Banyak penelitian menunjukkan bahwa jogging tidak hanya membantu tubuh tetap sehat tetapi juga membawa kenyamanan bagi pikiran.
Banyak orang menjadikan jogging sebagai bagian dari rutinitas harian mereka. Mereka menganggapnya sebagai cara berolahraga yang sederhana, mudah dilakukan, dan berjangka panjang. Namun, apakah joging setiap hari benar-benar baik untuk tubuh, atau masih memiliki potensi risiko?
Manfaat Jogging
Penelitian berskala besar telah menunjukkan bahwa sekadar mempertahankan rutinitas jogging selama 5-10 menit setiap hari dengan kecepatan sedang (sekitar 9-10 km/jam) sudah cukup untuk membuat perbedaan nyata pada kesehatan kardiovaskular.
Menurut Healthline , kebiasaan ini dapat membantu mengurangi risiko kematian akibat serangan jantung dan stroke, serta mengurangi kemungkinan banyak penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, dan kanker kolorektal.
Secara khusus, banyak bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik teratur seperti jogging membantu memperlambat perkembangan penyakit neurodegeneratif, termasuk Alzheimer dan Parkinson, berkat kemampuannya untuk meningkatkan aliran darah otak dan mengurangi stres oksidatif.
Efek positif lari tidak terbatas pada fisik. Studi menunjukkan bahwa setelah tiga minggu berlari selama 30 menit di pagi hari, pelari memiliki kualitas tidur yang lebih baik, lebih waspada secara mental, dan lebih fokus belajar dibandingkan kelompok yang tidak berlari. Perubahan ini dijelaskan oleh fakta bahwa olahraga membantu tubuh mengeluarkan endorfin dan serotonin—dua “hormon bahagia” yang mengurangi kecemasan, meningkatkan suasana hati, dan menciptakan rasa rileks.
Risiko Latihan Berlebihan
Berlari, seperti banyak olahraga lainnya, dapat menyebabkan reaksi negatif jika dilakukan secara berlebihan. Cedera yang umum terjadi antara lain nyeri tulang kering, tendonitis, fraktur stres, dan nyeri lutut. Penyebab umumnya antara lain peningkatan intensitas terlalu cepat, teknik lari yang buruk, atau kurangnya istirahat pada tubuh.
Selain itu, berlari terus-menerus tanpa istirahat dapat dengan mudah menyebabkan kelelahan, keletihan, dan bahkan kehilangan minat untuk berolahraga. Beberapa penelitian juga mencatat bahwa berlari terlalu banyak dapat memberi tekanan besar pada jantung, terutama pada orang dengan kondisi medis yang mendasarinya.
Catatan untuk Berlari dengan Aman
Menurut WebMD, bahkan atlet profesional pun melakukan lebih dari sekadar berlari. Mereka sering bergantian antara berenang, bersepeda, latihan beban, atau yoga. Hal ini membantu tubuh bergerak secara komprehensif, meningkatkan kekuatan otot, mengurangi stres sendi, dan meminimalkan cedera.
Jika lari adalah aktivitas utama Anda, cobalah menambahkan 1-2 sesi aktivitas lain setiap minggu. Latihan kekuatan sederhana, latihan beban ringan, atau yoga juga dapat bermanfaat bagi sendi dan otot Anda, yang dapat membantu meningkatkan teknik lari Anda.
Selain itu, pemula sebaiknya tidak berlari terus-menerus setiap hari. Jadwal yang aman adalah 20-30 menit setiap dua hari sekali, lalu secara bertahap tingkatkan waktu dan jaraknya.
Bagi mereka yang lebih terbiasa berlari, jadwalnya bisa lebih bervariasi: lari jarak jauh dengan kecepatan target, sesi akselerasi, beberapa lari pemulihan ringan, dan lari tanjakan bergantian untuk kekuatan. Di akhir pekan, ketika Anda punya lebih banyak waktu, Anda bisa meluangkan jarak yang lebih jauh untuk lari.