Isu seputar TikTok dan masa depannya di Amerika Serikat kembali mencuat ke permukaan, kali ini lewat pernyataan mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News, Trump mengungkapkan bahwa saat ini telah ada sekelompok “orang-orang sangat kaya” yang tertarik dan bahkan sedang dalam proses pembelian aplikasi video pendek TikTok.
Dikutip dari Techcrunch, Selasa (1/7/2025), meski tidak merinci siapa calon pembelinya, Trump mengisyaratkan bahwa pengumuman resmi tentang identitas kelompok tersebut akan dilakukan dalam waktu dua minggu kedepan, kerangka waktu yang tampaknya menjadi gaya khasnya.
Menariknya, Trump juga menyebut bahwa langkah ini kemungkinan memerlukan persetujuan langsung dari pemerintah Tiongkok, khususnya Presiden Xi Jinping, mengingat TikTok dimiliki oleh ByteDance, perusahaan teknologi raksasa asal Beijing.
Pernyataan ini muncul di tengah tarik-ulur yang telah berlangsung cukup lama terkait nasib TikTok di AS. RUU yang bertujuan memaksa ByteDance untuk menjual TikTok atau menghadapi potensi pelarangan di AS sempat mengalami penundaan beberapa kali.
Dalam pernyataannya pada awal tahun ini, Trump menyampaikan ide awalnya untuk membentuk skema usaha patungan antara pemilik lama dan calon investor baru yang memungkinkan Amerika Serikat memiliki 50% kepemilikan atas TikTok. Skema ini dinilai sebagai jalan tengah antara keamanan nasional dan nilai ekonomi digital.
Trump juga pernah menyatakan keterbukaannya terhadap nama-nama besar seperti Larry Ellison dan Elon Musk sebagai calon investor strategis untuk TikTok. Namun, perkembangan terakhir menunjukkan bahwa Musk kini bukan lagi menjadi pilihan utama, memperbesar misteri mengenai siapa sebenarnya investor yang tengah mendekati kesepakatan ini.
Situasi ini menghadirkan babak baru dalam drama geopolitik dan teknologi yang melibatkan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia AS dan Tiongkok serta mengungkap bagaimana platform media sosial kini menjadi aset strategis dalam permainan global.
TikTok, yang telah memiliki ratusan juta pengguna di Amerika dan menjadi pusat tren digital, dinilai terlalu berpengaruh untuk diabaikan begitu saja. Hal inilah yang menjadikan pembahasannya menyentuh berbagai aspek: mulai dari keamanan data, kebebasan berpendapat, hingga kepentingan ekonomi nasional.
Secara SEO, perbincangan soal potensi akuisisi TikTok, keterlibatan tokoh besar seperti Trump, dan dinamika regulasi antara AS–Tiongkok menjadi topik yang tinggi peminat dan sensitif terhadap tren pencarian.
Dalam beberapa minggu ke depan, dunia mungkin akan menyaksikan bagaimana salah satu aplikasi paling berpengaruh di generasi digital ini menentukan nasibnya: tetap di tangan Tiongkok, beralih ke investor Amerika, atau berhadapan kembali dengan ancaman pelarangan.
Satu hal yang pasti di balik semua ketidakpastian ini, TikTok tetap berada di garis depan pertempuran antara kebijakan, kekuasaan, dan teknologi global.
Platform ini menjadi semacam cermin zaman, di mana perdebatan tentang kedaulatan data, kepemilikan asing, dan kebebasan berekspresi tumpang tindih dengan dinamika pasar modal dan strategi diplomasi digital. Tak heran jika setiap kabar tentang akuisisi, larangan, atau regulasi baru selalu mengguncang industri teknologi secara luas.