Fujifilm kembali menghadirkan inovasi unik dalam dunia fotografi digital dengan meluncurkan kamera terbaru mereka, Fujifilm X Half.
Kamera ini dijadwalkan mulai tersedia pada akhir Juni 2025 dan langsung menarik perhatian para pecinta fotografi berkat desainnya yang mengusung semangat analog, serta fitur-fitur unik yang tidak biasa ditemukan pada kamera digital modern.
Dengan harga ritel USD 849,99 atau sekitar Rp13.8 jutaan, X Half hadir sebagai kamera digital berukuran ringkas dengan tampilan retro yang kuat.
Kamera ini mengusung sensor half-frame 18 megapiksel berorientasi potret (portrait), lengkap dengan lensa tetap ekuivalen 32mm f/2.8 dan viewfinder optik tradisional.
Baca juga: vivo X200 Ultra Hadir dengan Kamera Hasil Kolaborasi Fujifilm?
Menariknya, X Half tidak mendukung pemotretan dalam format RAW, hanya menyediakan output dalam format JPG, mewakili pendekatan “apa yang kamu lihat adalah apa yang kamu dapatkan.”
Desain Klasik yang Sarat Nuansa Film
Fujifilm X Half dirancang menyerupai kamera film sekali pakai dengan ukuran mungil namun dengan teknologi modern. Bobotnya hanya 240 gram, cukup ringan untuk dimasukkan ke dalam tas kecil atau bahkan kantong jaket yang agak besar. Pilihan warnanya pun klasik dan elegan: silver, abu-abu, dan hitam.
Kamera ini memiliki dua layar kecil di bagian belakang yang rata dengan bodi. Salah satu layar tersebut didedikasikan khusus untuk memilih dari 13 simulasi film yang menjadi ciri khas Fujifilm, sedangkan satu layar lainnya digunakan sebagai layar sentuh utama berukuran 2,4 inci dalam orientasi vertikal.
Yang membuat X Half begitu unik adalah komitmennya terhadap estetika analog. Kamera ini bahkan dilengkapi tuas penggulung film palsu yang bisa digunakan untuk menambahkan sentuhan klasik dalam proses pemotretan, khususnya saat menggunakan fitur diptych (dua foto disandingkan).
Tidak hanya sebagai hiasan, tuas ini juga digunakan dalam Film Camera Mode untuk menyelesaikan satu jepretan sebelum mengambil gambar berikutnya, layaknya menggulung film sungguhan.
Fokus ke Simulasi Film
Meski dinamakan half-frame, definisi Fujifilm berbeda dari pemahaman tradisional. X Half menggunakan sensor tipe 1 inci berukuran 8,8mm x 13,3mm, sekitar setengah dari dimensi sensor APS-C yang digunakan di kamera Fujifilm lain seperti X-T5 dan X100VI.
Baca juga: FUJIFILM GFX100RF Bawa Sensor 102MP, Ini Fitur Menarik Lainnya!

Hal ini menjadikannya secara teknis lebih kecil dari definisi half-frame konvensional (18mm x 24mm), namun masih selaras dengan konsep minimalis dan portabel yang diusung kamera ini.
Lensa yang digunakan adalah lensa tetap 32mm ekuivalen f/2.8 dengan autofocus dan koreksi asferis, meskipun pihak Fujifilm sendiri menyebut lensa ini memiliki karakter, yang secara tidak langsung menyiratkan bahwa hasilnya tidak sepenuhnya tajam namun justru mendukung kesan vintage yang dicari.
Kamera ini juga mampu merekam video dasar dengan resolusi 1080 x 1440 piksel, meskipun fitur video bukanlah fokus utama.
Aplikasi Khusus dan Fungsi Kreatif Tambahan
Fujifilm tidak hanya mengandalkan kamera saja, tetapi juga mengembangkan aplikasi pendamping yang akan tersedia tak lama setelah peluncuran X Half.
Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur kreatif, seperti membuat diptych dua gambar atau menggabungkan foto dan video dalam satu bingkai.
Ada juga fitur Film Camera Mode yang mengumpulkan 36, 54, atau 72 gambar untuk ditampilkan dalam bentuk contact sheet digital lengkap dengan label film simulation yang digunakan.
Pengguna bahkan bisa menambahkan efek visual tambahan seperti light leak, efek film kadaluarsa, hingga cap waktu khas kamera tahun 1990-an.
Semua efek ini secara permanen tercetak dalam file JPG karena tidak ada opsi RAW, membuat pengalaman menggunakan kamera ini semakin autentik seperti menggunakan kamera film analog.