Vinicius Junior tengah menghadapi penurunan serius di lapangan, akibat gagal meraih gelar Ballon d’Or 2024 karena banyaknya kontroversi.
Penurunan performa yang mengkhawatirkan dari penyerang Brasil ini membuat para penggemar bertanya-tanya: Apakah pemain Brasil ini menyakiti dirinya sendiri karena obsesinya dengan pencapaian pribadi?
Setengah Musim yang Sulit Dilupakan
Buruknya performa Vinicius menjadi fokus kritikan dari penggemar dan media Madrid, terutama setelah kekalahan 0-3 dari Arsenal di leg pertama perempat final Liga Champions. Surat kabar Spanyol Marca memberinya peringkat di bawah rata-rata, yakni 4, dan mengomentari bahwa Vinicius “hampir tak dilibatkan” di Emirates.
Bintang Brasil itu tidak meninggalkan jejak dalam menggiring bola, mengoper, menembak, atau mendukung pertahanan. Sebelumnya, dalam kekalahan 1-2 dari Valencia di La Liga, meski mencetak gol penyeimbang, Vinicius tetap dicemooh oleh pendukung tuan rumah di Bernabeu saat pertandingan berakhir.
Vinicius hanya mencetak 3 gol dalam 17 pertandingan terakhirnya – angka yang terlalu rendah dibandingkan dengan harapan bagi pemain yang dianggap sebagai pilar Real Madrid. Pelatih Carlo Ancelotti tampaknya mulai kehilangan kesabaran terhadap pemain tersebut.
Menurut El Pais, Ancelotti secara serius mempertimbangkan untuk menyesuaikan peran Vinicius dalam skuad. Dengan penampilan yang buruk sejak awal tahun, performa penyerang samba tersebut telah mempengaruhi tim Real Madrid. Awalnya banyak yang mengira Vinicius tak terbiasa bermain bersama Mbappe, namun saat rookie asal Prancis itu mengorbankan dirinya untuk pindah ke tengah guna mengambil peran sebagai penyerang tengah, performa Vini makin menurun.
Dalam pertandingan melawan Arsenal, Real Madrid memiliki peluang bagus pada menit ke-4 ketika Vinicius lolos dalam posisi terbuka, menghadapi bek tengah Arsenal, Jakub Kiwior. Namun, penyerang Brasil itu membuat serangkaian keputusan yang salah, yang menyebabkan Real Madrid kehilangan peluang serangan balik. Jika “Los Blancos” membuka skor pada saat itu, skenario pertandingan bisa saja berbeda.
Masalah Mental
Kemampuan Vinicius dalam mengambil penalti juga menjadi masalah besar. Dia gagal mengeksekusi penalti dua kali dalam sebulan melawan Atletico Madrid dan Valencia. Meski Real Madrid membiarkannya mengambil penalti untuk membantunya mendapatkan kembali kepercayaan diri, bintang kelahiran tahun 2000 itu terus-menerus mengecewakan.
Itu mengungkap masalah psikologis dan kurangnya kepercayaan diri sang penyerang. Skandal di luar lapangan sama sekali tidak memperbaiki performa Vinicius, jika tidak bisa dikatakan skandal tersebut hanya merugikan sang penyerang. Sejak menolak menghadiri gala Ballon d’Or 2024 ketika dia tahu dia tidak akan menang, Vinicius mulai menurun.
Tindakan menolak menghadiri gala Bola Emas 2024 menimbulkan kontroversi besar dan mencoreng citra Vinicius di mata penggemar dan pakar. Itu juga merupakan bagian dari alasan mengapa mentalitas penyerang ini bermasalah.
Obsesi Vinicius dengan pencapaian pribadi juga menyebabkan dia membuat banyak keputusan membingungkan di lapangan, dan tendangan penalti yang gagal hanyalah sebagian dari itu. Media Madrid meyakini bahwa Ancelotti tengah mempertimbangkan kemungkinan mencoret hak tendangan penalti Vinicius, meski saat ini ia diberi prioritas dalam tanggung jawab tersebut di tim.
Di luar lapangan, Vinicius juga memberikan tekanan pada pimpinan Real Madrid selama negosiasi kontrak baru. Ia menuntut kenaikan gaji, bahkan menyeret klub-klub dari Arab Saudi untuk memberikan tekanan. Akan tetapi, penampilannya saat ini memberi alasan bagi dewan untuk menolak permintaannya.
Kisah Arab Saudi dimulai musim panas lalu, dengan perwakilan Vinicius bertemu dengan klub potensial pada bulan Agustus dan Desember. Meskipun Vinicius dan Ancelotti bersikeras ingin bertahan di Real Madrid untuk terus membuat sejarah, rumor kepindahannya terus beredar.
Ancelotti yang dulu cukup lunak terhadap Vinicius, kini perlu menerapkan “tangan besi” untuk mendisiplinkan anak didiknya. Pelatih asal Italia itu sepenuhnya memahami bahwa obsesinya dengan gelar individu dapat menyebabkan Vinicius kehilangan fokus dan memengaruhi tim.
Jika ia tidak segera kembali ke performa terbaiknya, Vinicius tidak hanya akan merusak citranya sendiri tetapi juga memengaruhi kesuksesan Real Madrid musim ini. Mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan di La Liga dan Liga Champions.
Dengan kontrak hingga 2027, masa depan Vinicius di Bernabeu akan menjadi tanda tanya besar jika ia tidak dapat mengatasi masa sulit ini.