Muhammad Toha, juru masak di salah satu dapur penyedia catering jemaah haji Indonesia berprinsip melayani katering jemaah haji dengan maksimal.
Makkah (Kemenag) — Pemilik dan puluhan pegawai Dapur Raghaeb, daerah Shauqiah Makkah, menyambut hangat kedatangan tim Media Center Haji (MCH). Mereka mempersilakan tim MCH untuk memasuki area dapur, untuk meliput proses produksi katering jemaah haji Indonesia.
Beberapa di antaranya menyambut kami dengan sambutan yang berbeda dengan yang lain. Rupanya mereka adalah juru masak dari Indonesia. Begitu kami menyapa, mereka menampakkan raut wajah bahagia. Kami pun leluasa bercakap-cakap dan mewawancarai mereka dalam Bahasa Indonesia. Mereka terlihat gembira, serasa kembali ke kampung halamannya.
Setidaknya ada enam juru masak WNI di dapur ini. Mereka berstatus sebagai TKI yang telah tinggal di Arab Saudi selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah Muhammad Toha. Pria berusia 42 tahun ini adalah kelahiran Rangkasbelitung, Banten. Dia telah bekerja di Arab Saudi selama 15 tahun.
“Saya telah bekerja di Arab Saudi sebagai juru masak selama 15 tahun,” kata Toha ketika diwawancara, Rabu (14/5/2025).
Baginya, menjadi bagian dari kesuksesan penyelenggaraan haji Indonesia tahun ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Walaupun perannya tidak banyak diketahui banyak orang, karena ia bekerja di balik layar.
Toha mengungkapkan kegembiraannya bisa berkhidmat kepada jemaah haji. “Saya merasa bangga dan senang sekali bisa ikut melayani tamu-tamu Allah,” kata Toha.
Selain musim haji, sehari-hari Toha bekerja di salah satu Restoran di Jeddah. Namun bisa saja berpindah restoran sesuai dengan permintaan pemiliknya. Menjadi penopang hidupnya yaitu istri dan satu putra, Toha harus merelakan dirinya bisa pulang dua tahun sekali. “Kalau pulang saya merasa harus bawa uang jajan yang cukup. Jadinya bisa pulang dua tahun sekali saat lebaran,” kata dia.
Walaupun telah 15 tahun bekerja, Toha mengaku baru berhaji sekali. Meskipun tahun ini belum bisa berhaji karena harus berjibaku dengan layanan katering jemaah haji, ia sudah merasa cukup bisa merasakan suasana dan gairah haji tahun ini.
Hal yang sama juga dirasakan oleh juru masak lainnya., Sahrul. Pria berusia 38 tahun ini asli Lombok NTB. Ia mengaku sudah 7 tahun bekerja sebagai juru masak di Arab Saudi.
Sahrul merasa senang bisa terlibat dalam penyelenggaraan katering jemaah haji Indonesia. Memberikan manfaat bagi jemaah adalah tujuan utamanya. “Saya merasa senang karena bisa berkontribusi dan bisa memberikan manfaat untuk jemaah haji Indonesia,” katanya.
Menurutnya, sebagai orang yang terlibat dalam penyediaan katering ia harus memberikan layanan yang maksimal. Beruntunglah, ketrampilan memasak yang ia dapatkan dari orang tuanya di kampung dan restoran di Indonesia sebelum ia bekerja di Arab Saudi, menjadikannya tidak gagap ketika memasak menu khas Indonesia untuk jemaah haji.
Sahrul yang memiliki tiga putra di kampung ini pun berharap, semoga jemaah haji merasa puas dengan layanan katering selama di Makkah.