Final Piala Dunia Antarklub 2025™ antara Chelsea dan Paris Saint-Germain (PSG) menimbulkan kontroversi sengit ketika FIFA secara terang-terangan melanggar aturan dasar dalam Hukum Sepak Bola.
FIFA memperpanjang waktu istirahat babak pertama menjadi 24 menit, hampir dua kali lipat dari durasi maksimum 15 menit yang diizinkan oleh Hukum 7 IFAB: Waktu Bermain. Perpanjangan waktu tersebut digunakan untuk pertunjukan musik ala Super Bowl, dengan Robbie Williams tampil sebelum babak kedua.
Jurnalis Martyn Ziegler dari The Times menemukan insiden tersebut ketika ia berbicara terus terang di jejaring sosial X: “FIFA mengatakan akan mematuhi Hukum Permainan, tetapi secara sewenang-wenang melanggar aturan waktu istirahat 15 menit hanya untuk melayani pertunjukan Infantino selama 24 menit?”.
Menurut Ziegler, tindakan ini menunjukkan bahwa FIFA mengutamakan kepentingan pertunjukan dan perdagangan di atas martabat aturan sepak bola. Pasal 7.2 dengan jelas menyatakan: “Pemain diizinkan istirahat tidak lebih dari 15 menit antar babak, dan istirahat minum air selama perpanjangan waktu tidak boleh lebih dari satu menit.” Bahkan wasit pun berhak untuk fleksibel dalam batas yang diizinkan, dan tidak dapat secara terang-terangan mengubah 15 menit menjadi 24 menit seperti itu.
Faktanya, FIFA bukan satu-satunya organisasi yang memutuskan Hukum Permainan. Kewenangan untuk mengubah hukum tersebut berada di tangan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), di mana FIFA hanya memegang 4 dari 8 suara, sementara sisanya diberikan kepada Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Pelonggaran hukum yang sewenang-wenang ini dianggap sebagai preseden buruk, terutama karena Piala Dunia Antarklub FIFA 2025™ telah lama dianggap sebagai “skema mencari keuntungan terselubung”.
“Detail kecil seperti jeda tambahan 9 menit mungkin tampak sepele, tetapi hal itu menunjukkan wajah FIFA yang sebenarnya di bawah Infantino. FIFA mengomersialkan sepak bola dengan segala cara, terlepas dari aturan dan semangat fair play, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan untuk Piala Dunia 2026,” tulis Sport Bible .
Chelsea Juara Piala Dunia Antarklub usai Kalahkan PSG
Chelsea membuat kejutan besar ketika mereka mengalahkan PSG 3-0 di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 di Stadion MetLife, Minggu 14 Juli dini hari WIB.
Sebelum pertandingan, bahkan para penggemar yang optimis pun tidak menyangka Chelsea akan begitu dominan melawan tim terkuat di dunia. Dengan hanya 3 serangan di sayap kanan dan 3 tembakan tepat sasaran, perwakilan Liga Primer Inggris itu mencetak 3 gol di babak pertama.
Penampilan gemilang Cole Palmer dengan 2 gol dan 1 assist membantu juara Liga Konferensi mengalahkan juara bertahan Liga Champions hanya dalam waktu 45 menit.
Chelsea menjadi juara pertama format baru Piala Dunia Antarklub FIFA, dan untuk kedua kalinya mereka menjadi raja sepak bola dunia di level klub. Selain gelar bangsawan, tim yang bermarkas di Stamford Bridge ini juga mengantongi bonus hingga 97 juta poundsterling.
Di sisi lain, kekalahan pahit tersebut membuat PSG kehilangan kesempatan untuk memenangkan enam trofi. Pelatih Luis Enrique dan timnya akan menghadapi pertandingan Piala Super Eropa melawan Tottenham sebelum musim 2025/26.
Setelah peluit awal berbunyi, Chelsea mengambil inisiatif menyerang, membuat PSG kesulitan melancarkan serangan. Sepanjang babak pertama, lini serang dan lini tengah perwakilan Ligue 1 ini terbagi. “Le Parisien” hanya memiliki satu peluang emas, yaitu tembakan jarak jauh Desire Doue yang berhasil diblok. Di sisi sayap yang berlawanan, Khvicha Kvaratskhelia nyaris tak terlihat.
Absennya Willian Pacho meninggalkan celah besar di lini pertahanan sang juara Prancis. Chelsea mengambil inisiatif untuk memanfaatkan posisi antara Nuno Mendes dan Beraldo, sehingga berhasil mencetak 3 gol. Mustahil juga untuk tidak memuji Cole Palmer, pemain Inggris pertama dalam sejarah yang mencetak dua gol di final Piala Dunia Antarklub FIFA. Secara total, Palmer telah terlibat dalam 8 gol hanya dalam 7 final yang ia ikuti.
Di babak kedua, pelatih Luis Enrique mencoba melakukan penyesuaian, tetapi PSG hanya bisa melakukan satu kesalahan: tembakan jarak dekat Ousmane Dembele diblok oleh kiper. Performa gemilang Robert Sanchez di bawah mistar gawang menjadi fondasi bagi rekan-rekannya untuk bermain dengan percaya diri. Chelsea bahkan hampir mencetak gol keempat di menit ke-80, seandainya Liam Delap tidak gagal memanfaatkan peluang saat hanya ada Gianluigi Donnarumma di depan mereka.
Hari buruk PSG berakhir dengan Joao Neves diusir keluar lapangan karena menarik rambut Marc Cucurella. Tim Prancis itu kembali ke bumi setelah periode sublimasi, sementara para penggemar Chelsea mulai memimpikan siklus kesuksesan baru di bawah pelatih Enzo Maresca.