Perpindahan talenta di dunia teknologi selalu menarik perhatian, terutama ketika melibatkan perusahaan besar seperti Meta dan OpenAI.
Salah satu kabar terbaru datang dari Chaya Nayak, seorang teknolog asal India, yang memutuskan meninggalkan Meta setelah hampir sembilan tahun berkarier dan kini resmi bergabung dengan OpenAI, perusahaan kecerdasan buatan yang dipimpin Sam Altman.
Langkah Nayak ini menarik perhatian karena menunjukkan bagaimana kompetisi di ranah Artificial Intelligence (AI) semakin ketat dan memicu pergeseran tenaga ahli dari satu raksasa teknologi ke perusahaan lain.
Dari Meta ke OpenAI: Awal Lembaran Baru
Chaya Nayak terakhir menjabat sebagai Direktur Manajemen Produk untuk Generative AI di Meta. Dalam perannya, ia berkontribusi besar terhadap pengembangan tiga generasi model Llama dan Meta AI, sekaligus memimpin tim FORT yang berfokus pada penelitian keterbukaan serta transparansi.
Baca juga: 10 Ide Instagram Story Kreatif untuk Bikin Kontenmu Makin Menarik
Melalui unggahan di LinkedIn, Nayak menggambarkan keputusannya pindah ke OpenAI sebagai sebuah “lembaran baru” dalam perjalanan kariernya.
Ia menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Meta yang telah memberinya kesempatan untuk tumbuh, membangun produk inovatif, hingga memimpin tim berkelas dunia.
Menurutnya, pengalaman panjang di Meta membentuk dirinya sebagai pemimpin yang lebih percaya diri dan berani mengambil keputusan besar.
Di OpenAI, Nayak akan bekerja bersama Irina Kofman yang memimpin inisiatif khusus perusahaan. Fokus utamanya adalah mengeksplorasi peluang baru dalam bidang kecerdasan buatan, sejalan dengan misi OpenAI untuk menciptakan teknologi AI yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Jejak Karier yang Menginspirasi
Perjalanan profesional Nayak tidak terjadi secara instan. Ia memulai karier pada 2010 sebagai project manager di Pathways to Empowerment di Pune, India.
Tidak lama setelah itu, ia pindah ke Amerika Serikat dan bekerja di City of Milwaukee’s Office of Environmental Sustainability sebagai Spesialis Informasi Geografis.
Nayak juga sempat berkarier di The Ergo Group serta Institute for the Future sebagai konsultan. Tahun 2012, ia dipercaya sebagai pengajar di UC Berkeley sebelum kemudian meniti karier di Samasource, sebuah organisasi yang berfokus pada dampak sosial dan manajemen program.
Pada 2014, Nayak bergabung dengan Quid, perusahaan analitik data, di mana ia memimpin akun teknologi untuk perusahaan Fortune-100 dan mengembangkan fitur produk berbasis kebutuhan pelanggan.
Setelah itu, ia bekerja di Premise Data Corporation sebagai Solutions Engineer & Data Scientist, sekaligus terpilih sebagai First Mover Fellow di The Aspen Institute.
Baca juga: Pemerintah Panggil TikTok dan Meta Usai Demo Ricuh di DPR, Ini Alasannya
Perjalanan panjang itu membawanya ke Facebook (sekarang Meta) pada 2016. Di sana, ia pertama kali dipercaya sebagai Kepala Data for Good, kemudian menjadi Product Manager, hingga akhirnya menduduki posisi strategis sebagai Direktur Manajemen Produk untuk Generative AI pada 2023.
Latar Belakang Pendidikan
Keberhasilan Nayak juga ditopang oleh latar pendidikan yang solid. Ia menempuh studi sarjana di bidang Global Studies dengan fokus pada Keamanan, Studi Perdamaian, dan Bahasa Spanyol.
Pendidikan lanjutannya ditempuh di University of Wisconsin-Madison serta University of California, Berkeley, tempat ia meraih gelar master dalam bidang Kebijakan Publik dan Data Science.
Kombinasi antara latar akademik multidisipliner dan pengalaman lintas sektor menjadikan Nayak sebagai sosok yang unik dalam dunia teknologi. Ia tidak hanya memahami sisi teknis AI, tetapi juga dampak sosial serta kebijakan yang menyertainya.
Mengapa Pindah ke OpenAI?
Langkah Nayak meninggalkan Meta dan memilih OpenAI bukan hanya soal karier, tetapi juga visi masa depan.
Dalam pernyataannya, ia menilai OpenAI sebagai tempat ideal untuk menuangkan seluruh pembelajaran yang diperoleh selama ini ke dalam misi yang lebih luas: menghadirkan kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi masyarakat global.
Dengan keahlian mendalam dalam membangun sistem AI generatif, pengalamannya di Meta tentu akan menjadi nilai tambah besar bagi OpenAI.
Kehadiran Nayak juga memperlihatkan bagaimana perusahaan AI saat ini berlomba-lomba menarik talenta terbaik demi mempercepat inovasi.
Foto: Linkedin