Game Upin & Ipin Universe seharusnya menjadi langkah besar dalam membawa dua karakter ikonik asal Malaysia ke ranah industri game. Namun sayangnya, harapan tersebut tak berjalan mulus.
Hanya beberapa saat setelah dirilis, game buatan Streamline Studios dan Les Copaque Production ini justru mendapat reaksi keras dari publik, bahkan sampai menyeret tagar #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia menjadi tren di media sosial X (dulu Twitter).
Kontroversi dan kritik datang dari berbagai sisi: harga jual yang dianggap terlalu mahal, kualitas game yang dipertanyakan, masalah internal perusahaan, hingga perlakuan terhadap kreator konten.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat Upin & Ipin Universe gagal total di pasaran?
1. Harga Tidak Masuk Akal untuk Kualitas yang Ditawarkan
Salah satu pemicu utama kemarahan gamer adalah harga game yang dinilai sangat mahal. Upin & Ipin Universe dijual seharga RM177 atau sekitar Rp650.000.
Angka tersebut dianggap tidak sepadan dengan konten game yang ditawarkan, terutama karena banyak ditemukan bug teknis dan kualitas grafis serta gameplay yang dinilai belum layak untuk rilis komersial.
2. Masalah Internal: Gaji Karyawan Tertunda dan Hak Tidak Dibayar
Masalah lain yang memperparah reputasi game ini adalah isu internal perusahaan. Menurut laporan dari NmiaGaming, Streamline Studios dilaporkan menunggak gaji karyawan selama berbulan-bulan.
Tidak hanya itu, beberapa mantan staf yang terkena PHK juga belum mendapatkan kompensasi yang seharusnya.
Lebih serius lagi, disebutkan bahwa perusahaan tidak menyetorkan kontribusi ke EPF (Employees Provident Fund), skema pensiun wajib di Malaysia. Hal ini membuat banyak warganet merasa perusahaan telah melakukan pelanggaran serius terhadap hak pekerja.
3. Kontroversi dengan Kreator Konten: Copyright Strike Tak Masuk Akal
Masalah lain yang memicu gelombang boikot adalah perlakuan Les Copaque terhadap kreator konten. Dua kreator konten, salah satunya Windah Basudara, salah satu streamer gaming terbesar di Indonesia mendapatkan copyright strike ketika menayangkan gameplay Upin & Ipin Universe di YouTube.
Ironisnya, Les Copaque kemudian menggunakan potongan video dari konten tersebut tanpa izin untuk promosi game mereka, memicu reaksi keras dari komunitas.
Menanggapi hal ini, Les Copaque akhirnya merilis video klarifikasi berjudul Soal Jawab: Upin & Ipin Universe. Dalam video tersebut, mereka menyebut bahwa musik dari serial animasi yang digunakan dalam game memicu sistem copyright otomatis YouTube.
Les Copaque juga menyatakan tengah berupaya bekerja sama dengan publisher agar konten kreator bisa dimonetisasi tanpa terkena penalti, dan menyarankan sementara untuk mematikan musik dalam game saat streaming.
Klarifikasi Les Copaque dan Bantahan Isu Gaji
Dalam pernyataan resminya, pihak Les Copaque membantah bahwa mereka belum membayar developer. Mereka menegaskan bahwa semua hak telah dibayarkan sebelum game dirilis, dan jika tidak, game tersebut tidak akan bisa diluncurkan ke publik.
“Jika tidak bayar daveloper, game ini mungkin tidak akan dirilis ke publik seperti sekarang,” kata mereka.”Saya tak tahu juga gaji staf mana yang tak dibayar gaji,”
Soal bug dan performa game, mereka beralasan bahwa pengembangan game selalu melalui pembaruan bertahap. Mereka menjanjikan update patch berkala untuk memperbaiki berbagai masalah teknis.
“Kita akan atasi dari masa ke sama, kita akan update patch, game memang seperti itu, gamers biasanya paham lah soal itu,” ujar pihak Les Copaque Production.
Kini, Les Copaque dan Streamline Studios harus menghadapi konsekuensi reputasi yang hancur dan kepercayaan publik yang telah tergerus. Apakah mereka bisa bangkit dan menebus kesalahan?