Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemenag RI Helmi Halimatul Udhma
Bone, Kemenag — Perlindungan terhadap santri dari kekerasan verbal maupun fisik menjadi perhatian serius semua pihak. Dalam halaqah perdana santri baru Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama, Helmi Halimatul Udhma menegaskan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan bebas dari bullying.
“Tidak boleh ada saling menyakiti, baik secara fisik maupun ucapan. Setiap santri punya hak untuk tumbuh dengan rasa aman dan bahagia,” ujar sosok yang akrab disapa Helmi Nasaruddin Umar, Minggu (27/7/2025).
Dalam kesempatan ini, DWP Kemenag RI menghadirkan dua narasumber perempuan untuk memberikan kuliah umum, yaitu Dr. Hilda dan Dr. Eva. Keduanya merupakan dosen Universitas Garut.
Helmi Nasaruddin mengajak seluruh santri untuk bersama-sama membangun budaya saling menghargai dan saling menjaga di dalam pondok “Jika ada masalah, sampaikan, kita akan cari solusi bersama. Tidak boleh ada yang memendam atau merasa tertekan sendirian. Kita semua harus menjadi pelindung satu sama lain,” tegasnya.
Ia kemudian memandu seluruh santri untuk menyuarakan komitmen bersama melalui seruan simbolik di aula pesantren. Seluruh santri mengangkat tangan dan dengan lantang meneriakkan seruan yang sama.
“Kita harus sama-sama mengucapkan dengan satu kata. Stop bullying. Tidak ada lagi bullying di pondok pesantren,” kata Helmi Nasaruddin, yang disambut antusias oleh para santri.
Kepada para pendidik, Helmi mengingatkan pentingnya kesabaran dalam membimbing santri. Ia juga menekankan bahwa rasa aman dan nyaman harus dijaga bersama, bukan hanya oleh pengasuh, tetapi juga oleh sesama santri.
“Tanpa kalian, anak-anak ini tidak bisa apa-apa. Maka dari itu, anak-anakku semuanya saling menghormati dan saling memberikan kenyamanan. Dan kepada pendidik juga, sabarlah untuk menghadapi anak-anak kita semuanya,” pungkasnya.