Jakarta (Kemenag) — Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada 12 Penyuluh Agama Islam terbaik dalam ajang Penais (Penerangan Agama Islam) Award 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas peran penting penyuluh sekaligus dorongan agar mereka terus berinovasi dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bersama Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Abu Rokhmad, Direktur Penerangan Agama Islam Ahmad Zayadi, serta Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam Jamaluddin M. Marki.
Sebanyak 90 Penyuluh Agama Islam terpilih sebagai finalis dalam sembilan kategori. Dari jumlah itu, 9 orang ditetapkan sebagai terbaik, sementara 3 penyuluh lainnya menerima penghargaan kategori Lifetime Achievement.
Menag menyampaikan apresiasi kepada para penyuluh yang dinilai telah mendedikasikan hidupnya untuk membina umat. Ia mengatakan bahwa penghargaan ini bukan soal hadiah, melainkan wujud pengakuan atas jasa mereka.
“Jangan dilihat apa yang diperoleh atau siapa yang memberikan. Yakinlah Allah dan para malaikat juga menyaksikan kehadiran kita di sini sebagai tanda bahwa kita telah berjasa mengangkat martabat masyarakat di pelosok Indonesia,” ujarnya menutup rangkaian kegiatan Penais Award yang digelar Ditjen Bimas Islam di Jakarta, Senin (25/8/2025) malam.
Menag juga mengapresiasi kehadiran bupati dan wali kota yang memberi perhatian khusus kepada para Penyuluh Agama Islam. Ia berharap kepala daerah lain dapat mencontoh hal tersebut. Menurutnya, para penyuluh telah menunjukkan kontribusi nyata, mulai dari pembangunan rumah singgah (bedah rumah 54 lokasi), pengelolaan 120 hektare lahan tambak dan budidaya garam laut untuk masyarakat, hingga upaya pelestarian lingkungan melalui praktik agroforestri, mengintegrasikan tanam pohon dengan lahan pertanian, yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
“Di tahun mendatang, mungkin akan ada apresiasi khusus bagi kepala daerah yang memberikan dukungan nyata kepada para penyuluh,” katanya.
Menag menyebut, jumlah penyuluh agama Islam saat ini masih terbatas dibanding kebutuhan masyarakat. Padahal, mereka menghadapi medan yang berat untuk menjalankan tugas, mulai dari menempuh perjalanan berjam-jam, melawan ombak, hingga sakit karena pengabdian. “Yang membuat mereka bertahan adalah keikhlasan dan ketulusan niat untuk melayani masyarakat,” tutur Menag.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad menambahkan, Penais Award 2025 diikuti oleh 90 Penyuluh Agama Islam dari 24 provinsi. Para finalis ini telah melewati tahapan seleksi berjenjang, mulai dari tingkat kabupaten/kota, Kanwil Kemenag provinsi, hingga tahap nasional.
Dikatakan Abu, kategori penghargaan yang diberikan menunjukkan luasnya dimensi tugas para penyuluh, mulai dari literasi Al-Qur’an, pemberdayaan ekonomi, hingga pendampingan hukum dan pelestarian lingkungan. Ia berharap, penghargaan ini menjadi pemacu lahirnya motivasi, kreativitas, serta semangat pengabdian yang lebih besar di kalangan penyuluh agama Islam.
“Harapan kami, melalui Penais Award 2025, semangat pengabdian penyuluh agama Islam semakin kuat, sinergi lintas sektoral semakin meningkat, dan citra Kemenag tetap terjaga dalam memberi layanan terbaik bagi umat,” jelasnya.
Berikut nama-nama penyuluh agama Islam yang meraih penghargaan:
1. Peningkatan Literasi Al-Qur’an: Sastra Yunita (Sumatra Barat)
“Penerapan Pola Sepuh Sepuh pada Metode Mutlaqy: Strategi Efektif untuk Meningkatkan Kualitas Bacaan Al-Qur’an Lansia”
2. Pendampingan Kelompok Rentan: Riska Duduti (Gorontalo)
“Penguatan Disabilitas Netra melalui Metode Al-Baghdadiyah Brille di TPQ Inklusi Disabilitas”
3. Kesehatan Masyarakat: Khotimatul Husna (DI Yogyakarta)
“Program Edukasi Remaja “Gercep Penting Plus” untuk Pencegahan Stunting dan Kawin Anak di Kapanewon Banguntapan, Bantul, DIY”
4. Pemberdayaan Ekonomi Umat: Shofwah Tafasir (Jawa Barat)
“Peran Penyuluh Agama dalam Meningkatkan Minat Investasi pada Ibu Rumah Tangga”
5. Pendampingan Hukum: Sofyan Hadi (Jawa Timur)
“Advokasi Hukum Mewujudkan Desa Layak Anak dan Ramah Perempuan”
6. Pelestarian Lingkungan: Sri Eliyati (Kalimantan Barat)
“Pendampingan Pengolahan Limbah Rumah Tangga Menjadi Produk Multi Manfaat pada Majelis Taklim”
7. Metode Penyuluhan Baru: Imamul Muttaqin (Sumatra Barat)
“Dawai (Dakwah with AI): Konten Digital Berbasis Artificial Intelligence sebagai Metode Penyuluhan Baru bagi Generasi Z”
8. Penguatan Moderasi Beragama: Mc. Mifrohul Hana (Jawa Tengah)
“Aplikasi SI GANDRUNG: Prototipe Inovatif Moderasi Beragama dan Ikon Toleransi di Kabupaten Kudus”
9. Anti Korupsi: Herawati Suyatno Putri (Jawa Tengah)
“Program “Geber Bangku” Inisiasi Dini Pencegahan Korupsi Membangun Generasi Jujur dan Berintegritas”
Untuk kategori Lifetime Achievement, penghargaan diberikan kepada:
1. Arif Zamroni (Jawa Timur) bidang Ketahanan Pangan
2. Abu Bakar Sidik (Jawa Barat) bidang Peningkatan Ekonomi Umat
3. Marliana (Kalimantan Selatan) bidang Pengentasan Kemiskinan
(Wcp/Mr)