Meskipun banyak orang kini lebih akrab dengan kartu SD, SSD, atau penyimpanan cloud, memory stick tetap menjadi bagian penting dalam sejarah teknologi penyimpanan portabel.
Tapi, apa kabar memory stick saat ini? Apakah masih digunakan, atau sudah benar-benar tergantikan oleh teknologi yang lebih baru?
Nah, mari kita kupas tentang memory stick, dari sejarah, fungsi, perbedaan dengan kartu SD, hingga nasibnya di masa depan.
Dari Andalan Sony ke Teknologi yang Mulai Terlupakan
Memory stick pertama kali diperkenalkan oleh Sony pada tahun 1998 sebagai solusi penyimpanan portabel berkapasitas kecil.
Saat itu, memory stick hanya mampu menyimpan 8MB hingga 128MB data. Namun, seiring waktu, kapasitas ini terus ditingkatkan hingga mencapai 1TB di versi-versi terbarunya.
Secara umum, memory stick digunakan untuk menyimpan musik, foto, hingga dokumen penting, dan kompatibel dengan berbagai perangkat seperti kamera digital, laptop, dan pemutar musik. Bentuknya yang kecil dan mudah dibawa menjadikannya pilihan populer saat itu.
Baca juga: Wawancara Yuliya Shlychkova: Kaspersky Tekankan Pentingnya Edukasi dan Kolaborasi
Namun, seiring berkembangnya teknologi, penggunaan memory stick mulai tergeser. Puncaknya terjadi pada tahun 2010, saat Sony mulai mendukung format kartu SD di produk-produknya.
Bahkan, pada tahun 2019, Sony merilis kamera yang sama sekali tidak lagi mendukung memory stick, malah memilih slot SD ganda.
Meskipun begitu, beberapa varian memory stick seperti Memory Stick PRO Duo atau Memory Stick Micro (M2) sempat menjadi andalan untuk perangkat Sony, seperti kamera digital Cyber-shot dan konsol PSP.
Masih Berguna, Tapi Bukan Pilihan Utama
Secara teknis, memory stick masih bisa digunakan dan memiliki sejumlah keunggulan. Misalnya, kecepatan baca/tulis minimum yang stabil, serta daya tahan yang cukup baik untuk keperluan transfer file sehari-hari.
Namun dibandingkan kartu SD, memory stick kalah dalam hal kecepatan maksimum dan kompatibilitas perangkat.
Kartu SD modern seperti SDHC atau SDXC mampu mentransfer data hingga 95MB/detik (baca) dan 90MB/detik (tulis), jauh lebih cepat daripada kebanyakan memory stick yang hanya menawarkan 60MB/detik.
Perbedaan lainnya ada pada jenis pengontrol yang digunakan. Kartu SD menggunakan pengontrol serial yang lebih efisien, sementara memory stick memakai pengontrol paralel yang kinerjanya lebih terbatas untuk jarak jauh, meskipun masih cukup andal untuk pemakaian biasa.
Baca juga: Nintendo Gandeng Samsung untuk Produksi Chip Utama Switch 2
Dan jika Anda tidak sengaja menghapus data dari memory stick, kabar baiknya: masih ada cara memulihkannya.
Dengan bantuan software seperti Wondershare Recoverit, Anda bisa mengembalikan file yang hilang karena penghapusan tidak sengaja, kerusakan file, atau serangan malware hanya dalam tiga langkah mudah.
Bagaimana Masa Depan Memory Stick?
Melihat tren saat ini, memory stick memang semakin jarang digunakan, terutama di luar ekosistem Sony. Bahkan Sony sendiri pun perlahan-lahan mengalihkan fokusnya ke kartu SD dan format penyimpanan lainnya yang lebih kompatibel secara universal.
Namun, bukan berarti memory stick benar-benar punah. Beberapa perangkat lawas dan kolektor teknologi masih mengandalkannya, terutama untuk kebutuhan spesifik yang melibatkan kompatibilitas dengan perangkat Sony lama.
Bisa dibilang, memory stick kini berada di ambang batas antara teknologi klasik dan terlupakan. Pernah berjaya, tetapi kini lebih banyak dikenang sebagai bagian dari evolusi media penyimpanan.
Jadi, dapat disimpulkan, memory stick mungkin bukan lagi pilihan utama di era penyimpanan digital modern, tetapi perannya dalam perjalanan sejarah teknologi tidak bisa dipandang sebelah mata.
Jika masih menyimpannya, bukan berarti Anda ketinggalan zaman, Anda hanya menggunakan teknologi yang sempat menjadi pionir di masanya.