Google kembali mencetak sejarah dalam transformasi energi bersih dengan mengumumkan lokasi reaktor nuklir pertamanya di Oak Ridge, Tennessee. Proyek ini merupakan bagian dari kesepakatan strategis yang diteken pada tahun 2024 bersama perusahaan rintisan energi nuklir, Kairos Power.
Dikutip dari Engadget, Selasa (19/8/2025), reaktor yang diberi nama Hermes 2 ini akan menjadi pionir dalam penyediaan tenaga nuklir untuk kebutuhan operasional pusat data Google, sekaligus menandai langkah besar Big Tech dalam mendukung transisi energi global.
Hermes 2 dirancang untuk menghasilkan daya sebesar 50 megawatt dan akan beroperasi di bawah perjanjian pembelian jangka panjang dengan Tennessee Valley Authority (TVA).
Reaktor ini menjadi bagian dari rencana ambisius Google untuk mengamankan pasokan listrik berkelanjutan melalui teknologi Small Modular Reactor (SMR), yang dikenal lebih efisien dan fleksibel dibandingkan pembangkit nuklir konvensional.
Pembangkit di Oak Ridge merupakan fase awal dari kesepakatan energi bersih sebesar 500 megawatt yang mencakup pembangunan beberapa reaktor SMR tambahan. Energi dari proyek ini akan dialirkan ke pusat data Google yang berlokasi di Montgomery County, Tennessee, dan Jackson County, Alabama.
Jika sesuai jadwal, Hermes 2 akan mulai beroperasi pada tahun 2030, sementara target penuh 500 MW diproyeksikan tercapai pada tahun 2035.
Dalam pernyataan resminya, CEO TVA, Don Moul menegaskan bahwa tenaga nuklir adalah fondasi masa depan ketahanan energi. Ia menyebut keterlibatan Google sebagai langkah berani yang membantu menanggung risiko dan biaya pengembangan teknologi nuklir generasi baru.
“Nuklir adalah fondasi masa depan ketahanan energi. Google turun tangan dan membantu menanggung beban biaya dan risiko untuk proyek nuklir pertama di dunia,” jelas Moul.
Menurutnya, dukungan dari perusahaan teknologi seperti Google tidak hanya mempercepat inovasi, tetapi juga melindungi pelanggan dari beban biaya yang biasanya menyertai proyek energi eksperimental.
“Hal ini tidak hanya membantu Google menemukan solusi tersebut, tetapi juga mencegah kami untuk tidak membebani pelanggan kami dengan pengembangan teknologi tersebut,” tambah Moul.
Seperti diketahui, kesepakatan antara Google dan Kairos Power juga menjadi yang pertama di dunia dalam kategori pembelian tenaga nuklir dari SMR oleh korporasi swasta. Meski rincian finansial dari kerja sama ini belum dipublikasikan, dampak strategisnya sudah terasa luas baik dalam konteks pengembangan teknologi nuklir modern maupun dalam mendorong adopsi energi rendah karbon oleh sektor teknologi.
Langkah Google ini memperkuat komitmen perusahaan terhadap target net-zero emissions dan membuka jalan bagi kolaborasi lintas sektor dalam membangun masa depan energi yang lebih bersih, aman, dan berkelanjutan. Dengan dukungan teknologi canggih dan visi jangka panjang, Big Tech kini bukan hanya pemain digital, tetapi juga aktor utama dalam revolusi energi global.