Perhelatan GITEX ASIA x Ai Everything Singapore 2025 kembali mengguncang dunia teknologi dengan beragam diskusi mendalam seputar kecerdasan buatan (AI) dan masa depan digital di kawasan Asia-Pasifik.
Acara yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura pada 23 sampai 25 April 2025 ini menjadi panggung penting bagi ratusan perusahaan global, startup visioner, investor, dan pemimpin teknologi dari lebih dari 70 negara.
Diselenggarakan oleh Dubai World Trade Centre (DWTC) bersama KAOUN International, ajang teknologi terbesar perdana di Asia ini mengusung tema besar “Advancing Bold Partnerships in Asia”.
Lebih dari 700 perusahaan dan startup, 400 pembicara global, serta 250 investor terkemuka berpartisipasi dalam forum yang menawarkan lebih dari 180 jam konten teknologi intensif.
AI: Mesin Pendorong Ekonomi dan Inovasi Asia
Kecerdasan buatan menjadi bintang utama dalam rangkaian diskusi hari kedua. Menurut laporan terbaru dari IDC, AI diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi lebih dari US$1,6 triliun di kawasan Asia-Pasifik pada 2028, sementara PwC memproyeksikan kontribusi global AI bisa mencapai US$15,7 triliun pada 2030.
Diskusi-diskusi bertema industri secara spesifik menegaskan peran AI sebagai katalis transformasi lintas sektor, mulai dari keuangan, gaming, hingga pembangunan kota pintar.
Dalam industri gaming saja, APAC telah memimpin sebagai pasar game terbesar dan paling berkembang di dunia, dengan nilai mencapai US$107 miliar menurut Inkwood Research.
Michael Spanger, Presiden Sony AI di Jepang, menjelaskan bahwa AI kini memperkuat daya cipta kreator dan membawa pengalaman gaming ke tingkat yang lebih imersif. “AI mempercepat evolusi industri hiburan dan membuka cara baru untuk menciptakan dunia yang lebih hidup dan realistis dalam game,” ujarnya.
AI dalam Layanan Keuangan: Merombak Ekosistem Konvensional
Industri layanan keuangan juga tidak luput dari pengaruh AI. Boston Consulting Group memperkirakan kekayaan finansial Asia akan tumbuh hampir 30% pada 2028, dan Generative AI (GenAI) menjadi faktor utama yang mendorong efisiensi operasional dan peningkatan pengalaman nasabah.
Shayan Hazir, Chief Digital Officer HSBC Asia, menyampaikan bahwa AI adalah peluang emas untuk mendesain ulang layanan keuangan.
“Kita adalah industri yang sangat diatur, namun justru karena itu transformasi dengan AI dapat menjadi pembuka jalan untuk inovasi tanpa mengesampingkan tata kelola yang kuat,” ungkapnya.
GenAI, Disrupsi Bisnis Bernilai US$110 Miliar
Pembahasan seputar GenAI juga mendominasi agenda hari kedua. International Data Corporation (IDC) memprediksi bahwa investasi AI dan GenAI di kawasan APAC bisa mencapai US$110 miliar pada 2028.
Salah satu narasumber utama, Patrick Tammer, Direktur Senior Investasi SCALE AI (Kanada), menyebut GenAI sebagai “pengubah permainan” yang mengolah data tak terstruktur untuk analitik dan prediksi canggih.
“GenAI membuat AI menjadi arus utama dan memungkinkan layanan seperti konsultasi, pemasaran, hingga hukum untuk bertransformasi. Ini akan berdampak besar dalam satu dekade ke depan,” ujarnya.
Smart City dan Keberlanjutan: Fokus Menuju Masa Depan Hijau
Tak hanya soal AI dan ekonomi digital, GITEX ASIA juga menyoroti pentingnya keberlanjutan dan inklusi dalam membangun kota pintar masa depan.
Wakil Perdana Menteri Slovakia, Peter Kmec, menekankan bahwa teknologi seperti AI dan IoT harus tetap berada di bawah kendali manusia.
“Smart city tahun 2035 akan jauh berbeda dari yang kita kenal sekarang. Pemerintah harus memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam era transformasi digital,” tegas Kmec.
Sementara itu, Tony Verb, CEO Carbonless Asia, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi teknologi untuk mencapai target Net Zero.
“Kita masih tertinggal dari target dekarbonisasi. Tapi dengan inovasi yang tepat, kita bisa mencapai dampak yang berarti secara ekonomi maupun lingkungan,” ujarnya.
GITEX ASIA: Perayaan Inovasi Digital
GITEX ASIA x Ai Everything Singapore menjadi lebih dari sekadar pameran teknologi. Acara ini adalah perayaan kolaborasi lintas batas, transformasi digital, dan aspirasi masa depan bersama.
Dengan delapan tema utama seperti AI, cloud, biotech, cybersecurity, quantum tech, green tech, health tech, dan smart cities, forum ini menjadi tolok ukur inovasi digital kawasan Asia dan dunia.