Foxconn, perusahaan manufaktur yang telah lama menjadi mitra Apple dalam merakit iPhone, kembali melakukan ekspansi lini produksinya di luar China.
Setelah India dan Vietnam, kini giliran Brasil yang menjadi lokasi perakitan iPhone terbaru. Kabar ini diperkuat oleh laporan terbaru yang menyebut bahwa unit iPhone 16e yang dijual di Brasil kini diproduksi langsung di pabrik Foxconn yang berlokasi di Jundiaí, São Paulo.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Apple terus berupaya mengurangi ketergantungan produksinya di China di tengah ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang belum mereda hingga saat ini.
Selain itu, kebijakan tarif impor yang lebih ringan di Brasil menjadi daya tarik tersendiri bagi Apple untuk memperluas lini perakitan mereka.
iPhone 16e Rakitan Brasil Resmi Dijual
Mengutip laporan dari MacMagazine, unit iPhone 16e yang dijual di Brasil kini memiliki label khusus bertuliskan “Assembled in Brazil – Brazilian Industry” pada kemasan retail-nya. Perangkat ini hadir dengan nomor model A3409 dan kode identifikasi MD1R4BR/A.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Foxconn melakukan perakitan lokal di Brasil. Sebelumnya, beberapa seri iPhone seperti iPhone SE 2020, iPhone 13, iPhone 14, iPhone 15, hingga iPhone 16 versi reguler juga pernah dirakit di negara ini.
Selain karena faktor geopolitik, langkah ini dilakukan untuk menghindari beban tarif impor tinggi dan memanfaatkan pajak impor manufaktur di Brasil yang hanya sekitar 10%, jauh lebih rendah dibanding negara lain.
iPhone 16 Series di Indonesia
Setelah melalui negosiasi panjang, Apple akhirnya memastikan kehadiran iPhone 16 Series di Indonesia. Seluruh lini terbaru, termasuk iPhone 16, 16 Plus, 16 Pro, 16 Pro Max, serta model terbaru iPhone 16e, telah tersedia bagi konsumen di Tanah Air.
Hal ini terjadi berkat rampungnya negosiasi antara Apple dan pemerintah Indonesia terkait pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Dalam kesepakatan ini, Apple tetap menggunakan skema inovasi untuk memenuhi syarat TKDN. Selain itu, Apple telah melunasi utang sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp 163,6 miliar.
Meski begitu, Apple tetap dikenakan sanksi karena sebelumnya tidak memenuhi regulasi yang berlaku, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 29 Tahun 2017.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Apple menunjuk ICT Luxshare untuk membangun pabrik produksi AirTag di Batam dengan nilai investasi mencapai USD 150 juta atau sekitar Rp 2,45 triliun.
Pabrik ini akan menyuplai 65% kebutuhan AirTag di dunia, menjadikannya sebagai pusat produksi global yang berpotensi besar dalam ekspor.
Pabrik Aksesori di Bandung dan Pusat R&D
Selain investasi di Batam, Apple juga akan membangun fasilitas produksi aksesoris di Bandung melalui PT Long Harmony. Pabrik ini akan memproduksi kain mesh yang merupakan komponen penting dalam pembuatan AirPods Max.
Tak hanya itu, Apple juga sepakat membangun pusat Research and Development (R&D) di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD 160 juta. Ini menandai langkah besar Apple dalam memperkuat siklus investasi dan inovasi di Indonesia.
Nah, mudah-mudahan kedepannya Apple melalui mitranya Foxconn akan melirik Indonesia yah!