak Dunia
Perjalanan Rowland dalam dua tahun terakhir terasa seperti mimpi. “Saya masih mencerna kenyataan bahwa saya Juara Dunia,” tuturnya. “Musim panas 2023 adalah titik sulit. Saya tidak punya kontrak dan itu membuat saya terpuruk secara mental. Bisa kembali dan mencapai titik ini adalah anugerah luar biasa. Saya merasa jauh lebih ringan, seolah beban besar terangkat dari pundak saya.”
“Sebagian diri saya mulai menyadari apa yang sudah kami capai, dan saya masih berusaha mencerna semuanya dengan pikiran positif sambil menata kembali perasaan saya. Secara mental, rasanya jauh lebih ringan—seperti beban besar akhirnya terangkat. Ini bukan sesuatu yang sering kami bicarakan sebagai pembalap, tapi beberapa hari terakhir benar-benar jadi momen penuh emosi dan pelepasan energi. Rasanya luar biasa. Bahkan sekarang, saat saya menonton ulang videonya, saya masih sulit percaya semua ini benar-benar terjadi.”
Masa Depan Bersama Formula E dan Nissan
Rowland akan menerima sambutan sebagai juara di kampung halamannya, London, pada babak final Musim ke-11 yang akan digelar 25–27 Juli mendatang. Tim Nissan Formula E juga masih bersaing ketat dalam perebutan gelar Juara Tim dan Pabrikan.
“Bagi saya, Formula E adalah tempat di mana saya ingin terus melangkah dan menutup karier saya suatu hari nanti—tentu tidak dalam waktu dekat,” ujar Rowland. “Saya ingin tumbuh bersama kejuaraan ini dan melihatnya berkembang ke arah yang lebih maju. Target kami adalah menjadikan Formula E semakin besar, dengan mobil yang lebih cepat dan teknologi yang semakin mutakhir. Saya sangat bangga dengan posisi kami saat ini, dan luar biasa senang atas apa yang telah kami capai bersama. Nissan memiliki sejarah panjang di dunia motorsport, dan menurut saya pencapaian ini pantas menjadi salah satu pencapaian tertingginya. Nissan telah berinvestasi begitu besar—dan keberhasilan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tapi untuk seluruh keluarga besar Nissan.”