Google menghadirkan inovasi terbarunya dalam dunia video dengan meluncurkan Veo 3, AI video maker canggih yang kini tersedia di 71 negara hanya beberapa hari setelah debut perdana.
Dikutip dari Indiatoday, Selasa (25/5/2025), pengumuman resmi datang dari Josh Woodward, Wakil Presiden Gemini di Google, melalui postingan di X (sebelumnya Twitter). Meskipun akses sudah menyebar ke banyak wilayah global, negara-negara di Uni Eropa masih ditunda penyertaannya.
Menanggapi kekhawatiran pengguna mengenai ketiadaan India dalam daftar awal, Woodward menegaskan bahwa tim Google bekerja keras untuk segera mengaktifkan layanan tersebut di India.
Keunggulan Veo 3 terletak pada kemampuannya mengonversi teks menjadi video dengan audio sinkron yang nyata, menghasilkan karya visual dengan nuansa sinematik yang telah memukau para pengadopsi awal melalui demo kreatif dan kompleks.
Untuk menjawab kebutuhan kreator konten yang beragam, Veo 3 menawarkan berbagai opsi berlangganan. Pelanggan paket Gemini Pro menikmati paket uji coba dengan sepuluh generasi video melalui versi web Gemini, sedangkan langganan Ultra dengan harga $249,99 (Rp4 jutaan) per bulan mendapatkan akses penuh dengan batasan generasi harian serta fitur eksklusif mode Flow.
Mode Flow dirancang khusus untuk para pembuat video, memungkinkan mereka menghasilkan hingga 125 video per bulan. Meski saat ini alat ini hanya tersedia melalui platform web dan mendukung audio dalam bahasa Inggris, fitur unggulan ini memberikan ruang bagi inovasi kreatif, meski belum mencakup output suara pada unggahan gambar.
Peluncuran global ini juga menandai perluasan jangkauan teknologi Google ke berbagai belahan dunia, mulai dari Angola, Kanada, hingga Jepang dan Afrika Selatan. Dengan integrasi wilayah-wilayah seperti Samoa Amerika, Argentina, Australia, Nigeria, dan Zimbabwe, Veo 3 membuka peluang baru bagi para profesional dan kreator di sektor media di era digital.
Ekspansi ke 71 negara menunjukkan komitmen Google dalam membawa teknologi AI mutakhir ke pasar global, sekaligus memperluas ekosistem kreatif yang dinamis. Berikut adalah negara-negara yang bisa mengakses Google Veo 3: Samoa Amerika, Angola, Antigua dan Barbuda, Argentina, Australia, Bahama, Belize, Benin, Bolivia, Botswana, Brasil, Burkina Faso, Cabo Verde, Kamboja, Kamerun, Kanada, Chili, Pantai Gading, Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Fiji, Gabon, Ghana, Guam, Guatemala, Honduras, Jamaika, Jepang, Kenya, Laos, Malaysia, Mali, Mauritius, Meksiko, Mozambik, Namibia, Nepal, Selandia Baru, Nikaragua, Niger, Nigeria, Kepulauan Mariana Utara, Pakistan, Palau, Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Puerto Riko, Rwanda, Senegal, Seychelles, Sierra Leone, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Sri Lanka, Tanzania, Tonga, Trinidad dan Tobago, Trkiye, Kepulauan Virgin AS, Uganda, Amerika Serikat, Uruguay, Venezuela, Zambia, dan Zimbabwe.
Diumumkan dalam konferensi pengembang Google I/O 2025, Veo 3 mempersembahkan peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya, Veo 2. Teknologi canggih yang menggabungkan pemrosesan bahasa alami, konversi teks ke video, sintesis audio, dan sinkronisasi bibir memungkinkan alat ini menciptakan video dengan kualitas audio hidup untuk pertama kalinya.
Fitur inovatif ini memungkinkan Veo 3 menafsirkan perintah secara rinci dari nuansa emosional hingga konteks budaya dan mengubahnya menjadi karya visual yang memukau dengan sentuhan sinematik, sekaligus mendefinisikan standar baru dalam pembuatan video bertenaga AI.
Meski menjanjikan revolusi dalam produksi konten, kehadiran Veo 3 juga menimbulkan kekhawatiran terkait potensi penyalahgunaan. Kemudahan dalam menghasilkan video berkualitas tinggi membuka peluang bagi pembuatan konten palsu seperti wawancara fiktif, klip protes, atau segmen berita yang direkayasa yang semakin menantang verifikasi keaslian konten secara online.
Inovasi ini, walaupun membawa semangat baru dalam kreativitas digital, menggarisbawahi pentingnya upaya verifikasi dan penegakan etika dalam penyebaran informasi di era modern.