Apple baru saja menandai tonggak bersejarah dengan mengirim unit iPhone ketiganya yang ke-3 miliar, sebuah pencapaian dahsyat yang diumumkan Tim Cook dalam laporan keuangan kuartal ketiga.
Perjalanan ini dimulai pada tahun 2007 ketika iPhone pertama diperkenalkan ke publik, mencapai pengiriman satu miliar unit pada tahun 2016, dan menyentuh angka dua miliar sekitar tahun 2021.
Kini, hanya dalam empat tahun sejak miliaran kedua, Apple menembus batas ketiga dengan kecepatan luar biasa. Pada wawancara pendapatan terbaru, Cook menegaskan bahwa pertumbuhan pengiriman iPhone masih menembus dua digit, mendorong pendapatan Apple hingga mencapai 94 miliar dolar naik 10 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dikutip dari Engadget, Selasa (5/8/2025Gelombang pembelian iPhone yang begitu masif menurut pengamatan sejumlah analis, termasuk pakar Apple Mark Gurman, dipengaruhi rasa waswas konsumen terhadap potensi lonjakan harga akibat kebijakan tarif impor.
Di sebuah cuitan, Gurman menyebut banyak pengguna memutuskan membeli iPhone lebih awal karena khawatir harga akan melonjak ketika tarif tambahan mulai berlaku. Kekhawatiran ini seakan menjadi pendorong tak terduga yang semakin mengokohkan dominasi iPhone di pasar global.
Namun, pencapaian penjualan gemilang ini tidak sepenuhnya bebas tantangan. Cook mengungkap bahwa tarif impor masih membebani kinerja Apple, di mana pada kuartal yang berakhir Juni lalu perusahaan harus menanggung kerugian sekitar 800 juta dolar akibat kenaikan bea masuk.
Sementara itu, untuk kuartal yang berakhir September, Apple memperkirakan beban tarif akan semakin besar, menembus 1,1 miliar dolar. Angka-angka ini menunjukkan bahwa meski permintaan tetap kuat, aspek geopolitik dan kebijakan dagang global masih bisa menggoyang neraca keuangan raksasa teknologi asal Cupertino.
Di tengah sorotan pada tarif dan volume penjualan, mata pecinta gadget mulai tertuju pada rangkaian iPhone terbaru yang diprediksi diluncurkan pada September mendatang. Sumber-sumber terpercaya menyebut Apple tengah mempersiapkan varian anyar bertajuk iPhone 17 Air.
Sesuai namanya, model ini dirancang sangat tipis dengan satu lensa kamera utama, mengandalkan chip A19 terbaru, serta menopang konektivitas melalui modem internal Apple yang pertama kali ditanamkan di iPhone 16e.
Dengan layar berukuran 6,6 inci, iPhone 17 Air diprediksi akan dipatok di kisaran 900 dolar, sedikit lebih tinggi daripada iPhone 16 standar, namun masih sepadan dengan harga iPhone 16 Plus.
Lebih jauh dari sekadar perangkat keras, Apple juga menegaskan komitmen besar pada kecerdasan buatan. Dalam panggilan pendapatan, Cook secara terbuka menyatakan bahwa perusahaan akan meningkatkan investasi secara signifikan di ranah AI.
Meskipun ia tak menyebutkan target akuisisi secara spesifik, dikonfirmasi bahwa Apple siap bergerak cepat dalam memperkuat peta jalan AI untuk memperkaya ekosistemnya, baik melalui riset internal maupun potensi penggabungan keahlian dari luar.
Menyongsong era baru, keberhasilan pengiriman tiga miliar iPhone sekaligus memantapkan posisi Apple sebagai inovator yang tetap relevan di tengah tantangan global.
Dari lonjakan penjualan yang didorong kekhawatiran tarif, persiapan iPhone 17 Air yang mengusung desain ultra-tipis, hingga dorongan investasi ke AI, semua elemen ini menunjukkan bagaimana Apple terus meramu strategi untuk bertahan dan berkembang di pasar yang kian dinamis.
Bagi para penggemar dan pelaku industri, perjalanan Apple selanjutnya tentu patut dinanti dengan penuh antisipasi.