Inggris tengah bersiap mengambil langkah besar dalam mengatur dominasi Google di ranah pencarian daring. Otoritas Persaingan dan Pasar (Competition and Markets Authority/CMA) mengusulkan penetapan Google sebagai entitas dengan Status Pasar Strategis (Strategic Market Status/SMS), sebuah label yang akan memberikan CMA kewenangan lebih luas untuk mengawasi dan mengatur cara kerja mesin pencari raksasa teknologi tersebut.
Jika disahkan, ini akan menjadi tonggak penting dalam sejarah regulasi digital Inggris, sekaligus membuka jalan bagi ekosistem digital yang lebih adil dan kompetitif. Langkah ini muncul setelah CMA meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap Google Search pada Januari lalu, sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Pasar Digital, Persaingan, dan Konsumen (Digital Markets, Competition and Consumers Act/DMCC).
Dikutip dari Engadget, Kamis (26/6/2025), penyelidikan ini menyoroti sejumlah kekhawatiran, mulai dari biaya iklan pencarian yang dinilai terlalu tinggi, kurangnya transparansi dalam algoritma pemeringkatan hasil pencarian, hingga dominasi Google dalam mengakses data historis pengguna dan situs web.
Tak hanya itu, CMA juga menyoroti pentingnya keadilan bagi penerbit konten. Banyak penerbit merasa tidak memiliki kendali atas bagaimana konten mereka digunakan dalam hasil pencarian maupun dalam ringkasan yang dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dalam konteks ini, CMA menegaskan bahwa meskipun Google telah memberikan manfaat besar bagi pengguna, pasar pencarian daring tetap perlu dibuka agar lebih inklusif, inovatif, dan kompetitif.
Jika status SMS ini resmi diberlakukan yang keputusannya dijadwalkan pada 13 Oktober 2025, Google akan diwajibkan untuk menerapkan sejumlah perubahan signifikan. Di antaranya adalah penyediaan layar pilihan bagi pengguna untuk memilih mesin pencari alternatif, penerapan prinsip pemeringkatan yang adil bagi bisnis kecil dan menengah, peningkatan transparansi bagi penerbit konten, serta memungkinkan portabilitas data pencarian pengguna untuk mendorong inovasi layanan digital.
Menariknya, regulasi ini juga akan mencakup fitur pencarian berbasis AI, meskipun untuk saat ini tidak berlaku bagi Gemini AI Assistant. Namun, CMA menyatakan bahwa kebijakan ini dapat berubah seiring perkembangan teknologi dan penggunaan AI di masa depan.
Sarah Cardell, Kepala Eksekutif CMA, menyatakan bahwa tindakan ini bukanlah bentuk hukuman, melainkan upaya untuk menciptakan lanskap digital yang lebih sehat.
“Tindakan yang terarah dan proporsional ini akan memberi bisnis dan konsumen Inggris lebih banyak pilihan dan kendali atas cara mereka berinteraksi dengan layanan pencarian Google serta membuka peluang yang lebih besar untuk inovasi di seluruh sektor teknologi Inggris dan ekonomi yang lebih luas,” ujarnya.
Perlu dicatat bahwa penunjukan SMS tidak serta-merta menyatakan bahwa Google telah melakukan pelanggaran hukum persaingan. Namun, pihak-pihak yang berkepentingan tetap diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka kepada CMA sebelum keputusan final diambil.
Dengan langkah ini, Inggris bergabung dalam gelombang global yang semakin menekan dominasi platform digital besar. Dunia kini menyaksikan bagaimana regulasi dapat menjadi alat untuk menyeimbangkan kekuatan teknologi dan kepentingan publik dan Google, sebagai pemain utama, berada di garis depan perubahan tersebut.