Sepanjang tahun 2024, pasar tenaga kerja di Indonesia mengalami perubahan signifikan yang didorong oleh pesatnya perkembangan ekonomi digital, adopsi teknologi AI, serta meningkatnya kesadaran terhadap keberagaman dan inklusivitas di lingkungan kerja. Dalam merespons tren ini, perusahaan diharapkan dapat merancang strategi rekrutmen yang lebih efektif guna menghadapi dinamika pasar tenaga kerja tahun 2025.
Jobstreet by SEEK melalui laporan eksklusifnya, “Hiring, Compensation, and Benefits 2025,” memberikan pandangan optimistis terhadap potensi aktivitas rekrutmen di Indonesia. Laporan ini mengevaluasi tren rekrutmen sepanjang 2024, menyoroti perubahan dalam strategi kompensasi dan tunjangan, serta menganalisis dampak kondisi politik, ekonomi, dan sosial, termasuk masa pemilihan umum, terhadap pola rekrutmen di Indonesia.
Data dan Tren Perekrutan 2025: Karyawan Paruh Waktu Semakin Populer
Berdasarkan survei yang melibatkan 1.273 profesional SDM di berbagai industri dan ukuran perusahaan pada September hingga Oktober 2024, laporan ini menemukan bahwa 42% responden memprediksi peningkatan aktivitas rekrutmen di paruh kedua tahun 2025. Prediksi ini bahkan lebih tinggi dibandingkan paruh pertama, dengan perbedaan kenaikan hingga 6%. Selain itu, 94% perusahaan di Indonesia dilaporkan aktif melakukan rekrutmen sepanjang 2024.
Tren mencatat lonjakan signifikan dalam perekrutan karyawan paruh waktu. Karyawan kontrak paruh waktu meningkat dari 17% pada 2023 menjadi 32% pada 2024, sementara karyawan tetap paruh waktu juga meningkat dari 52% menjadi 56%. Pergeseran ini menunjukkan respons perusahaan terhadap kebutuhan fleksibilitas operasional dan efisiensi biaya, sekaligus menarik individu yang mencari keseimbangan lebih baik antara kehidupan dan pekerjaan.
“Pertumbuhan perekrutan paruh waktu, khususnya paruh waktu tetap, menandakan adanya pergeseran prioritas dalam pasar tenaga kerja. Perusahaan mencari fleksibilitas lebih besar sembari tetap menjaga efisiensi, dan ini membuka peluang baru di berbagai sektor,” ujar Wisnu Dharmawan, Sales Director untuk Indonesia di Jobstreet by SEEK.
Kompensasi dan Tunjangan Kompetitif Jadi Faktor Penting
Persaingan untuk mendapatkan talenta terbaik mendorong perusahaan untuk menawarkan paket kompensasi yang lebih menarik. Laporan menunjukkan lonjakan signifikan dalam salary benchmarking (dari 36% pada 2023 menjadi 56% di 2024) dan benefits benchmarking (dari 16% ke 42%), yang menunjukkan pentingnya daya saing remunerasi di pasar kerja.
Meskipun demikian, hanya 24% perusahaan yang mengklaim kenaikan gaji sesuai atau melampaui tingkat inflasi, meskipun 44% telah mulai mempertimbangkan faktor inflasi dalam kebijakan penggajian mereka.
Bonus kinerja menjadi salah satu tren utama di 2024, dengan 80% perusahaan memberikan insentif dalam berbagai bentuk. Bonus rata-rata meningkat hingga setara dengan tiga bulan gaji, didukung transparansi perhitungan bonus yang semakin membaik (67% perusahaan berbagi metode kalkulasinya).
“Selain gaji yang kompetitif, perusahaan kini mulai mempertimbangkan cuti khusus seperti family-care leave sebagai bagian dari tunjangan tambahan yang menarik. Hal ini menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap kesejahteraan karyawan, yang penting untuk membangun hubungan kerja yang berkelanjutan,” tambah Wisnu.
AI dan DEI: Dua Pilar Utama Rekrutmen Masa Depan
Kemajuan teknologi AI memainkan peran besar dalam proses rekrutmen. Laporan menunjukkan bahwa 71% perusahaan mempertimbangkan pengetahuan AI kandidat sebagai nilai tambah dalam proses rekrutmen, meskipun ini masih belum menjadi persyaratan utama. Pengukuran kemampuan AI dilakukan melalui portofolio proyek (44%), pertanyaan teknis (46%), dan pengenalan diri kandidat (53%), mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan antara keahlian teknis dan adaptabilitas di era digital.
Selain itu, keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas (DEI) terus menjadi fokus utama. Sebanyak 56% perusahaan telah menerapkan kebijakan DEI, termasuk kebijakan anti-diskriminasi (62%) dan teknik blind resume screening (44%). Walaupun demikian, beberapa perusahaan masih enggan mengadopsi DEI karena kurangnya pemahaman tentang manfaatnya atau belum adanya regulasi yang mendorong penerapannya.
Jobstreet by SEEK menyoroti bahwa perusahaan harus bersiap dengan strategi rekrutmen yang adaptif dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan laporan ini, perusahaan dapat merancang kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan tenaga kerja dan kondisi pasar.
Optimisme di 2025: Saatnya Bertindak Proaktif
“Dalam menghadapi dinamika pasar tenaga kerja di 2025, perusahaan harus mengambil langkah proaktif. Rekrut talenta terbaik dengan mempertimbangkan kompensasi kompetitif yang selaras dengan inflasi, tunjangan fleksibel, dan literasi AI. Fleksibilitas kerja dan inovasi teknologi adalah kunci menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada,” kata Wisnu lagi.
Dengan laporan ini, Jobstreet by SEEK mendorong perusahaan untuk mengoptimalkan strategi rekrutmen mereka, memperkuat daya saing, dan memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin dinamis.