Menag Nasaruddin Umar bersama delegasi USCIRF dan Chargé d’Affaires ad interim di Indonesia.dan Heather Merritt.
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan komitmen Indonesia dalam menjaga kebebasan beragama dan memperkuat harmoni antarumat beragama di hadapan delegasi United States Commission on International Religious Freedom(USCIRF). Hal tersebut disampaikannya dalam sebuah pertemuan di kantor pusat Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
“Indonesia sebagai negara dengan populasi melebihi 800 juta jiwa, tampil sebagai contoh keberagaman agama dan kohesi sosial,” ucap Menag Nasaruddin Umar, Kamis (8/5/2025).
Dikatakan Menag, keberagaman di Indonesia tidak hanya menjadi wacana, tetapi nyata dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. “Keberagaman agama di Indonesia tidak hanya dibahas secara teoritis, tetapi diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Di Bogor, misalnya, masyarakat dari berbagai latar belakang agama bekerja dan hidup bersama secara harmonis,” ucap Menag.
Pernyataan Menag ini mendapat respons positif dari Heather Merritt, Chargé d’Affaires ad interim di Indonesia. “Meskipun negara mayoritas Muslim, saya merasa sangat nyaman dan aman di sini,” katanya.
USCIRF adalah lembaga independen bentukan Kongres AS yang bertugas memantau dan melaporkan kondisi kebebasan beragama di dunia serta memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah Amerika Serikat.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyampaikan seputar konsep ekoteologi sebagai spirit yang dijalankan dalam berbagai progam di Kementerian Agama. “Perkembangan penting dalam wacana teologi di Indonesia adalah munculnya ekoteologi, sebuah pendekatan yang memandang praktik agama sebagai bagian integral dari hubungan dengan alam,” paparnya.
Ia pun menyampaikan tujuan dari konsep ekoteologi, yakni untuk mewujudkan masyarakat yang seimbang dan modern. “Ekoteologi mendorong pembentukan masyarakat yang seimbang dan modern, yang menghargai hubungan antara manusia dan lingkungan.” kata Menag.
Meskipun demikian, Menag menyampaikan bahwa masih terdapat banyak tantangan dalam mewujudkan spirit ekoteologi dalam konteks masyarakat yang beragam. Akan tetapi, Menag optimis bahwa Indonesia akan memposisikan diri sebagai pelopor dalam wacana spiritual dan lingkungan global. Serta dapat menjadi inspirasi bagi dunia. (Reni Amalia Mustika)