Media Malaysia terkejut setelah berita bahwa jurnalis olahraga senior, Haresh Deol diserang oleh dua orang tidak dikenal di jalanan Kuala Lumpur.
Peristiwa itu terjadi sebulan setelah Haresh Deol mengajukan banyak pertanyaan tajam tentang legalitas permohonan naturalisasi 7 pemain Malaysia – sebuah masalah yang sedang diselidiki oleh FIFA.
Menurut Metro, Haresh Deol diserang saat bersiap masuk ke mobilnya. Dua orang asing menyerbu masuk dan memukulinya berulang kali, lalu melarikan diri begitu mereka menemukan kamera di dekat lokasi kejadian.
Perlu dicatat bahwa Deol tidak kehilangan barang-barangnya, meskipun ia membawa dompet, ponsel, laptop, dan jam tangan. Detail ini membuat publik curiga bahwa ini bukan perampokan biasa, tetapi mungkin berkaitan langsung dengan aktivitas jurnalistiknya.
Segera setelah kejadian tersebut, Bapak Haresh pergi ke kantor polisi Brickfields untuk melaporkan kejadian tersebut. Berbicara kepada media, wartawan tersebut mengatakan: ” Saya ingin duduk dan berbicara dengan orang-orang yang menyerang saya. Mungkin mereka tidak senang dengan apa yang saya tulis atau katakan .”
Bapak Haresh Deol adalah salah satu jurnalis pertama dan paling konsisten yang menyuarakan kecurigaan adanya kecurangan dalam proses naturalisasi sejumlah pemain kelahiran luar negeri untuk tim Malaysia, yang menyebabkan “Macan Melayu” menghadapi risiko pengurangan poin di kualifikasi Piala Asia .
Dalam konferensi pers Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM), ia mengajukan banyak pertanyaan langsung tentang dokumen kewarganegaraan , yang memaksa para pejabat senior – termasuk Wakil Presiden FAM, Datuk S. Sivasundaram – ke dalam posisi yang sulit.
Segera setelah insiden tersebut, Bapak Ismadi Abdul Manap – Presiden Asosiasi Jurnalis Olahraga Malaysia (SAM) – mengecam keras serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal ini tidak dapat diterima dan perlu ditangani dengan serius. SAM juga meminta polisi untuk segera meluncurkan penyelidikan guna melindungi keselamatan jurnalis yang menjalankan tugasnya dengan jujur.
Suara mengatakan insiden itu mengingatkan para penggemar akan serangan terhadap Faisal Halim awal tahun ini, seraya menambahkan: “ Keberanian Haresh Deol dalam mengajukan pertanyaan yang banyak orang ragu untuk tanyakan telah menjadikannya sasaran .”
Hingga tulisan ini diturunkan, FAM belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Detail cedera jurnalis Haresh Deol belum dirilis.
Media Argentina Sebar Bukti Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Timnas Malaysia
Beberapa waktu lalu, media Argentina menerbitkan serangkaian dokumen yang menunjukkan bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memalsukan dokumen naturalisasi striker Imanol Machuca.
Menurut harian Argentina CDN, dokumen yang diberikan oleh kantor catatan sipil provinsi Santa Fe mengonfirmasi bahwa Concepcion Agueda Alaniz, yang dinyatakan oleh FAM sebagai “nenek Malaysia” Machuca, sebenarnya lahir pada tahun 1954 di kota Roldan, Santa Fe, Argentina, dan sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan Malaysia.
Surat kabar itu juga memuat surat nikah antara Ibu Agueda dan Bapak Jorge Luis Saracho, keduanya warga negara Argentina, sehingga membantah sepenuhnya informasi bahwa ia berasal dari Penang sebagaimana dinyatakan oleh FAM.
Wartawan Argentina mengatakan ini adalah bukti paling jelas bahwa proses naturalisasi Machuca dilakukan berdasarkan dokumen palsu.
CDN juga menegaskan, kejadian ini menambah panjang daftar pemain Argentina yang didakwa memalsukan asal usul agar bisa bermain di timnas Malaysia, menyusul kasus gelandang Facundo Garces yang sebelumnya diketahui kakeknya lahir di Santa Fe, bukan Malaysia sebagaimana tercantum dalam dokumen yang diserahkan ke FIFA.
Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah FIFA resmi melarang tujuh pemain selama satu tahun terkait skandal dokumen tersebut, termasuk Machuca, Garces, Rodrigo Holgado, Gabriel Palmero, Jon Irazabal, Hector Hevel, dan Joao Figueiredo. Selain larangan tersebut, Asosiasi Sepak Bola Malaysia juga didenda 350.000 franc Swiss.
Machuca bermain dalam kemenangan 4-0 Malaysia atas Vietnam, tetapi kini hak bermainnya dicabut dan denda tambahan 2.000 franc Swiss. FAM mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) , tetapi para ahli mengatakan kemungkinan pembatalan putusan tersebut hampir nol mengingat banyaknya bukti dari Argentina.
