Power bank sebagai perangkat pendukung utama smartphone kini sudah jadi kebutuhan banyak orang. Namun, produk ini juga menyimpan potensi risiko apabila terjadi cacat produksi, terutama pada bagian baterai.
Baru-baru ini, Xiaomi resmi mengumumkan recall (penarikan kembali) terhadap produk power bank 33W 20000mAh (Integrated Cable) dengan nomor model PB200SWM.
Langkah ini sontak mengingatkan pada kasus serupa yang menimpa Anker, salah satu brand power bank ternama, yang juga pernah melakukan recall karena masalah keamanan baterai.
Recall Xiaomi Power Bank 33W 20000mAh
Xiaomi menyatakan bahwa recall berlaku untuk produk dengan periode produksi Agustus hingga September 2024. Permasalahan utama terletak pada potensi baterai yang bisa mengembung hingga menimbulkan risiko kebakaran.
Baca juga: Charger Sembarangan: Masalah Sepele yang Bisa Berujung Fatal!
Meskipun jumlah kasus serius belum terlalu banyak, Xiaomi mengambil langkah preventif dengan menarik unit terdampak.
Bagi pengguna yang memiliki model ini, Xiaomi mengimbau agar segera memeriksa nomor model dan mengikuti prosedur recall yang disediakan melalui pusat layanan resmi.
Mengingat Kasus Anker Power Bank
Peristiwa recall ini bukan kali pertama terjadi di industri power bank. Sebelumnya, Anker juga sempat mengumumkan penarikan produk power bank mereka akibat masalah serupa, yakni risiko baterai yang bisa memicu kebakaran.
Kasus Anker menjadi sorotan karena melibatkan produk Anker 535 Power Bank (PowerCore 20K) yang dijual secara luas di Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Saat itu, laporan pengguna menunjukkan adanya potensi overheating hingga percikan api.
Recall Anker kala itu menjadi pembelajaran berharga bagi industri teknologi: meskipun perusahaan sudah memiliki standar kualitas tinggi, tetap ada kemungkinan terjadinya cacat produksi yang bisa berisiko bagi konsumen.
Baca juga: HMD Amped Buds, Earbuds yang Bisa jadi Power Bank Nirkabel
Jika dibandingkan, kedua kasus ini memiliki persamaan utama:
- Sama-sama melibatkan power bank berkapasitas besar (20.000 mAh).
- Masalah utama terletak pada baterai lithium-ion yang tidak stabil.
- Potensi risikonya serupa, yaitu baterai mengembang, overheating, hingga kebakaran.
Namun, ada juga perbedaan yang cukup signifikan:
- Periode produksi: Xiaomi secara spesifik menyebut periode Agustus–September 2024, sementara kasus Anker melibatkan batch produksi yang lebih luas.
- Wilayah distribusi: Recall Anker lebih terfokus di Amerika dan Eropa, sementara Xiaomi lebih banyak di pasar Asia, termasuk Indonesia.
Implikasi bagi Konsumen
Dua kasus ini menjadi pengingat penting bagi pengguna untuk tidak menganggap remeh perangkat power bank. Meski terlihat sederhana, baterai lithium-ion menyimpan energi besar yang jika bermasalah bisa menimbulkan risiko serius.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan konsumen untuk mengurangi risiko:
- Periksa kondisi fisik power bank secara berkala. Jika ada tanda-tanda mengembang, segera hentikan pemakaian.
- Gunakan kabel dan charger resmi agar arus listrik tetap stabil.
- Beli produk dari distributor resmi, sehingga mudah mengikuti program recall bila terjadi masalah.
- Ikuti informasi resmi dari brand terkait agar tidak ketinggalan update penting seperti pengumuman recall.
Kasus recall Xiaomi Power Bank 33W 20000mAh (PB200SWM) dan peristiwa serupa pada Anker Power Bank membuktikan bahwa bahkan brand besar pun tidak luput dari masalah teknis.
Bagi pengguna, penting untuk selalu waspada, memperhatikan kondisi perangkat, dengan begitu, risiko bisa diminimalisir, dan penggunaan power bank tetap aman serta nyaman.