Baru-baru ini, dunia digital dihebohkan oleh fenomena unik yang terjadi di platform jual beli online Shopee. Tak hanya produk-produk konvensional yang bisa ditemui, namun ada juga penawaran yang benar-benar tak terduga: penjualan “pahala”.
Konsep yang semula identik dengan nilai-nilai spiritual kini dihadirkan dalam bentuk produk yang dapat dibeli secara online. Hal ini segera menarik perhatian netizen, profesional e-commerce, serta para pengamat sosial yang menyebutnya sebagai manifestasi kreativitas tanpa batas di ranah digital.
Dalam fenomena yang satu ini, penjual di Shopee menawarkan barang dengan deskripsi yang luar biasa berbeda dari produk pada umumnya. Di dalam daftar produk mereka, terdapat janji bahwa pembelian “pahala” akan membawa berkah, kebaikan, dan bahkan meningkatkan karma bagi pelakunya.
Meskipun bagi sebagian orang terdengar absurd, penawaran tersebut berhasil mencuri perhatian dan memicu berbagai reaksi mulai dari tawa ringan hingga perdebatan serius mengenai apakah nilai spiritual seharusnya dikomersialkan.
Di era digital yang sarat dengan inovasi dan kreativitas, batas antara nilai spiritual dan komersialisasi kian menjadi kabur, sehingga membuka ruang bagi ide-ide out-of-the-box yang mampu mengubah persepsi masyarakat terhadap perdagangan online.
Keunikan penjualan “pahala” ini pun tidak terlepas dari strategi pemasaran yang cerdik dan penuh humor. Para penjual menggunakan bahasa yang ringan dan menggugah dalam mendeskripsikan produk mereka, menciptakan suasana yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membuat calon pembeli merenungkan kembali makna dibalik setiap transaksi.
Di samping itu, harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau, berkisar antara Rp1.000 hingga Rp3.000, sehingga daya tarik finansialnya semakin menguatkan daya pikat produk ini. Bagi sebagian konsumen, harga tersebut merupakan investasi kecil untuk mendapatkan janji pahala berlipat ganda, suatu konsep yang tidak biasa namun menarik di tengah persaingan produk-produk digital yang kian variatif.
Lebih jauh, fenomena penjualan “pahala” ini membuka diskursus menarik seputar pertemuan antara budaya, agama, dan dunia komersial. Di tengah derasnya arus komersialisasi, penawaran yang mengedepankan nilai-nilai spiritual secara terbuka tentu menimbulkan beragam pendapat.
Ada yang menganggapnya sebagai bentuk hiburan cerdas dan inovatif, sementara ada pula yang melihatnya sebagai bentuk penyimpangan nilai yang seharusnya dijaga kesuciannya. Meskipun demikian, kehadiran penjualan “pahala” ini telah memberikan sentuhan baru dalam dunia digital, menunjukkan bahwa kreativitas dalam pemasaran dapat mempertemukan unsur humor dengan nilai kultural dan spiritual secara bersamaan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Shopee terkait fenomena penjualan “pahala” tersebut. Berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh Mashable Indonesia pada Kamis (5/6/2025), belum ditemukan konsumen yang secara nyata melakukan pembelian produk dengan deskripsi “beli pahala dengan sistem syariah.”

Meski demikian, fenomena ini tetap menjadi sorotan dan bahan perbincangan hangat, membuktikan bahwa dunia e-commerce senantiasa terbuka bagi inovasi-inovasi yang mengejutkan sekaligus mengundang tawa.
Di balik setiap transaksi digital, selalu ada cerita unik yang mengaitkan antara tradisi dan perkembangan teknologi, menjadikan ranah pemasaran online sebagai arena yang dinamis dan penuh warna.