Creative digital agency asal Bandung, Gizalab mengungkapkan kunci bagi manusia untuk dapat menjadi pemeran utama di era Artificial Intelligence (AI).
Kuncinya menurut Gizalab adalah bagaimana manusia dapat kreatif dan imajinatif sehingga dapat berkolaborasi dengan AI. Hal tersebut dinyatakan setelah Gizalab aktif menjadi bagian dari gelaran teknologi informasi terbesar di Bandung, CITCOM CONNEXT 2025 yang digelar di El Hotel Bandung.
CONNEXT 2025 yang bertemakan ‘Decode AI – Unchain Future’ itu menjadi ajang berkumpulnya lebih dari 500 profesional di lintas industri khususnya industri teknologi untuk mendiskusikan masa depan Artificial Intelligence (AI) dan dampaknya terhadap transformasi bisnis.
Diselenggarakan oleh C-Level IT Community (CITCOM), acara CONNEXT 2025 ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dari sektor pemerintahan, pengembang teknologi dan korporasi.
Gizalab, sebagai creative digital agency yang fokus pada pengembangan solusi kreatif berbasis teknologi, turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.
Keikutsertaan Gizalab tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai representasi dari sektor kreatif digital yang kini memainkan peran besar dalam membentuk arah implementasi AI yang inklusif dan visioner.
Bayu Ferdian, CEO Gizalab, menyatakan bahwa kreativitas menjadi kunci supaya manusia tetap menjadi pemeran utama di era AI. Diperlukan manusia-manusia masa depan yang kreatif dan imajinatif sehingga AI yang dikembangkan semakin canggih dan dapat mempermudah manusia untuk mencapai tujuan-tujuannya.
“Bahwa dengan terlibat dalam acara konferensi CITCOM CONNEXT 2025 dengan topik AI, semakin memperluas dan membuka pandangan kami tentang potensi tak terbatas dari teknologi Artificial Intelligence,” ujar Bayu Ferdian seperti dikutip dari rilis yang diterima awak Mashable Indonesia.
“Dari acara ini saya semakin paham bahwa kreativitas dan memiliki pikiran yang imajinatif menjadi kunci supaya manusia tetap menjadi pemeran utama dalam industri AI. Semakin kreatif, imajinatif dan cerdasnya seseorang, maka akan semakin canggih juga AI yang digunakannya ataupun yang dikembangkannya,” jelasnya lebih lanjut.
CONNEXT 2025 menyajikan paparan studi kasus, demo teknologi, dan forum diskusi bersama pemimpin industri dari Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI) Republik Indonesia.
Bagi Gizalab, diskusi konstruktif oleh para pelaku industri seperti Ken Ratri Iswari dari GeekHunter, dan Martyn Terpilowski dari Bumi Vharta Teknologi sangat membuka mata kita mengenai bagaimana AI bisa dimanfaatkan. AI tidak hanya sebagai alat bantu teknis, tetapi juga sebagai katalis ide kreatif dalam pengembangan produk dan layanan digital.
“Acara ini juga membuka ruang jejaring yang luas antar sektor, mempertemukan pelaku industri teknologi dengan komunitas kreatif untuk menjajaki kolaborasi jangka panjang.”
“Bagi Gizalab, ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sinergi lintas bidang demi mendorong transformasi digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan”, lanjut Bayu.
Dengan semangat kolaboratif dan inovasi, Gizalab optimis bahwa masa depan dunia kreatif dan teknologi akan saling memperkuat. AI tidak hadir untuk menyingkirkan peran manusia, tapi justru jika digunakan dengan bijak dan strategis dapat menjadi alat yang mampu memperbesar dampak kreativitas manusia.
Sebelumnya, CITCOM CONNEXT 2025 digelar pada 22 April 2025 di Bandung. Bersama-sama dengan pemerintah, pengusaha dan masyarakat dari berbagai kalangan, acara ini merumuskan bersama arah adaptasi masyarakat merespons perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang semakin kompleks.
Konferensi yang disertai pameran 26 perusahaan teknologi informasi ini bertujuan untuk duduk bersama menentukan arah adopsi AI di Indonesia.
Acara tersebut dipandu oleh para pelaku usaha tekologi informasi seperti Irfan Arsandi dari WIT, Jimmy Yo dari Soca AI, Harun Kurnia dari Garuda Infinity dan Ken Ratri Iswari dari GeekHunter.
Bersama, mereka memandu acara yang mensinergikan ide pembuat kebijakan, filsuf, komunitas hingga pelaku usaha untuk bersama merumuskan masa depan di era AI.