Mantan pemain tim nasional Prancis, Dimitri Payet kini menganggur setelah dituduh melakukan kekerasan fisik dan mental terhadap kekasihnya yang juga seorang pengacara wanita, Larissa Ferrari.
Payet bergabung dengan klub Brasil Vasco da Gama dengan kontrak dua tahun pada Agustus 2023. Namun, klub memutuskan untuk mengakhiri kontrak lebih awal.
“Dalam kesepakatan yang bersahabat, kami telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri kontrak gelandang Dimitri Payet,” kata Vasco da Gama dalam sebuah pernyataan.
Mantan bintang West Ham itu menjadi berita utama pada bulan April ketika mantan pacarnya Larissa Ferrari menuduhnya melakukan kekerasan fisik, mental, psikologis, dan seksual selama hubungan mereka yang berlangsung selama tujuh bulan. Ferrari mengatakan Payet memaksanya minum air seni dan air dari toilet, serta menjilati lantai.
Ibu dua anak itu berbagi: “Dia monster yang sakit. Saya takut akan keselamatan jiwa saya, dan saya masih takut. Saya menginginkan keadilan, karena dia memanfaatkan trauma psikologis saya untuk mendapatkan keuntungan seksual.”
Polisi di Rio de Janeiro mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. Ferrari meminta perintah perlindungan dari pihak berwenang karena serangan itu meninggalkan memar di tubuhnya dan ia menderita kekerasan fisik, moral, psikologis, dan seksual.
Payet membantah adanya “kekerasan fisik dan psikologis” dalam sebuah pernyataan kepada polisi Brasil, dan menegaskan bahwa semuanya dilakukan atas dasar suka sama suka dan dilakukan oleh korban.
Dimitri Payet memiliki lima anak dengan istrinya Ludivine, yang tinggal di Prancis saat ia bergabung dengan Vasco da Gama. Ia sebelumnya menghabiskan enam setengah tahun di Marseille, dan 18 bulan yang mengesankan di West Ham dan sempat diincar dua klub raksasa, Barcelona dan Real Madrid.
Korban Ungkap Lebih Banyak Kejahatan Payet
Sebelumnya menurut keterangan dari kepolisian Brasil pada 19 April, Larissa mengungkapkan bahwa dirinya dianiaya oleh Payet hingga meninggalkan banyak luka memar di sekujur tubuhnya. Sebelumnya, Larissa mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dirinya dipaksa melakukan “perbuatan menjijikkan”, termasuk meminum air seninya sendiri dan menjilati lantai.
Pers Brasil menuduh Payet mencoba memanipulasi mantan kekasihnya, menyebabkan Larissa merasa sangat terluka baik secara fisik maupun mental.
“Saya menginginkan keadilan. Dia memanfaatkan kelemahan psikologis saya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri,” kata Larissa.
Hubungan Larissa dan Payet dimulai pada Agustus 2024, saat pria berusia 38 tahun itu merasa kesepian setelah meninggalkan istri dan keempat anaknya di Prancis. Larissa mengatakan Payet memintanya untuk mengatur pernikahan palsu. Mantan pemain timnas Prancis itu juga mendorongnya untuk membeli cincin kawin dan mengklaim bahwa keduanya akan memulai hubungan yang serius.
Dalam pesan tersebut, Payet meminta Larissa untuk membuat video yang “merendahkan diri” untuk membuktikan cintanya. Larissa mengatakan tindakan tersebut memalukan.
“Saya pengacara, saya tidak akan pernah membuat tuduhan serius tanpa alasan yang kuat,” imbuh Larissa. Ia juga meminta perintah perlindungan dari pihak berwenang karena ia diserang, meninggalkan bekas di tubuhnya, dan mengalami kekerasan fisik, moral, psikologis, dan seksual.
“Penyelidikan masih berlangsung. Dugaan tersebut didaftarkan di kantor polisi yang khusus menangani pendampingan perempuan,” kata polisi Rio de Janeiro.