Makkah (Kemenag) – Nurni, jemaah haji asal Poso, merajuk meminta petugas Sektor Khusus (Seksus) Masjidil Haram menemukan suaminya. Ia ketakutan setengah mati, karena sekitar satu jam lalu, ia terpisah dengan belahan hati.
Nurni pergi ke Masjidil Haram bersama sang suami. Keduanya terpisah usai Salat Magrib di pelataran Masjidil Haram. Karena suasana begitu padat, Nurni kesulitan menemukan suaminya. Panik, karena ia tidak bisa menghubungi suami, lantaran handphone tidak terbawa.
Beruntung, ada petugas Seksus Masjidil Haram, Depri, yang melihat Nurni sedang kebingungan.
Saat ditanya apa yang bisa dibantu, Kamis (22/5/2025), Nurni menjawab, “Tolong saya ketemu suami saya, dia salat tadi.”
Langkah pertama Depri adalah menenangkan dan meyakinkan Nurni bahwa ia akan segera menemukan sang suami. Depri menyarankan Nurni untuk pulang ke hotel di wilayah Jarwal sembari menunjukkan arah Terminal Jabal Ka’bah. Kebetulan saat itu, saya bersama tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah juga sedang bersama Depri.
Alih-alih bergerak, Nurni malah merajuk, meminta saya menemaninya ke Terminal Jabal Kakbah, bahkan sampai hotel. “Tolong nak, saya takut, saya jauh dari Poso nak, antarkan saya pulang ke hotel,” kata Nurni.
Saya lalu mengantar Nurni dari kawasan sekitar WC 3 Masjidil Haram ke Terminal Jabal Ka’bah.
Berkah Shalawat
Sepanjang jalan menuju Terminal Jabal Kakbah, Saya menuntun Nurni untuk membaca shalawat. “Ibu baca shalawat ya Bu, sambil doa semoga nanti ketemu suami Ibu,” kata saya.
Nurni pun mengangguk dan segera ndremimil shalawat (membaca shalawat berulang kali). Tak jauh mendekati jalan menuju Hotel Anjum, ada seorang perempuan tiba-tiba memanggil Nurni. “Ibu, ibu dari Poso kan, dari mana saja Ibu?,” tanya seorang perempuan muda.
“Mbak kenal ibu ini?,” tanya saya.
“Iya, Ibu dari Poso kan. Ini satu hotel sama Eddy, Bu Nurni sudah ketemu teman se-hotel,” seru Depri senang.
Saya senang, karena Bu Nurni sudah ketemu sesama jemaah satu hotel. Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki menghampiri Nurni yang ternyata adalah suaminya.
Nurni pun senang setengah mati. Kepanikannya hilang sudah. Ya, mungkin berkah shalawat yang Nurni baca sepanjang perjalanan tadi, mempertemukannya dengan suami tercinta.
“Masya Allah, Ibu Nurni akhirnya ketemu suami. Bapak, ini istrinya digandeng jangan ditinggal lagi ya,” pinta Saya.
Saya merasa lega melihat Nurni tersenyum bahagia. “Sungguh, berkah shalawat menyelesaikan permasalahan kita,” ucap saya.
Saya lalu kembali menemui teman-teman MCH di WC 3, tempat yang sering dipakai sebagai titik kumpul.
Semakin Padat
Suasana di Masjidil Haram memang semakin padat. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor khusus yang bertugas di sembilan titik di area ini.
Para petugas sering menemukan, jemaah yang kesasar. Misalnya seorang jemaah yang sempat kami temui, seharusnya ke terminal Syib Amir, tapi ia menuju Terminal Ajyad.
Kabid Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi, Harun Al Rasyid menyampaikan, ada patokan yang perlu diketahui jemaah haji apabila bingung arah Terminal menuju hotel. Patokan tersebut adalah depan zam-zam towwer atau WC 3.
“Kalau jemaah bingung arah terminal menuju hotel, datang saja ke WC 3. Dari WC 3 ini, apabila ke arah kiri medekati Masjidil Haram arah keluar sai dari bukit Safa dan Marwa, maka jemaah akan menuju Terminal Syib Amir. Apabila jemaah belok ke komplek pertokoan menuju WC 1 dan berjalan lurus, maka jemaah akan menemui Terminal Ajyad. Apabila dari WC 3, jemaah menuju jalan ke hotel Anjum, maka jemaah akan bisa sampai ke Terminal Jabal Ka’bah,” papar Harun.
“Jika jemaah bingung, jemaah bisa bertanya kepada petuga seksus yang ada di WC 3 atau di titik lainnya. Nanti akan ditunjukkan arahnya,” tutup Harun.