Sony kembali membuat gebrakan di industri gim global dengan mengumumkan kenaikan harga konsol PlayStation 5. Pengumuman ini disampaikan pada hari Rabu dan akan mulai berlaku efektif pada Kamis, 21 Agustus.
Langkah ini menjadi sorotan utama di tengah dinamika ekonomi global yang semakin kompleks, terutama menyusul kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Berdasarkan informasi dari Techcrunch, Kamis (21/8/2025), kenaikan harga ini disebut sebagai respons terhadap “lingkungan ekonomi yang menantang,” sebuah istilah yang merujuk pada tarif sebesar 15% yang diumumkan oleh Gedung Putih terhadap produk asal Jepang pada akhir Juli.
Imbasnya, harga PlayStation 5 di pasar Amerika Serikat akan melonjak sekitar $50. Versi standar akan dibanderol seharga $549,99, sementara Digital Edition naik menjadi $499,99.
Untuk gamer yang mengincar performa maksimal, PlayStation 5 Pro kini dijual dengan harga $749,99. Kenaikan ini menandai perubahan signifikan dalam strategi harga Sony, yang sebelumnya cenderung menahan harga di pasar AS meski tekanan ekonomi global meningkat.
Menariknya, Sony menegaskan bahwa perubahan harga ini hanya berlaku di Amerika Serikat. Negara lain tidak akan mengalami penyesuaian harga serupa, dan harga aksesori resmi PlayStation juga tetap stabil.
Namun, jika menilik ke belakang, Sony telah melakukan penyesuaian harga di beberapa wilayah seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru pada bulan April lalu. Alasan yang dikemukakan pun serupa: kondisi pasar yang tidak bersahabat dan tekanan inflasi yang terus membayangi.
Kenaikan harga konsol bukanlah hal baru bagi Sony. Pada tahun 2022, perusahaan ini sempat menaikkan harga PlayStation 5 di sejumlah negara karena lonjakan inflasi global. Namun, saat itu pasar AS masih aman dari dampak tersebut. Kini, dengan adanya tarif baru dari pemerintahan Trump, Sony akhirnya harus menyesuaikan strategi harga mereka di negeri Paman Sam.
Langkah Sony ini rupanya memicu reaksi dari para pesaingnya. Microsoft, misalnya, telah mengindikasikan akan menaikkan harga konsol mereka antara $80 hingga $100. Tak hanya itu, harga game, pengontrol, dan aksesori juga akan mengalami penyesuaian.
Sementara itu, Nintendo mengambil pendekatan yang sedikit berbeda. Mereka memilih untuk menaikkan harga beberapa aksesori untuk konsol Nintendo Switch 2, namun tetap mempertahankan harga konsol utama agar tetap kompetitif di pasar.
Perubahan harga ini menjadi sinyal kuat bahwa industri gim sedang menghadapi tantangan ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Tarif impor, inflasi, dan fluktuasi pasar global memaksa para pemain besar untuk menyesuaikan strategi mereka demi menjaga profitabilitas dan daya saing. Bagi para gamer, ini mungkin saat yang tepat untuk mempertimbangkan pembelian sebelum harga semakin melambung.
Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin kita akan melihat gelombang penyesuaian harga di berbagai lini produk teknologi lainnya. Dunia gim kini bukan hanya soal hiburan, tapi juga cerminan dari dinamika ekonomi global yang terus bergerak.