Di tengah kondisi pasar yang penuh gejolak, Bosch berhasil mempertahankan ketahanan bisnisnya dengan mencatat pendapatan sebesar €90,3 miliar pada tahun 2024. Meskipun terjadi penurunan sebesar 1,4% dibandingkan tahun sebelumnya (atau 0,5% setelah penyesuaian kurs), perusahaan tetap menunjukkan stabilitas dengan laba operasional (EBIT) mencapai €3,1 miliar dan margin EBIT sebesar 3,5%.
Stefan Hartung, Ketua Dewan Manajemen Bosch, menegaskan bahwa perusahaan terus berfokus pada efisiensi biaya, restrukturisasi portofolio, dan kemandirian finansial melalui Strategi 2030. Target jangka panjangnya mencakup pertumbuhan tahunan rata-rata 6-8% hingga 2030, dengan asumsi inflasi tetap terkendali di kisaran 2-3%.
“Di fiskal tahun 2024, kami membuat peningkatan penting dalam biaya, struktur, dan portofolio. Kami tetap berpegang pada target untuk terus bertumbuh dan memperkuat kemandirian finansial kami. Strategi 2030 memberikan kami arahan yang dibutuhkan, khususnya di tengah gejolak global, untuk menjadi salah satu dari tiga penyedia teratas di pasar inti kami dalam waktu lima tahun,” jelasnya.
Selain itu, Bosch menargetkan margin keuntungan sebesar 7% pada tahun 2026. Sinyal positif terlihat pada kuartal pertama 2024, di mana perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Inovasi tetap menjadi tulang punggung strategi Bosch. Perusahaan mengalokasikan dana sebesar €250 juta melalui Bosch Ventures untuk mendukung startup teknologi yang sejalan dengan visinya. Pada tahun lalu, Bosch mencatat lebih dari 6.700 paten, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu dari 100 perusahaan paling inovatif di dunia menurut Clarivate.
“Kami akan terus bekerja keras untuk menata struktur dan efisiensi biaya, serta memperkuat fokus pada unit bisnis yang memiliki potensi keuntungan,” ujarnya.
Di sisi keberlanjutan, Bosch meningkatkan komitmennya dengan menggandakan target pengurangan emisi Scope 3 dari 15% menjadi 30% pada tahun 2030, menggunakan tahun 2018 sebagai dasar perhitungan. Hartung menekankan bahwa isu perubahan iklim tidak boleh diabaikan meskipun ekonomi global sedang tidak stabil.
Di Indonesia, Bosch menunjukkan perkembangan yang positif dengan meluncurkan berbagai produk baru di segmen peralatan rumah tangga dan perkakas listrik. Perusahaan juga memperluas jaringan distribusinya dengan membuka Home Experience Store di Jakarta dan Surabaya, memberikan pelanggan pengalaman langsung dengan produk-produknya.
Tak hanya itu, Bosch menjalankan program sosial “Bosch Impact for Life” yang berkolaborasi dengan Foodbank of Indonesia (FOI) dan Yayasan Sahabat Anak untuk meningkatkan gizi dan pendidikan anak-anak di berbagai wilayah.
Memasuki tahun 2025, Bosch memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sebesar 1-3% meskipun tantangan pasar masih membayangi. Akuisisi bisnis HVAC dari Johnson Controls dan Hitachi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan penjualan sebesar 1-2% pada tahun ini. Sektor mobilitas juga menjadi fokus utama, dengan investasi besar-besaran dalam teknologi elektrifikasi, hidrogen, dan perangkat lunak otomotif.
Di sisi lain, Bosch terus melakukan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan jumlah karyawan sebanyak 11.557 orang pada tahun 2024, terutama di wilayah Jerman dan Eropa. Langkah ini diambil untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Dengan kombinasi antara inovasi, keberlanjutan, dan strategi pertumbuhan yang matang, Bosch siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan sekaligus peluang.