Elon Musk kembali menjadi sorotan publik setelah mengumumkan rencana gugatan terhadap Apple.
Kali ini, pendiri SpaceX sekaligus CEO xAI tersebut menuding raksasa teknologi asal Cupertino itu telah memanipulasi peringkat aplikasi di App Store demi menguntungkan kompetitor, khususnya aplikasi AI pesaing Grok milik xAI.
Melalui serangkaian unggahan di platform X pada Senin malam (11/8), Musk mengeklaim bahwa Apple “bermain politik” dengan tidak menempatkan aplikasi X maupun chatbot Grok dalam daftar aplikasi iOS yang direkomendasikan.
Menurutnya, kondisi ini membuat perusahaan AI selain OpenAI mustahil menempati posisi teratas di App Store.
“Apple bertindak dengan cara yang membuat perusahaan AI selain OpenAI tidak mungkin mencapai peringkat #1 di App Store. Ini adalah pelanggaran antitrust yang jelas,” tulis Musk.
“Mengapa Anda menolak memasukkan X atau Grok ke dalam daftar ‘Must Have’ ketika X adalah aplikasi berita nomor satu di dunia dan Grok berada di peringkat kelima di antara semua aplikasi?” tambahnya.
Unfortunately, what choice do we have?
Apple didn’t just put their thumb on the scale, they put their whole body! https://t.co/NM7gaLwvyG
— Elon Musk (@elonmusk) August 12, 2025
Apple is behaving in a manner that makes it impossible for any AI company besides OpenAI to reach #1 in the App Store, which is an unequivocal antitrust violation.
xAI will take immediate legal action.
— Elon Musk (@elonmusk) August 12, 2025
Belum Ada Bukti Konkret
Dilansir dari The Verge (13/08/25), hingga saat ini, Musk belum memberikan bukti yang mendukung tuduhannya. Tidak jelas pula apakah ia sudah benar-benar mengajukan gugatan hukum terhadap Apple atau baru sekadar ancaman publik.
Sementara itu, Apple melalui pernyataan resmi yang dikutip Bloomberg membantah tuduhan tersebut. Menurut juru bicara perusahaan, App Store “dirancang untuk bersifat adil dan bebas dari bias,” serta menampilkan ribuan aplikasi melalui daftar peringkat, rekomendasi algoritmik, dan kurasi manual berdasarkan kriteria objektif.
Sabagai informasi, berdasarkan data peringkat App Store di AS, ChatGPT masih menduduki posisi teratas sebagai aplikasi iPhone gratis, sementara Grok berada di peringkat keenam.
Bahkan, pada Januari lalu, DeepSeek AI asal Tiongkok sempat merebut posisi nomor satu dari ChatGPT, membuktikan bahwa aplikasi AI selain OpenAI juga berpeluang menduduki peringkat teratas. Fakta ini membuat klaim Musk semakin dipertanyakan.
Perseteruan Lama Musk dengan Apple dan OpenAI
Ini bukan kali pertama Musk berseteru dengan Apple maupun OpenAI. Musk merupakan salah satu pendiri awal OpenAI, namun ia meninggalkan perusahaan tersebut setelah tidak sejalan dengan arah kebijakan yang berfokus pada keuntungan.
Sejak itu, ia kerap melancarkan kritik tajam terhadap OpenAI, termasuk melalui gugatan hukum dan tawaran akuisisi senilai 97,4 miliar dolar AS yang ditolak mentah-mentah.
Ketegangan memuncak tahun lalu ketika Apple mengumumkan kemitraan strategis dengan OpenAI untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam iPhone, iPad, dan Mac.
Musk merespons dengan ancaman melarang penggunaan perangkat Apple di seluruh perusahaannya jika teknologi OpenAI diintegrasikan langsung ke sistem operasi Apple.
Jika Musk benar-benar melanjutkan gugatan ini, kasus tersebut bisa menjadi sorotan besar dalam perdebatan mengenai regulasi platform digital dan praktik persaingan usaha yang sehat di industri AI.
Tuduhan antitrust seperti ini berpotensi memicu investigasi dari regulator, terutama jika ada bukti manipulasi algoritma atau kurasi aplikasi yang menguntungkan pihak tertentu.
Sumber foto: akun X @DogeDesigner
