Peserta Bengkel E to Soul BELIA MABIMS 2.0
Brunei (Kemenag) — Empat Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) menjadi delegasi Indonesia dalam Bengkel E to Soul BELIA MABIMS 2.0 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Program ini berlangsung tiga hari, 23–25 Juni 2025.
Acara ini merupakan forum pengembangan dakwah digital yang melibatkan para pemuda dari negara-negara anggota MABIMS (Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Singapura). Indonesia mengirimkan lima delegasi terpilih, yaitu Cahyo Nur Pambudi (Guru MAN 1 Surakarta), Nurfaizah Fakhriyah Galib (Guru MAN 3 Kota Makassar), Sodri Mubarok (Guru MAN Insan Cendekia Pekalongan), Muhammad Alamsyah (Pelaksana MAN 1 Lebak), dan Hania Novianty Nurahma (Analis Kebijakan pada Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kemenag RI).
Selama tiga hari kegiatan, para peserta mengikuti serangkaian workshop interaktif. Pada hari pertama, agenda dimulai dengan sesi perkenalan antar peserta dari tiap negara, dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan konten dakwah kreatif menggunakan Canva, serta pengenalan Artificial Intelligence (AI) sebagai sarana pendukung dakwah digital.
Hari kedua diisi dengan praktik pembuatan konten dakwah berbasis AI dan podcast bertema “Evolusi Dakwah Milenial: Tantangan dan Peluang”, yang mendorong peserta untuk mengeksplorasi pendekatan dakwah yang lebih relevan di era digital.
Hari ketiga, acara ditutup dengan pembagian sertifikat dan sesi foto bersama, yang dihadiri langsung oleh pejabat tinggi dari Kementerian Agama Brunei Darussalam.
Kepala MAN 1 Surakarta, Ahmad Wardimin dalam keterangannya, menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas keterlibatan guru MAN 1 dalam ajang internasional ini. “Partisipasi ini menjadi bukti bahwa madrasah mampu berkiprah di forum internasional dan siap bersaing serta berkolaborasi dalam mencetak generasi muda yang berdaya saing global,” ujarnya di Surakarta, Kamis (26/6/2025).
Dia menilai, keterlibatan Cahyo Nur Pambudi dalam ajang internasional ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi MAN 1 Surakarta dan dunia pendidikan Indonesia. Sebab, kegiatan ini tidak hanya memperluas wawasan peserta tentang dakwah digital, tetapi juga mempererat kolaborasi antarnegara MABIMS dalam membina generasi muda yang kreatif, moderat, dan berdampak.