Masyarakat pencinta biliar terkejut mendengar kabar Chang Jung Lin meninggal dunia saat mengikuti turnamen Biliar Pool 10 bola Indonesia Open 2025.
Informasi meninggalnya Chang Jung Lin dikonfirmasi oleh Asosiasi Renang Dunia (WPA) pada pukul 21.00 WIB, 14 Juli. Pukul 10.00 WIB di hari yang sama, Chang Jung Lin masih bermain maksimal dan menang 2-0 atas lawannya, Tommy dari Indonesia, di babak 32 besar.
Sesuai jadwal, Chang Jung Lin dijadwalkan untuk menghadapi pemain Indonesia lainnya, Yoni Rachmanto, pada pukul 16.00 WIB di hari yang sama. Namun, kejutan datang. Penyelenggara turnamen menemukan bahwa Chang Jung Lin telah meninggal dunia di kamar hotelnya, dan penyebabnya dipastikan karena serangan jantung mendadak.
Dalam pengumuman wafatnya Chang Jung Lin, WPA menyebut pemain tersebut sebagai “legenda” dan “pahlawan biliar Tionghoa Taipei.” WPA menekankan: “Kita telah kehilangan seorang legenda, tetapi semangat dan kontribusi Chang Jung Lin tidak akan pernah dilupakan.”
Chang Jung Lin adalah salah satu pemain biliar terhebat di dunia. Ia pernah menduduki peringkat No. 1 di peringkat WPA yang bergengsi dan telah meraih puluhan gelar mayor dan minor sepanjang kariernya.
Chang Jung-lin lahir pada 2 Mei 1985 di Taipei, Taiwan. Sejak usia muda, ia menunjukkan bakat alami dalam olahraga yang mengutamakan ketelitian dan strategi. Biliar, khususnya disiplin 9-ball, menjadi panggilan hidupnya. Chang mulai bermain secara serius di usia remaja, mengasah kemampuan di klub-klub lokal di Taiwan.
Dengan kerja keras dan fokus yang luar biasa, ia dengan cepat menonjol di turnamen nasional, membuka jalan menuju karier profesional di kancah internasional.Pada awal 2000-an, Chang mulai diperhitungkan di Asia. Gaya bermainnya yang kalem namun penuh perhitungan, ditambah kemampuan luar biasa dalam mengeksekusi tembakan sulit, membuatnya disegani.
Ia sering disebut sebagai “mesin presisi” karena kemampuannya membaca permainan dan menjaga ketenangan di bawah tekanan. Dedikasinya membuahkan hasil dengan kemenangan di berbagai turnamen regional, yang menjadi fondasi kariernya di panggung dunia.
Puncak karier Chang Jung Lin adalah memenangkan Kejuaraan Dunia Delapan Bola pada tahun 2012, sebuah bukti bakat dan dedikasinya yang tak kenal lelah terhadap biliar.
Selain gelar dunia 9-ball, Chang juga meraih berbagai prestasi di turnamen bergengsi seperti World Pool Masters, China Open, dan All Japan Championship.
Ia dikenal sebagai spesialis 9-ball, tetapi juga mahir dalam disiplin lain seperti 8-ball dan 10-ball. Total, Chang mengumpulkan lebih dari 20 gelar internasional selama kariernya, menjadikannya salah satu pemain paling sukses dalam sejarah biliar Taiwan.
Menurut Asosiasi Biliar Taipei, Chang Jung Lin dikenal sebagai pemain yang tidak hanya berbakat, tetapi juga rendah hati dan penuh semangat sportivitas. Ia sering berbagi pengetahuan dengan pemain muda, menjadi mentor bagi generasi baru di Taiwan. Ketua Asosiasi Biliar Taipei, Chao Fong-pong, menyebut Chang sebagai “legenda yang inspirasinya abadi” dalam pernyataan resminya setelah kematian Chang.
Kepergian Chang Jung-lin pada usia 40 tahun adalah kehilangan besar bagi dunia biliar. Namun, warisannya sebagai juara dunia, mentor, dan pribadi yang rendah hati akan terus hidup dalam ingatan penggemar dan rekan-rekannya. Turnamen Indonesia International Open 2025, yang menjadi panggung terakhirnya, akan dikenang sebagai momen ketika seorang legenda menutup kariernya dengan kemenangan, meski tragis. Selamat jalan, Chang Jung-lin—legenda biliar yang tak akan pernah dilupakan.