Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) memasuki fase krusial dalam pertarungan hukumnya dengan FIFA.
Setelah Malaysia resmi mengajukan banding pada 15 Oktober, berkas kasus terkait 7 pemain yang diskors karena dugaan pemalsuan dokumen sedang ditinjau secara komprehensif. Sesuai prosedur, Komite Banding FIFA (FAC) berhak untuk menguatkan, mengurangi, atau membatalkan sanksi sebelumnya dari Komite Disiplin (FDC).
Jangka waktu penyelesaian tidak tetap, tetapi dalam praktiknya biasanya berlangsung antara 30 hingga 60 hari. Mengingat kompleksitas kasus Malaysia, yang melibatkan verifikasi kewarganegaraan, dokumen palsu, dan potensi dampaknya terhadap tim nasional, prosesnya bisa memakan waktu hingga 3 bulan, atau bahkan setengah tahun jika diperlukan bukti tambahan atau sidang.
Pada tahun 2016, pemain Guinea Khatulistiwa, Camila Maria, kedapatan menggunakan dua paspor berbeda. Camila dilarang bermain selama 10 bulan, dan federasi FEGUIFUT didiskualifikasi dari Olimpiade Rio 2016 dan Olimpiade Tokyo 2020. Banding FEGUIFUT ditolak oleh FAC setelah 3 bulan. Skenario ini bisa saja terulang di Malaysia.
Jika FAC menguatkan hukuman tersebut, FAM memiliki waktu 10 hari untuk meminta salinan banding dan 21 hari lagi untuk mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Keputusan CAS bersifat final, memiliki nilai global, dan menutup seluruh proses dalam sistem sepak bola internasional.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) kemudian akan meninjau apakah Malaysia telah melanggar peraturan regional. Sanksi seperti penyitaan, denda, atau larangan bertanding baru akan diterapkan setelah kasus ini diselesaikan, yaitu paling lambat 31 Maret 2026, akhir kualifikasi Piala Asia 2027.
Malaysia kini menghadapi risiko tersingkir dari Piala Asia, sehingga mengalami krisis terbesar dalam sejarahnya. FIFA menuduh FAM menyerahkan dokumen palsu terkait kualifikasi bermain 7 pemain yang bermain dalam kemenangan 4-0 atas Vietnam di babak kualifikasi ketiga Piala Asia 2027 pada 10 Juni 2025.
FAM didenda lebih dari $438.000 , sementara para pemain yang terlibat juga harus membayar denda sebesar $2.500. dan dilarang dari semua aktivitas sepak bola selama 12 bulan.
Saat ini, Malaysia kokoh di puncak Grup F dengan 12 poin, unggul 3 poin dari Vietnam. Peluang menuju Piala Asia 2027 terbuka lebar bagi “Harimau Emas” jika lolos dari hukuman FIFA.
FAM Akan Menangani Kasus Pelatih Kepala Malaysia
Sementara itu, Komite Disiplin Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) kemungkinan akan menghukum pelatih kepala Peter Cklamovski setelah pernyataannya dianggap kritis terhadap badan pengatur sepak bola tersebut.
Penjabat Presiden FAM, Datuk Yusoff Mahadi, menerima permintaan maaf dari ahli strategi Australia tersebut, tetapi menekankan bahwa semua anggota FAM harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku.
“Tidak hanya pelatih, tetapi juga organisasi di bawah FAM harus mematuhi. Siapa pun yang melanggar harus bertanggung jawab,” kata Datuk Yusoff.
Pasal 91 Piagam FAM melarang pejabat mana pun membuat pernyataan publik yang merusak citra organisasi. Sanksi dapat berupa peringatan, denda, atau penangguhan.
Meskipun mengakui sikap terbuka Pelatih Cklamovski, Yusoff menegaskan bahwa insiden tersebut akan ditangani sesuai prosedur yang benar, melalui komite independen FAM.
“Saya yakin itu hanya salah ucap, tidak bermaksud menyinggung. Namun, FAM memiliki aturannya sendiri, dan kita harus menghormati aturan tersebut,” tambahnya.
Yusoff juga mengungkapkan bahwa FAM tidak langsung bereaksi agar tidak memengaruhi semangat tim sebelum pertandingan ulang melawan Laos pada malam 14 Oktober. “Kami mengutamakan stabilitas tim. Kami tidak ingin menambah tekanan atau menimbulkan kekacauan sebelum pertandingan dimulai,” ujarnya.
Sebelumnya, setelah kemenangan 3-0 atas Laos pada 9 Oktober, pelatih Cklamovski tiba-tiba mengkritik FAM atas proses pengajuan dokumen ke FIFA terkait 7 pemain naturalisasi. “Semua masalah dengan FIFA, kesalahan administratif, itu urusan FAM,” tegasnya.
Namun, sang pelatih segera meminta maaf dalam konferensi pers di Bukit Jalil, menegaskan bahwa ia tidak bermaksud menghina FAM. Malaysia kemudian menang 5-1 atas Laos di Bukit Jalil, hasil yang sedikit meredakan gejolak internal.