Baidu semakin menegaskan dominasinya di peta kecerdasan buatan Tiongkok dengan meluncurkan MuseSteamer, sebuah inovasi model image-to-video yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis.
Perdana diumumkan pada Rabu lalu, MuseSteamer mampu mengubah gambar statis menjadi klip video berdurasi hingga sepuluh detik dengan kualitas tinggi. Baidu menghadirkan tiga tingkatan layanan yakni Turbo, Pro, dan Lite sehingga setiap perusahaan dapat memilih versi yang paling cocok dengan skala operasional dan anggaran mereka.
Dengan teknologi ini, tim pemasaran, periklanan, dan hiburan dapat mempercepat proses pembuatan konten dinamis, menghemat waktu produksi, serta menambah daya tarik visual yang sebelumnya memerlukan studio dan peralatan mahal.
Dilansir dari Reuters, Kamis (3/7/2025), peluncuran MuseSteamer mempertegas tren global di mana pionir-pionir AI seperti OpenAI, bersama para raksasa teknologi asal Tiongkok seperti ByteDance, Tencent, dan Alibaba, berlomba mengembangkan generator teks-ke-video atau gambar-ke-video.
Namun, berbeda dengan beberapa produk pesaing yang kini dibanderol lewat paket langganan untuk konsumen umum, Baidu justru memfokuskan MuseSteamer secara eksklusif pada segmen bisnis.
Langkah ini menegaskan komitmen Baidu untuk memperkuat ekosistem AI perusahaan, sekaligus menjaga kualitas, kestabilan performa, dan dukungan teknis premium bagi korporasi.
Di samping inovasi video berbasis AI, Baidu juga memanjangkan sayapnya dalam teknologi pencarian dengan memperkenalkan antarmuka baru pada mesin telusur mereka. Kotak pencarian kini didesain ulang agar mampu menampung query lebih panjang, memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan kompleks layaknya sedang berdialog.
Lebih jauh, Baidu melibatkan kecerdasan buatan untuk memberikan rekomendasi hasil pencarian yang lebih tertarget, memadukan analisis konteks, preferensi pengguna, dan data gambar atau suara yang dikirimkan.
Fitur pencarian berbasis suara dan gambar kini juga terintegrasi secara mulus, sehingga siapa pun dapat mencari informasi tidak hanya dengan mengetik, tetapi juga dengan memotret obyek atau merekam perintah suara langsung dari aplikasi.
Perombakan besar pada mesin pencari ini bukan semata soal estetika antarmuka, melainkan tentang menghadirkan pengalaman berinteraksi yang lebih manusiawi. Sistem AI Baidu di balik layar belajar dari setiap pola pencarian dan respons pengguna, menyempurnakan hasil rekomendasi, serta mempercepat waktu muat halaman.
Dalam konteks persaingan sengit dengan layanan serupa, seperti Doubao milik ByteDance dan Yuanbao buatan Tencent, langkah Baidu ini berpotensi mengukuhkan pangsa pasar mereka di ranah search engine berbasis kecerdasan buatan.
Ekspansi MuseSteamer dan peningkatan mesin pencari Baidu menggambarkan ambisi perusahaan untuk tidak hanya menjadi rujukan unggulan dalam AI, tetapi juga sebagai solusi digital end-to-end bagi bisnis modern.
Baik dalam menciptakan konten video kreatif maupun menyediakan data yang dipersonalisasi melalui pencarian cerdas, Baidu tampak siap menjawab kebutuhan perusahaan yang ingin bergerak cepat di era transformasi digital.
Ke depan, inovasi semacam ini diprediksi akan menjadi standar baru di industri, di mana AI tidak lagi sebatas eksperimen laboratorium, melainkan senjata strategis untuk meraih efisiensi, daya saing, dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.