Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa kehadiran BRICS bukan sekadar forum ekonomi biasa, melainkan merupakan cerminan dari tatanan dunia baru di mana solidaritas antar negara berkembang menjadi pondasi utama untuk menciptakan sistem global yang lebih adil, setara, dan inklusif.
Dengan bergabungnya Indonesia dalam kelompok BRICS, posisi negara ini sebagai kekuatan ekonomi dunia Selatan semakin diperkuat, sekaligus membuka peluang luas untuk menjalin kerja sama strategis di bidang industri, inovasi teknologi, investasi, dan transformasi digital.
Langkah ini menjadi momentum penting dalam usaha pemerintah untuk mengakselerasi modernisasi sistem industri nasional, sehingga mendukung visi Making Indonesia 4.0 yang mendorong digitalisasi, kecerdasan buatan, dan penerapan teknologi hijau sebagai bagian integral dari strategi pembangunan.
“Kehadiran saya dalam pertemuan ini membawa mandat dan aspirasi nasional. Kami akan menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendorong transformasi industri nasional menuju era digital dan ramah lingkungan melalui inisiatif Making Indonesia 4.0. Kita juga ingin pastikan bahwa digitalisasi, kecerdasan buatan, dan teknologi hijau bukan hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar mengakar dalam strategi pembangunan industri kita,” ujar Agus Gumiwang.
Agenda kunjungan kerja Menteri Perindustrian juga mencakup pertemuan dengan diaspora Indonesia di Brasilia, Brasil, yang dilaksanakan pada Kamis (22/5) malam. Interaksi dengan masyarakat Indonesia di luar negeri ini menegaskan pentingnya hubungan diplomatik yang telah terjalin sejak tahun 1953 antara Indonesia dan Brasil.
Selama lebih dari tujuh dekade, kedua negara telah mencatat kemajuan signifikan dalam perdagangan, investasi, dan kerjasama industri. Hingga tahun 2024, nilai perdagangan antara Indonesia dan Brasil telah mencapai lebih dari USD7 miliar, dengan komoditas andalan seperti kendaraan bermotor, minyak sawit, dan alas kaki yang mengukuhkan posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir terkemuka.
Kerjasama bilateral antara Indonesia dan Brasil ini bukan saja mencerminkan hubungan dagang yang saling menguntungkan, melainkan juga menandakan kesamaan visi dalam membangun ekonomi yang tangguh, adil, dan inklusif.
Dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Brasil, kedua pihak sepakat untuk terus meningkatkan sinergi di sektor-sektor strategis seperti bioenergi, industri dirgantara, dan ekonomi hijau berbasis sumber daya terbarukan.
Lebih lanjut, dalam kerangka kerja sama di BRICS, Indonesia bertekad untuk menjadi motor penggerak dalam mengembangkan industri berkelanjutan di kawasan Global South.
“Kita tidak ingin hanya menjadi pasar, tetapi menjadi pusat produksi dan inovasi. BRICS akan menjadi wahana penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi industri nasional dalam perekonomian global yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis inovasi,” imbuh Menperin.
Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah Indonesia mendorong keterlibatan aktif dalam program-program unggulan yang dijalankan oleh BRICS, seperti BRICS Center for Industrial Competences, PartNIR Innovation Centre, dan SME Working Group Action Plan 2025–2030.
Program-program ini menjadi sangat relevan dalam upaya memperkuat sektor industri kecil dan menengah (IKM), yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Melalui adopsi teknologi digital dan inovasi industri yang terintegrasi, diharapkan ekosistem industri Indonesia akan semakin kompetitif, berkeadilan, dan mampu bersaing di pasar global.