Suyatno (Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar)
Belajar mandiri, beberapa tahun lalu dipandang sebelah mata bahkan dicibir. Dulu, self learning dianggap none sense, tetapi sekarang menjadi make sense. Banyak yang menyangsikan pembelajaran mandiri secara online tanpa pendamping dan interaksi langsung dengan pengajar berdampak dan berguna.
Kini, semua itu dipatahkan oleh keadaan dan keharusan. Semua orang, tanpa kecuali dipaksa belajar sendiri, meningkatkan kompetensinya tanpa menunggu perintah atasan atau yang lain. Seperti yang disampaikan Prof. Ali Ramdhani, pertumbuhan ilmu pengetahuan sangat eksponensial, tumbuh cepat dan bertubi-tubi, sementara manusia hanya bisa menyerap secara linier. Maka MOOC Pintar hadir dengan ruang-ruang belajar dengan fleksibilitas yang tinggi sangat tepat. Proses pembelajaran harus menciptakan ruang-ruang kolaboratif, sehingga evolusi teknologi yang kencang ini dapat diikuti oleh kemampuan individu-individu.
Kebutuhan belajar dan kondisi ekonomi serta kebijakan pemerintah bersama-sama memaksa kita mengambil tindakan cepat dan tepat, bagaimana pola pelatihan yang ada harus berubah sesuai tuntutan tersebut. Harus ada gagasan dan ide baru untuk memecah kebekuan pola pelatihan di Kementerian Agama. Kementerian yang sangat besar dengan SDM yang melimpah membutuhkan keberanian bertindak mengatasi tuntutan ketersediaan pengembangan kompetensi yang komprehensif. Kekuatan sejati sebuah ide terletak pada keberanian untuk mewujudkannya, papar Dr. Mastuki, Kapusbangkom SDM Peka (Pendidikan dan Keagamaan).
Memasuki tahun keempat MOOC Pintar ditantang untuk menjadi alternatif utama dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. MOOC Pintar harus lebih menawarkan kemudahan akses dan fleksibilitas yang tinggi bagi peserta dari berbagai latar belakang, baik untuk meningkatkan kompetensi maupun pengetahuan.
Digital Conference ini digagas bukan hanya sekedar selebrasi atas keberhasilan selama ini, tetapi didesain untuk mendapatkan informasi dan masukan tepat dalam pengembangan dan peningkatan layanan MOOC ke depan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjamin dan meningkatkan mutu kegiatan dan hasilnya (quality assurance and quality improvement).
Dampak dan efektifitas platform MOOC Pintar ini sudah dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat, paling tidak, MOOC Pintar sudah mampu mentransformasi pembelajaran digital di Kementerian Agama. Prestasi yang sangat membanggakan dan layak diapresiasi, apalagi kalau dihitung tingkat efisiensi biaya yang sangat menakjubkan.
MOOC Pintar Kementerian Agama memfasilitasi pelatihan daring terbuka untuk seluruh ASN dan non ASN. Mereka dapat mengakses materi pembelajaran secara gratis, dengan instruksi yang terstruktur serta dilengkapi dengan assessment dan sertifikat.
MOOC Pintar dapat dijadikan alat efektif untuk meningkatkan kompetensi profesional dan akademik karena menawarkan berbagai materi pembelajaran yang relevan dan terbaru. Melalui video interaktif, tugas praktis, dan klinik pengetahuan dimana peserta dapat memperdalam pengetahuan dan mengasah keterampilan tertentu sesuai kebutuhan. Pencapaian yang sangat membanggakan yang sudah dilakukan oleh tim pengembang MOOC Pintar Pusbangkom SDM Peka.
Digital Conference ini menjadi bukti bahwa tingkat literasi digital ASN Kementarian Agama semakin meningkat. Semua ASN Kementerian Agama tidak asing lagi dengan platform MOOC Pintar. Kemudahan aksesibilitas MOOC pintar sangat membantu ASN Kementerian Agama untuk belajar secara mandiri dimanapun dan kapanpun dia mau, anywhere anytime. Dengan semakin banyaknya ASN Kementerian Agama yang mengakses MOOC Pintar, dapat dipastikan kedepan akan terjadi peningkatan kinerja organisasi dan layanan kepada stakeholders. Pembelajaran MOOC Pintar akan memberikan dampak kepada sikap ASN yang responsif terhadap tuntutan layanan, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, mudah dalam melakukan transfer pengetahuan, mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan lebih mudah memberikan solusi terkait permasalahan yang ada dan pada akhirnya mudah mendapatkan kepercayaan orang lain.
Disisi lain, jangkauan wilayah nasional dengan segala perbedaan fasilitas infrastruktur teknologi menjadi tantangan yang tidak mudah bagi pengelola MOOC Pintar untuk terus berbenah mempermudah aksesibilitas layanan dan memperbanyak partisipasi publik.
Tingkat partisipasi yang tinggi pada MOOC Pintar ini disatu sisi sangat membanggakan, tetapi perlu juga dikaji berkaitan dengan tingkat penyelesaian (completion rate) yang masih rendah. Besarnya angka partisipasi dan efisiensi tidak otomatis menjamin keberhasilan pembelajaran dari sisi outcome.
Keyakinan dan keseriusan tim MOOC Pintar dalam mengembangkan dan menindaklanjuti masukan dari Digital Conference ini akan mengantarkan platform ini menjadi embrio lahirnya Corporate University di Kementerian Agama yang membanggakan. MOOC Pintar akan mampu menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kompetensi jika digunakan secara optimal dan disiplin. Ini sekaligus sedikit demi sedikit menepis anggapan bahwa mengikuti MOOC hanya sekedar mengejar sertifikat, karena motivasi mengikuti MOOC Pintar bervariasi antara mereka yang berfokus pada peningkatan kemampuan dan mereka yang mengutamakan mendapatkan sertifikat sebagai pengakuan formal. Optimalisasi manfaat MOOC Pintar dapat dilakukan dengan menyeimbangkan kedua tujuan tersebut sesuai kebutuhan dan tujuan. Selamat dan sukses, MOOC Pintar, membangun ASN Kemenag berdampak.
Suyatno (Kepala Balai Diklat Keagamaan Denpasar)