Microsoft kembali membuat gebrakan di dunia kecerdasan buatan dengan menggandeng Anthropic sebagai mitra teknologi terbaru untuk aplikasi Office 365. Menurut laporan eksklusif dari The Information, perusahaan raksasa ini akan membayar untuk menggunakan model AI milik Anthropic, termasuk Claude Sonnet 4, guna memperkuat fitur-fitur cerdas di Word, Excel, Outlook, dan PowerPoint.
Berdasarkan laporan dari Techcrunch, Kamis (11/9/2025), langkah ini menandai titik balik penting: Microsoft tak lagi sepenuhnya bergantung pada OpenAI, pencipta ChatGPT, yang sebelumnya menjadi tulang punggung inovasi AI di ekosistem produktivitas mereka.
Keputusan Microsoft untuk mendiversifikasi portofolio AI-nya bukan sekadar strategi teknis, melainkan respons terhadap dinamika yang semakin kompleks dalam hubungan dengan OpenAI.
Ketegangan antara kedua perusahaan mulai terasa ketika OpenAI mengembangkan proyek infrastruktur mandiri dan meluncurkan platform lowongan kerja yang digadang-gadang sebagai pesaing langsung LinkedIn milik Microsoft.
Di tengah negosiasi ulang kontrak akses model AI, Microsoft justru memperluas jangkauan dengan menggandeng Anthropic bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai langkah strategis menuju ekosistem AI yang lebih fleksibel dan kompetitif.
Menariknya, Microsoft tidak sekadar menambahkan nama baru ke daftar mitra. Mereka benar-benar percaya pada performa Claude Sonnet 4, model AI terbaru dari Anthropic, yang dinilai lebih unggul dalam tugas-tugas spesifik seperti menghasilkan presentasi PowerPoint yang estetis dan profesional.
Ini menunjukkan bahwa Microsoft kini lebih selektif dalam memilih teknologi AI, mengutamakan kualitas output dan relevansi terhadap kebutuhan pengguna Office 365. Langkah ini juga sejalan dengan strategi jangka panjang Microsoft untuk membangun kemandirian teknologi.
Selain menggandeng Anthropic dan xAI (dengan model Grok yang tersedia di GitHub Copilot), Microsoft telah memperkenalkan dua model internal: MAI-Voice-1 dan MAI-1-preview. Kedua model ini menjadi bukti bahwa Microsoft tidak hanya ingin menjadi pengguna AI, tetapi juga pencipta yang mampu bersaing di level global.
Di sisi lain, OpenAI pun tak tinggal diam. Perusahaan yang dikenal sebagai pionir AI generatif ini sedang mempersiapkan produksi massal chip AI pertamanya bersama Broadcom, yang dijadwalkan meluncur pada 2026.
Dengan langkah ini, OpenAI berpotensi menjalankan pelatihan dan inferensi AI di atas perangkat keras milik sendiri, tanpa bergantung pada infrastruktur Azure milik Microsoft. Persaingan yang dulunya bersifat kolaboratif kini berubah menjadi perlombaan inovasi yang semakin intens.
Meski begitu, Microsoft tetap menegaskan komitmennya terhadap kemitraan jangka panjang dengan OpenAI. Dalam pernyataan resmi kepada TechCrunch, juru bicara Microsoft, Michael Collins, menyatakan bahwa OpenAI akan terus menjadi mitra utama dalam pengembangan model frontier.
Namun, dengan hadirnya Anthropic dan model-model internal baru, jelas bahwa Microsoft sedang membentuk lanskap AI yang lebih terbuka, adaptif, dan siap menghadapi masa depan teknologi yang penuh tantangan.