Perusahaan penerbit media terbesar di Inggris, Reach Plc, penerbit Daily Mirror, Daily Express, dan Daily Star, mengumumkan rencana restrukturisasi besar yang akan berdampak pada sedikitnya 600 pekerjaan di sektor media.
Langkah ini diambil untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebiasaan pembaca dan dampak langsung dari perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terhadap model bisnis media daring.
Dalam keterangan resmi pada Senin (08/09/2025), Reach mengungkapkan bahwa dari total tersebut, 321 posisi redaksi akan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara itu, sisanya berkaitan dengan restrukturisasi di divisi komersial, produksi, serta pembentukan pusat liputan olahraga terpadu yang telah diumumkan sejak Juli lalu.
“Restrukturisasi ini adalah reorganisasi terbesar yang pernah kami lakukan, bahkan lebih besar dibandingkan awal era digital,” kata David Higgerson, Chief Content Officer Reach, melansir dari The Guardian, Selasa (09/09/2025).
“Perubahan lanskap media saat ini menuntut transformasi total, baik dalam cara kami bekerja maupun menyampaikan berita.”
Reach menegaskan bahwa pihaknya juga akan membuka 135 posisi baru dan memberi prioritas bagi karyawan yang terdampak PHK untuk mengisi peran tersebut. Fokus strategi baru perusahaan akan diarahkan pada konten video, audio, dan jaringan berita langsung (live news), serta penguatan model langganan digital.
CEO baru Reach, Piers North, sebelumnya menegaskan dalam laporan keuangan paruh pertama tahun ini bahwa meski bisnis masih bertumpu pada pendapatan iklan, perusahaan akan serius mengembangkan layanan berbayar.
Langkah itu mengikuti tren media lain, seperti The Sun yang kembali menguji model paywall tahun ini, dan MailOnline yang telah menarik lebih dari 100.000 pelanggan berbayar melalui Mail+.
Restrukturisasi ini terjadi di tengah kekhawatiran industri media global terkait dampak Google AI Overviews dan AI Mode yang dinilai telah memangkas trafik ke situs berita hingga 90 persen, karena pengguna mendapatkan jawaban langsung dari mesin pencari tanpa perlu mengunjungi laman sumber.
Serikat pekerja National Union of Journalists (NUJ) mengkritik keras rencana PHK massal tersebut. “Sekali lagi, semangat kerja hancur akibat ancaman kehilangan pekerjaan. Sulit membayangkan masa depan media yang berkelanjutan jika ratusan jurnalis berbakat harus dikorbankan,” kata Chris Morley, Koordinator Nasional NUJ untuk Reach.
Dalam lima tahun terakhir, Reach memang terus melakukan pemangkasan besar-besaran. Sepanjang 2023 saja, perusahaan sudah melakukan tiga gelombang PHK dengan total hampir 800 karyawan terdampak, menjadi salah satu kehilangan terbesar dalam sejarah industri pers Inggris.
Pada akhir tahun lalu, jumlah karyawan Reach tersisa sekitar 3.500 orang, jauh menurun dari puncaknya pada 2018 yang mencapai hampir 5.500 pegawai setelah serangkaian akuisisi besar, termasuk Express, Star, OK! Magazine, dan grup koran regional Local World.