Seiring meningkatnya kebutuhan untuk mendigitalisasi sistem operasional, hampir 40% perusahaan industri global menyebut keamanan siber sebagai tantangan utama dalam mewujudkan transformasi digital di lingkungan teknologi operasional (OT).
Temuan ini disampaikan oleh Kaspersky bersama VDC Research dalam ajang GITEX Asia 2025, melalui laporan riset bertajuk “Securing OT with Purpose-built Solutions.”
Laporan ini menganalisis kondisi terkini keamanan siber OT, termasuk tren bisnis dan teknis yang tengah berkembang, serta best practice yang telah diterapkan oleh berbagai organisasi untuk menjawab tantangan tersebut.
Studi ini dilakukan terhadap lebih dari 250 pengambil keputusan di bidang OT dan IT dari sektor energi, utilitas, transportasi, logistik, hingga manufaktur.
Cybersecurity Jadi Faktor Penghambat Digitalisasi di Sektor OT
Menurut data riset, 39,3% responden mengaku bahwa kekhawatiran akan keamanan siber menjadi hambatan utama dalam penerapan teknologi digital di lingkungan OT mereka.
Tantangan ini menjadi semakin signifikan karena sistem OT yang dulunya bersifat terisolasi kini mulai terkoneksi dengan jaringan digital yang lebih luas, membuka celah baru bagi potensi serangan siber.
Beberapa masalah keamanan yang paling sering dihadapi oleh perusahaan meliputi:
- Langkah-langkah keamanan yang tidak memadai (46,6%)
- Kurangnya anggaran dan personel untuk keamanan OT (46,6%)
- Tantangan kepatuhan terhadap regulasi (42,7%)
- Kompleksitas integrasi antara sistem IT dan OT (41,7%)
Data ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan-perusahaan industri ingin bertransformasi secara digital, mereka masih menghadapi keterbatasan struktural dan teknis yang cukup kompleks.
Mayoritas Perusahaan Targetkan Digitalisasi Penuh dalam 2 Tahun
Meski tantangan keamanan terus membayangi, semangat transformasi digital tetap tinggi. Menurut laporan yang sama, 63,6% perusahaan industri menyatakan ingin mencapai tahap “fully digital” dalam dua tahun ke depan.
Tahapan ini ditandai dengan peningkatan kemampuan digital yang dilakukan secara proaktif dan berkelanjutan.
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa 31,1% perusahaan masih mengandalkan proses manual atau baru mulai mengadopsi teknologi digital untuk tugas-tugas tertentu.
Sementara itu, 22,7% lainnya sudah mulai mengintegrasikan sebagian teknologi digital terkoneksi, meskipun belum menyeluruh.
Dalam konteks ini, Kaspersky menekankan bahwa keamanan siber bukan sekadar penghambat, tetapi justru merupakan teknologi pendukung utama dalam transformasi digital.
“Semakin tinggi tingkat konektivitas dan ketergantungan pada teknologi digital, semakin besar pula potensi ancaman siber. Organisasi industri harus mulai mengadopsi solusi keamanan siber yang kuat, agar transformasi yang dilakukan tidak menimbulkan risiko gangguan atau kerugian finansial,” ujar Andrey Strelkov, Head of Industrial Cybersecurity Product Line di Kaspersky.
Keamanan OT Terpadu dengan KICS
Untuk mendukung pelanggan di sektor OT, Kaspersky menawarkan ekosistem khusus yang menggabungkan teknologi yang dirancang khusus untuk OT, pengetahuan ahli, serta pengalaman industri yang luas.
Inti dari ekosistem ini adalah Kaspersky Industrial Cybersecurity (KICS), sebuah platform native XDR (Extended Detection and Response) yang dikembangkan khusus untuk infrastruktur kritikal.
KICS memungkinkan untuk digunakan sebagai:
- Inventarisasi aset secara terpusat
- Manajemen risiko dan audit keamanan
- Skalabilitas perlindungan di berbagai sistem OT yang tersebar
Platform ini memberikan pendekatan terintegrasi untuk mengelola keamanan, sehingga memudahkan organisasi dalam menjaga keandalan dan keberlanjutan operasional mereka.
Temuan dari laporan ini memperjelas bahwa keamanan siber bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak bagi perusahaan industri yang ingin berhasil dalam proses digitalisasi.
Tanpa perlindungan yang kuat terhadap sistem dan data, transformasi digital tidak akan mampu memberikan dampak maksimal.