Menteri Agama Nasaruddin Umar
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membuka peringatan Hari Ulang Tahun ke-63 Wanita Islam di Jakarta. Di hadapan pengurus Wanita Islam, Menag bicara sejumlah program yang mencerminkan keberpihakan pemerintah pada masyarakat.
HUT ke-63 Wanita Islam mengusung tema “Penguatan Keimanan dan Kepemimpinan Muslimah untuk Indonesia Lebih Bermanfaat”. Hadir dalam acara tersebut Staf Khusus Menteri Agama Ismail Chawidu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Marfuah Musthofa, Wakil Gubernur Papua Selatan Paskalis Imadawa dan ratusan anggota Wanita Islam.
Menag mengatakan banyak program pemerintah yang bertujuan membantu masyarakat. Misalnya, Sekolah Rakyat, pemeriksaan kesehatan gratis, Sekolah Garuda, Koperasi Merah Putih, dan Makan Bergizi Gratis. Ada juga program Bantuan Modal Usaha dan Bantuan Non-Tunai Pemerintah.
Program-program ini, kata Menag, adalah wujud nyata kepedulian pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Menag mengajak Wanita Islam dapat menggunakan kapabilitasnya dalam mendukung program pemerintah khususnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
“Kita bisa mulai dari hal kecil, seperti saling berbagi dan saling memberdayakan sesama. Mari kita bersama-sama mendukung pemerintah dalam mewujudkan Indonesia yang lebih makmur untuk kesejahteraan bangsa,” jelas Menag di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Menag juga Wanita Islam (WI) untuk menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan generasi muda dari dampak negatif kemajuan teknologi dan memperkuat solidaritas sesama perempuan. Menag menyoroti peran penting Perempuan, khususnya seorang ibu, sebagai benteng utama dalam membina karakter anak. Ia menekankan bahwa di tengah kemajuan teknologi saat ini, terutama media sosial, membawa tantangan besar yang berpotensi menjadi fitnah yang masif.
“Kita harus awasi anak-anak kita. Jaga lisan dan perilaku mereka, terutama di dunia maya. Fitnah adalah dosa besar, dan sering kali dilakukan tanpa disadari,” tegasnya.
Menag menambahkan, pengawasan orang tua terhadap penggunaan media sosial pada anak sangat krusial untuk mencegah penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, hingga perundungan siber yang dapat merusak mental generasi penerus bangsa. Menurutnya, peran ibu sebagai manajer keluarga harus dimaksimalkan untuk memastikan anak-anak tumbuh dengan keimanan dan akhlak yang baik.
Lebih lanjut, Ia mengingatkan pentingnya solidaritas sesama perempuan. Menag mengaitkan dengan penelitian yang pernah dilakukannya terkait isu gender. Ia menemukan bahwa sebagian besar tantangan yang menjatuhkan perempuan justru datang dari sesama perempuan. “Wanita Islam harus menjadi teladan dalam menjaga persatuan. Jangan saling menjatuhkan, justru harus saling menguatkan,” pesannya.
Ia juga mengapresiasi peran kepemimpinan perempuan yang semakin menonjol. Menag mencontohkan, di lingkungan Kementerian Agama, banyak rektor perempuan yang menunjukkan kualitas kepemimpinan yang luar biasa. “Kepemimpinan itu bukan soal gender, tapi soal kapabilitas. Dan saya melihat, banyak perempuan yang sangat cakap dalam memanajemen,” ujarnya.
Ia berharap, para perempuan bisa terus berkontribusi dalam berbagai sektor, termasuk di bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Di tengah krisis yang melanda beberapa negara saat ini, Menag mengajak Wanit Islam untuk bersyukur atas persatuan dan kesatuan yang tetap terjaga di Indonesia. Ia memaparkan, di balik keberagaman yang ada, bangsa Indonesia mampu mempertahankan kerukunan.
“Kita patut bangga dan bersyukur. Di tengah kondisi yang tidak menentu saat ini, pemerintah tidak tinggal diam,” kata Menag.