Kekalahan 0-6 dari Jepang memaksa pelatih Patrick Kluivert dan Timnas Indonesia untuk melihat kembali keadaan sepak bola negara saat ini, dari manusia hingga strategi pengembangan.
Kekalahan 0-6 Indonesia atas Jepang di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bukan hanya hasil yang mengecewakan, tetapi juga menjadi peringatan bagi seluruh sistem sepak bola tanah air. Bertempat di Stadion Panasonic Suita, kekalahan ini jelas memperlihatkan perbedaan kelas, kekuatan fisik, teknik taktik, serta persiapan menyeluruh antara kedua tim sepak bola.
Jepang menunjukkan dominasinya sejak menit ke-15 melalui gol pembuka Daichi Kamada. Hanya berselang empat menit, Takefusa Kubo menggandakan keunggulan dengan penyelesaian akurat di kotak penalti. Sebelum babak pertama berakhir, Kamada mencetak dua gol dan membawa tim tuan rumah unggul 3-0. Babak kedua terus menjadi mimpi buruk bagi Indonesia karena Ryoya Morishita, Shuto Machino, dan Mao Hosoya mencetak tiga gol lagi, memastikan kemenangan 6-0 untuk Jepang .
Yang paling mengkhawatirkan adalah selama 90 menit pertandingan, Indonesia tidak melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran, menguasai bola kurang dari 30%, dan benar-benar terkekang di lini tengah. Pertahanan longgar dan tidak terorganisir, sementara serangan tidak menghasilkan apa-apa.
“Kami kalah total dalam segala aspek. Jepang berada di level lain dan kami harus belajar dari itu,” ujar Kluivert.
Namun, kesalahan tidak hanya terjadi di lapangan. Pakar sepak bola Indonesia juga mengemukakan bahwa terlalu bergantung pada pemain naturalisasi, kurangnya sistem pembinaan pemain muda yang sistematis, dan tidak adanya strategi jangka panjang bagi tim nasional menyebabkan sepak bola negeri ini terjerumus ke dalam kondisi “tambal sulam” dan rapuh saat menghadapi lawan yang kuat. Penambahan personel baru-baru ini, meskipun membawa sedikit kekuatan sementara, tidak cukup untuk menutupi kurangnya dasar dalam taktik, organisasi, dan mentalitas kompetitif.
Pers dalam negeri menyebutnya sebagai “kekalahan yang memalukan”, “luka besar dalam perjalanan Piala Dunia” – tetapi sekaligus menegaskan bahwa ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi kembali hakikat sepak bola Indonesia.
Tidak mungkin terus-menerus menyalahkan individu atau keadaan, sudah saatnya federasi sepak bola dan jajaran manajemen olahraga duduk bersama dan mengevaluasi secara serius peta jalan pembangunan berkelanjutan: dari sistem liga yunior, kepelatihan, hingga standarisasi kurikulum kompetisi internasional.
Kekalahan ini mungkin menjadi kejatuhan yang menyakitkan, tetapi jika mereka bangkit dengan baik, itu juga bisa menjadi awal babak baru yang lebih positif bagi sepak bola Indonesia. Pertanyaannya: apakah mereka berani berubah?
Calon Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Selain Timnas Indonesia, 5 tim lain yang berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia pun terungkap usai pertandingan yang digelar pada, Rabu 11 Juni 2025 dini hari WIB.
Indonesia menjadi satu-satunya wakil Asia Tenggara yang lolos ke babak final kualifikasi Piala Dunia. Setelah kalah 0-6 dari Jepang pada Selasa 10 Juni 2025, tim besutan Patrick Kluivert finis di posisi keempat Grup C.
Wakil lain di Grup C yang juga mendapat tiket ke babak selanjutnya adalah Arab Saudi. The Green Falcons berpisah dengan pelatih Roberto Mancini di pertengahan babak kualifikasi ketiga karena performa yang buruk. Dari 10 pertandingan, Arab Saudi hanya mencetak 7 gol, sama dengan tim kedua terakhir di grup, China, dan kalah dari Indonesia (9 gol).
Di Grup A, UEA menjadi wakil pertama yang berpartisipasi dalam babak akhir kualifikasi Piala Dunia. Tim ini memiliki rekor 4 kali menang, 3 kali seri, dan 3 kali kalah di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia.
Tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar , juga lolos ke babak kualifikasi terakhir Piala Dunia tahun depan dengan menempati posisi ke-4 Grup A. Pertahanan menjadi titik lemah tim ini karena sudah kebobolan 24 gol dari 10 pertandingan, performa terburuk dari 3 grup di babak kualifikasi ketiga ini.
Di Grup B, Irak ikut serta dalam babak ronde 4 kualifikasi Piala Dunia. Meski sempat unggul atas Yordania sebelum babak kualifikasi dimulai, skuad asuhan Graham Arnold justru membuat kecewa berat saat melihat lawannya mendapatkan tiket langsung ke Piala Dunia tahun depan.
Tim yang tersisa di grup ini untuk maju adalah Oman. Negara ini memenangkan hak untuk melanjutkan dengan cara yang dramatis ketika bermain imbang dengan pesaing langsung Palestina dalam pertandingan pada, Rabu 11 Juni 2025 dini hari WIB. Oman harus mengeluarkan seorang pemain pada menit ke-73, tetapi mencetak gol penyeimbang yang emosional pada menit ke-90+7 melawan Palestina dan memenangkan hak untuk melanjutkan.
Pada babak kualifikasi terakhir Piala Dunia 2026 di Asia, 6 tim yang menempati peringkat 3 dan 4 dari 3 grup di babak kualifikasi ke-3 akan dibagi menjadi 2 grup (setiap grup terdiri dari 3 tim) dalam babak play-off. Tim-tim akan bermain dengan sistem kompetisi kandang dan tandang untuk memilih 2 juara grup yang akan langsung lolos ke Piala Dunia 2026.
Dua runner-up dari masing-masing grup akan memainkan play-off kandang-tandang untuk menentukan satu-satunya perwakilan Asia untuk play-off antarbenua. Dua pemenang play-off antarbenua akan lolos ke Piala Dunia 2026.