China kembali mencatatkan pencapaian besar dalam dunia teknologi jaringan. Tim ilmuwan gabungan dari Peking University dan City University of Hong Kong berhasil mengembangkan chip 6G pertama di dunia yang mampu menghadirkan kecepatan data hingga 100 Gbps.
Kehadiran inovasi ini disebut sebagai langkah penting menuju era komunikasi super cepat yang akan melampaui standar 5G saat ini.
Dilansir dari notebookcheck (02/09/25), meski masih berstatus prototipe, kehadiran chip ini menjadi sinyal kuat bahwa kompetisi menuju 6G semakin ketat.
Baca juga: Telkomsel Satukan Indonesia Lewat Kepemimpinan Jaringan 4G, 5G, Broadband, dan Ekosistem Digital
Para analis industri memperkirakan jaringan 6G baru akan bisa digunakan secara komersial sekitar tahun 2030, mengingat masih dibutuhkan infrastruktur dan perangkat pendukung yang kompatibel.
Namun, keberhasilan menciptakan chip ini jelas memberi China keunggulan awal dalam perlombaan teknologi komunikasi generasi berikutnya.
Desain Kecil dengan Kapabilitas Besar
Salah satu hal yang menarik dari chip 6G buatan China ini adalah ukurannya yang sangat kecil, yakni hanya 11 mm x 1,7 mm. Meski mungil, chip ini memiliki jangkauan frekuensi yang luar biasa luas, mulai dari 0,5 GHz hingga 115 GHz.
Perangkat komersial yang ada saat ini biasanya membutuhkan sembilan sistem berbeda untuk mencakup rentang frekuensi sebesar itu.
Namun, berkat inovasi desain berbasis thin-film lithium niobate (TFLN), semua komponen tersebut bisa digabungkan menjadi satu chip tunggal yang ringkas dan efisien.
Teknologi Baru dalam Transmisi Sinyal
Chip 6G ini mengandalkan teknologi baru dalam hal generasi dan transmisi sinyal. Prosesnya dimulai dengan penggunaan broadband electro-optic modulator, yang bertugas mengubah sinyal nirkabel menjadi sinyal optik.
Selanjutnya, sinyal tersebut diproses oleh optoelectronic oscillators untuk menghasilkan sinyal yang stabil dan konsisten di seluruh rentang frekuensi.
Hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan performa mengesankan. Chip ini mampu memberikan nilai tuning frekuensi hanya 180 mikrodetik serta bandwidth yang melampaui 100 GHz.
Artinya, chip ini tidak hanya cepat, tetapi juga efisien dan memiliki kestabilan tinggi, dua faktor penting untuk jaringan komunikasi masa depan.
Meskipun keberhasilan ini layak diapresiasi, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum teknologi ini benar-benar bisa digunakan secara luas. Salah satunya adalah infrastruktur jaringan.
Baca juga: Telkomsel Pamer Inovasi AI dan 5G untuk Ketahanan Bisnis Lintas Industri di Telkomsel Solution Day 2025
Untuk mengoperasikan 6G, dibutuhkan pembangunan infrastruktur khusus yang jauh lebih kompleks dibandingkan 5G.
Selain itu, perangkat pengguna seperti smartphone, laptop, dan IoT (Internet of Things) juga harus dilengkapi dengan chip baru agar kompatibel dengan teknologi ini.
Proses adaptasi industri tentu memakan waktu, sehingga wajar jika banyak analis memperkirakan 6G baru akan benar-benar hadir secara komersial pada awal dekade 2030.
Dampak Besar bagi Masa Depan Komunikasi
Jika berhasil diimplementasikan, 6G berpotensi membawa revolusi besar dalam dunia teknologi dan komunikasi. Dengan kecepatan mencapai 100 Gbps, jaringan ini bisa mendukung aplikasi-aplikasi masa depan seperti:
- Realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) dalam kualitas ultra-realistis tanpa jeda.
- Komunikasi holografik yang selama ini hanya ada di film fiksi ilmiah.
- Internet of Things (IoT) dalam skala masif, termasuk kota pintar dan mobil otonom.
- Transfer data super cepat untuk mendukung penelitian, pendidikan, dan layanan kesehatan berbasis cloud.
China dengan pencapaian chip 6G ini semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu negara terdepan dalam pengembangan teknologi telekomunikasi global.
Walaupun masih butuh waktu bertahun-tahun hingga bisa digunakan secara komersial, pencapaian ini jelas menjadi milestone penting.