Samsung terus menarik perhatian para penggemarnya dengan bocoran terbaru terkait ponsel lipat tiga dalam lini Galaxy. Informasi yang beredar dari @PandaFlashPro mengungkapkan bahwa prototipe perangkat ini menggunakan teknologi baterai silikon-karbon, yang menjadi inovasi baru dalam dunia smartphone.
Dikutip dari Gizmochina, Jumat (9/5/2025), raksasa teknologi asal Korea Selatan ini dilaporkan berupaya menjaga desain ponsel tetap ramping, dan penggunaan baterai silikon-karbon dapat membantu mengurangi ketebalannya tanpa mengorbankan kapasitas daya secara signifikan. Berdasarkan rumor yang beredar, ponsel lipat tiga Samsung diperkirakan akan diluncurkan pada paruh kedua tahun 2025, berpotensi bersamaan dengan Samsung Galaxy Z Fold 7.
Samsung dan Ambisi Ponsel Lipat Tiga: Tren Teknologi Masa Depan
Keinginan Samsung untuk menghadirkan ponsel lipat tiga pertama kali disinggung dalam acara Unpacked bulan Januari 2025, di mana perusahaan juga memperkenalkan headset XR (Extended Reality) dan kacamata AR (Augmented Reality) sebagai bagian dari ekosistem teknologi masa depan.
Jika bocoran tentang penggunaan baterai silikon-karbon benar, maka ini akan menjadi langkah terobosan pertama bagi Samsung dalam menerapkan teknologi tersebut.
Sebelumnya, laporan telah mengindikasikan bahwa teknologi baterai ini mungkin juga diterapkan dalam seri Samsung Galaxy S26, yang diprediksi memiliki kapasitas 5.500mAh untuk model S26 Ultra. Meskipun kapasitasnya tidak berubah, penggunaan silikon-karbon berpotensi mengurangi berat dan ketebalan perangkat, memberikan pengalaman pengguna yang lebih nyaman.
Apa Itu Teknologi Baterai Silikon-Karbon?
Berbeda dari baterai Li-ion tradisional yang menggunakan anoda berbasis grafit, baterai silikon-karbon menggunakan anoda berbahan silikon, yang memiliki kepadatan energi lebih tinggi. Teknologi ini memungkinkan penyimpanan daya lebih banyak dalam ruang yang lebih kecil, menjadikannya solusi ideal untuk ponsel lipat yang membutuhkan desain tipis namun tetap bertenaga.
Keunggulan teknologi silikon-karbon antara lain: Kapasitas daya lebih tinggi dalam ukuran lebih kecil, Potensi pengurangan bobot perangkat, Pengisian daya lebih cepat dibanding baterai Li-ion standar, dan Lebih tahan terhadap siklus pengisian ulang.
Namun, ada tantangan yang harus diatasi, termasuk efisiensi dalam jangka panjang dan bagaimana teknologi ini dapat menjaga stabilitas daya dalam berbagai kondisi penggunaan.
Kompromi Desain: Kapasitas Baterai vs. Ketipisan Perangkat
Meskipun penggunaan baterai silikon-karbon memberikan keuntungan dari segi desain, ada kompromi yang dilakukan. Berdasarkan bocoran, kapasitas baterai ponsel lipat tiga Samsung kemungkinan akan berada di bawah 5.000mAh, karena fokus utama Samsung adalah menciptakan perangkat dengan bodi lebih tipis dibandingkan dengan pesaingnya.
Sebagai perbandingan, vivo dan Xiaomi telah menawarkan ponsel dengan baterai berkapasitas 6.500mAh hingga 7.000mAh, yang mengubah standar pasar smartphone dan meningkatkan ekspektasi pengguna terhadap daya tahan baterai.
Samsung tampaknya akan mengadopsi strategi serupa dengan Z Fold 7, yang juga dirancang untuk menjadi lebih tipis dibanding generasi sebelumnya, sehingga mempertahankan gaya premium tanpa menambah bobot perangkat secara signifikan.
Persaingan dengan Huawei: Mate XT Sebagai Kompetitor Ponsel Lipat Tiga
Samsung tidak akan meluncurkan ponsel lipat tiga ini tanpa persaingan ketat, terutama dari raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei.
Huawei telah lebih dahulu merilis Mate XT, ponsel lipat tiga yang sudah tersedia di pasaran, menempatkan Samsung dalam posisi untuk membuktikan keunggulannya dalam hal desain, teknologi baterai, dan pengalaman pengguna.
Jika Samsung benar-benar meluncurkan perangkat ini pada Juli 2025, pertarungan antara Mate XT dan Galaxy lipat tiga akan menjadi salah satu persaingan paling menarik dalam dunia ponsel lipat tahun ini.