Menag Nasaruddin Umar dan Ketua Umum KADIN Anindya Novyan Bakrie mengunjungi SDN 3 Rajabasa, Bandar Lampung
Bandar Lampung (Kemenag) — Pagi itu, halaman SDN 3 Rajabasa tampak lebih meriah dari biasanya. Sekolah sederhana dengan cat dinding yang dihiasi ornamen edukasi warna-warni berdiri teduh diantara pepohonan. Hiasan poster belajar buatan guru dan siswa menambah nuansa ceria. Deretan anak-anak berseragam pramuka memenuhi halaman, wajah mereka berbinar menunggu tamu istimewa datang.
Teriakan riang dan tepuk tangan pecah ketika rombongan Menteri Agama, Nasaruddin Umar tiba di sekolah. Didampingi Ketua Umum KADIN Anindya Novyan Bakrie, Anggota DPR RI Komisi X Muhammad Kadafi, serta para pejabat daerah, Menag melangkah masuk sambil tersenyum menyapa para siswa yang melambaikan tangan dengan penuh antusias.
Hari itu, Menag datang untuk meninjau langsung pembagian paket Makan Bergizi Gratis (MBG). Aroma sedap dari dapur MBG sudah lebih dulu menyambut, menyeruak dari kotak-kotak makanan yang tersusun rapi. Semua paket disiapkan dengan memperhatikan gizi dan kehigienisan, lalu diantarkan dengan mobil Badan Gizi Nasional.
Menag tampak bahagia menyaksikan anak-anak membuka kotak makan bergizi mereka. “Saya melihat wajah-wajah ceria yang penuh semangat. Inilah generasi masa depan kita. Kalau jasmani mereka sehat, rohani mereka juga terdidik, maka bangsa ini akan tumbuh kuat,” ucapnya dengan suara lantang yang memotivasi.
Momen yang paling mencuri perhatian adalah ketika Menag melempar pertanyaan sederhana kepada siswa, “Lebih enak mana, makanan di rumah atau di sekolah?” Seisi ruangan terdiam sejenak sebelum seorang anak dengan polos menjawab, “Dua-duanya.” Seketika ruangan bergemuruh oleh tawa lepas—guru, tamu undangan, hingga Menag sendiri ikut tertawa. “Inilah jawaban cerdas. Adil kepada orang tua, adil juga kepada sekolah. Semua makanan adalah nikmat Allah yang harus kita syukuri,” tukas Menag sambil tersenyum.
Di sudut lain, Menag memperhatikan seorang siswa yang memulai makan dari potongan buah. “Luar biasa, anak ini mengikuti sunnah Rasulullah. Beliau mengajarkan kita untuk memulai dengan yang manis atau buah-buahan. Ilmu gizi modern pun membenarkan bahwa buah lebih baik dikonsumsi sebelum makanan berat agar nutrisinya lebih cepat diserap,” jelas Menag, sambil memberi contoh bagaimana agama dan ilmu pengetahuan berjalan beriringan.
Bagi Menag, MBG bukan sekadar program pengenyang perut. Ia menegaskan, “Setiap makanan yang diberikan harus mengandung nilai ibadah. Anak-anak perlu diajarkan doa, adab, dan rasa syukur. Kalau mereka terbiasa disiplin dan bersyukur sejak dini, insya Allah kelak mereka akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia.”
Seisi sekolah tenggelam dalam suasana haru dan gembira. Kepala sekolah, para guru, dan siswa merasa kunjungan Menag menjadi momen yang tak terlupakan. Di antara dinding sederhana penuh warna dan tawa anak-anak, hadir semangat baru: semangat untuk belajar, semangat untuk bersyukur, dan semangat untuk tumbuh bersama melalui makanan bergizi.