Tesla mengalami perubahan besar dalam proyek robot humanoidnya setelah kepala divisi Optimus, Milan Kovac, resmi meninggalkan perusahaan.
Perkembangan mengejutkan datang dari Tesla pada awal Juni 2025. Milan Kovac, yang memimpin pengembangan robot humanoid Tesla bernama Optimus, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Kovac melalui akun X (sebelumnya Twitter), sembari menegaskan bahwa keputusannya murni bersifat personal dan tidak akan memengaruhi rencana perusahaan untuk memproduksi ribuan robot tahun ini.
Dalam pernyataannya, Kovac menyebut keputusannya diambil untuk “menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga di luar negeri.” Ia juga menegaskan bahwa dukungannya terhadap Elon Musk dan tim Tesla tetap “tak tergoyahkan”.
Baca juga: Cikal Bakal Kurir Masa Depan, Amazon Latih Robot Humanoid untuk Kirim Paket!
Over the past 9+ years, I’ve had the immense privilege to work with some of the most brilliant minds in AI & engineering. I’ve built friendships that will last a lifetime.
This week, I’ve had to make the most difficult decision of my life and will be moving out of my position.… pic.twitter.com/ENwYRDQkMO
— Milan Kovac (@_milankovac_) June 6, 2025
Hal ini tampaknya ditujukan untuk meredam spekulasi yang mengaitkan kepergiannya dengan aktivitas politik Musk belakangan ini atau perselisihannya di media sosial dengan tokoh politik seperti Donald Trump.
CEO Tesla, Elon Musk, pun memberikan penghargaan atas kontribusi Kovac selama lebih dari satu dekade di perusahaan. Dalam cuitannya, Musk menyampaikan, “Terima kasih atas kontribusi luar biasa Anda untuk Tesla selama 10 tahun terakhir.”
Optimus: Taruhan Terbesar Tesla di Tengah Lesunya Penjualan EV
Robot Optimus sendiri telah digadang-gadang sebagai proyek masa depan Tesla yang paling penting. Musk bahkan pernah menyebutnya sebagai “pengembangan produk paling signifikan” di Tesla saat ini, bahkan melampaui mobil listrik dan proyek robotaxi otonom.
Dengan target ambisius untuk memproduksi 5.000 unit Optimus pada tahun 2025 dan 50.000 unit pada 2026, Tesla tengah berusaha mengalihkan perhatian dari penurunan penjualan kendaraan listrik serta gejolak harga saham perusahaan.
Pada bulan Maret lalu, Musk menyatakan bahwa Tesla siap memproduksi “setidaknya satu legiun robot” tahun ini dan “sepuluh legiun” pada tahun berikutnya, satu legiun di sini diperkirakan setara dengan 5.000 robot.
Namun, ambisi besar ini kini menghadapi tantangan besar setelah mundurnya Kovac. Posisi strategis yang ia tinggalkan kini akan diambil alih oleh Ashok Elluswamy, kepala tim Autopilot Tesla.
Baca juga: Elon Musk: Robot Humanoid Akan Lebihi Jumlah Manusia di 2040
Elluswamy dikenal memiliki pengalaman mendalam dalam pengembangan sistem otonom, namun publik masih menunggu bagaimana transisi kepemimpinan ini akan memengaruhi kelangsungan proyek Optimus yang saat ini berada dalam fase kritis.
Tantangan Teknis dan Geopolitik yang Tak Bisa Diabaikan
Di luar persoalan manajerial, Tesla juga menghadapi hambatan dalam hal pasokan material penting untuk robot humanoidnya.
Salah satu tantangan terbesar datang dari pembatasan ekspor mineral tanah jarang (rare earth) dan magnet oleh pemerintah China, komponen vital dalam pembuatan motor dan sistem aktuator robot Optimus.
Sebagai negara produsen utama rare earth, keputusan China untuk memperketat ekspor bahan-bahan tersebut tentu berpotensi memperlambat jalur produksi Tesla.
Jika tidak segera diantisipasi, krisis pasokan ini bisa menjadi penghalang besar bagi target produksi Optimus yang sangat ambisius.
Optimus merupakan proyek visioner yang ditujukan untuk mendemonstrasikan kemampuan robot humanoid dalam mengerjakan tugas-tugas umum, seperti mengangkat barang, melakukan aktivitas rumah tangga, bahkan bekerja di pabrik Tesla sendiri.
Proyek ini bukan hanya menjadi simbol kemajuan teknologi perusahaan, tetapi juga upaya Tesla untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar kendaraan listrik.
Sumber foto: tesla.com