HP Inc. dan HP Foundation resmi mengumumkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang terpilih dalam program Digital Equity Accelerator 2025.
Melalui inisiatif ini, HP menyalurkan dana hibah senilai Rp1,7 miliar kepada dua organisasi nirlaba lokal, yakni Solve Education Foundation dan Markoding, untuk mempercepat pemerataan akses digital dan mencetak generasi muda yang siap menghadapi masa depan dunia kerja berbasis teknologi.
Program Digital Equity Accelerator merupakan kolaborasi antara HP Inc. dan HP Foundation yang bertujuan menjembatani kesenjangan digital di berbagai negara.
Di tahun keempat pelaksanaannya, program ini memilih delapan organisasi nirlaba dari empat negara: Yunani, Nigeria, Spanyol, dan Indonesia.
Baca juga: Ancaman Siber Lewat Perangkat Fisik Meningkat di Asia Tenggara, Kaspersky Ungkap Fakta Mengejutkan
Setiap organisasi mendapatkan hibah sebesar USD 100.000 (sekitar Rp1,68 miliar), berbagai solusi teknologi dari HP, serta pelatihan intensif selama enam bulan.
Di Indonesia, dua organisasi nirlaba yang terpilih adalah Solve Education Foundation (dikenal sebagai Yayasan Muda Berkarya Berdikari) dan Markoding (Yayasan Daya Kreasi Anak Bangsa).
Keduanya aktif dalam menyediakan pelatihan keterampilan digital, akses edukasi, dan inisiatif berbasis komunitas untuk masyarakat yang kurang terjangkau secara digital, khususnya generasi muda.
Juliana Cen, Managing Director HP Indonesia, menyatakan bahwa partisipasi Indonesia dalam program ini menjadi bukti nyata komitmen HP terhadap pemerataan digital.
“HP berkomitmen untuk mempercepat kesetaraan digital di Indonesia. Itu mengapa kami bangga untuk berinvestasi di Yayasan Muda Berdaya Berdikari dan Markoding. Kami ingin memberdayakan komunitas-komunitas yang tidak terjaring secara digital melalui akses kepada platform pembelajaran digital yang esensial dan mendorong perubahan sosial yang positif,” jelas Juliana.
Solve Education dan Markoding, Dua Pilar Inklusi Digital
Solve Education Foundation fokus pada pemberdayaan generasi muda dengan keterampilan abad ke-21. Mereka menggunakan platform pembelajaran berbasis AI bernama edbot.ai yang memungkinkan pelajar mengakses materi belajar secara inovatif, interaktif, dan adaptif.
Program-program yang mereka jalankan bertujuan membekali anak muda dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan, baik di dunia akademis maupun profesional.
Sementara itu, Markoding hadir sebagai wadah bagi anak muda, khususnya dari kalangan kurang mampu, untuk belajar teknologi dan menjadi inovator masa depan.
Baca juga: Google Gelontorkan Uang Besar Demi Preinstal Gemini di Perangkat Samsung
Salah satu program unggulannya adalah Perempuan Inovasi, yang telah memberdayakan lebih dari 35.000 perempuan melalui pelatihan STEM (Science, Technology, Engineering, and Math), mentorship, hingga akses ke peluang kerja yang lebih luas.
Dengan dana hibah dari HP, kedua organisasi ini diharapkan mampu memperluas jangkauan programnya dan meningkatkan dampak sosialnya bagi masyarakat Indonesia yang selama ini tertinggal dalam akses teknologi digital.
Upaya Global Menjembatani Kesenjangan Digital
Digital Equity Accelerator bukan hanya tentang dana hibah. Program ini juga dilengkapi dengan sesi pelatihan virtual selama enam bulan yang dirancang untuk memperkuat kapasitas organisasi nirlaba.
Dalam tiga tahun pertama pelaksanaannya, Accelerator telah membantu 27 organisasi di berbagai negara menjangkau lebih dari 9 juta orang secara global, termasuk di Brasil, India, Kanada, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Michele Malejki, Global Head of Social Impact HP Inc. sekaligus Direktur HP Foundation, menegaskan bahwa masa depan dunia kerja sangat tergantung pada akses yang adil terhadap teknologi.
“Dengan berinvestasi pada organisasi-organisasi ini, kami tidak hanya memperluas akses, tetapi juga memberdayakan masa depan dunia kerja,” ujarnya.
HP mencatat bahwa hampir setengah populasi dunia masih belum memiliki akses ke internet. Ketimpangan ini berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi hingga USD 1 triliun.
Karena itu, perusahaan berkomitmen menjembatani kesenjangan digital dengan menargetkan pemerataan akses bagi 150 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030.
Membangun Ekosistem Digital yang Inklusif
Langkah HP memilih Indonesia sebagai salah satu negara sasaran program Digital Equity Accelerator menjadi sinyal positif bahwa potensi transformasi digital di tanah air sangat besar.
Kolaborasi antara korporasi global dan organisasi lokal menjadi strategi yang efektif dalam menghadirkan solusi yang relevan dan berdampak nyata di tingkat komunitas.
Dengan masuknya Solve Education Foundation dan Markoding ke dalam program ini, diharapkan akan tercipta ekosistem digital yang lebih inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan di Indonesia.